Stres Berat Bisa Picu Stroke di Usia Muda? Begini Penjelasannya

Stres Berat Bisa Picu Stroke di Usia Muda? Begini Penjelasannya

Suci Risanti Rahmadania - detikKalimantan
Senin, 24 Nov 2025 12:30 WIB
Usia 20 kena stroke
Foto: TikTok @adeliars/ atas izin yang bersangkutan
Balikpapan -

Delia, perempuan berusia 20 tahun ini sudah mengalami stroke, meski usianya masih muda. Pada 29 Agustus 2025 perempuan Wonogiri, Jawa Tengah itu mendadak merasakan pusing hebat disertai kesulitan berbicara. Tubuhnya masih bisa digerakkan, tetapi terasa sangat lemas.

Dikutip detikHealth dari akun TikToknya, ia sempat menunggu karena mengira gejalanya akan membaik dengan sendirinya. Namun hingga dua jam berlalu, kemampuan bicaranya tak juga pulih. Keluarga yang panik akhirnya membawa Delia ke dokter saraf terdekat di Wonogiri untuk mendapatkan pemeriksaan segera.

"Pas di rumah sakit di Wonogiri deket rumah, itu cuma pembengkakan otak itu sudah di CT scan. Tapi dokter spesialisnya bilang kalau cuma pembengkakan otak kok nggak bisa ngomong, ini harus di MRI gitu kan mangkanya dirujuk ke rumah sakit yang ada di Solo," katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Delia kemudian dirujuk ke salah satu rumah sakit di Solo untuk menjalani pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan lebih lanjut melalui Transcranial Doppler (TCD) menunjukkan adanya penyumbatan dan kekakuan pada pembuluh darah di otaknya.

Terkait pemicunya, Delia mengaku belakangan sering dilanda banyak pikiran hingga mengalami stres berat. Lantas benarkah itu pemicunya?

Direktur Medik dan Keperawatan RS PON, dr Reza Aditya Arpandy, SpS menjelaskan bahwa stres berat dan depresi dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami stroke, meski bukan menjadi penyebab utamanya.

Saat seseorang mengalami stres, tubuh akan melepaskan hormon adrenalin dan kortisol. Kedua hormon ini dapat meningkatkan tekanan darah dan membuat detak jantung menjadi lebih cepat, sehingga memicu kondisi yang berpotensi berbahaya.

"Kalau kondisi ini terjadi berulang atau cukup berat, maka risiko terjadinya kerusakan pada pembuluh darah dan lonjakan tekanan darah menjadi lebih tinggi, sehingga dapat memicu stroke, terutama bila orang tersebut sudah punya faktor risiko lain, seperti hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes, merokok, obesitas, atau memang sudah ada kelainan pembuluh darah otak sebelumnya," ucapnya saat dihubungi detikcom, Senin (24/11/2025).




(aau/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads