3 Bulan Longsor, Perbaikan Jalan Trans Kaltara di Nunukan Mangkrak

3 Bulan Longsor, Perbaikan Jalan Trans Kaltara di Nunukan Mangkrak

Oktavian Balang - detikKalimantan
Selasa, 18 Nov 2025 10:29 WIB
Kondisi Jalan Trans Kaltara yang memprihatinkan setelah longsor 3 bulan lalu.
Kondisi Jalan Trans Kaltara yang memprihatinkan setelah longsor 3 bulan lalu. Foto: Istimewa
Nunukan -

Kondisi Jalan Trans Kaltara di kawasan Batu Mayau, Desa Sebulu, Kecamatan Tulin Onsoi, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara), semakin memprihatinkan. Perbaikan di jalan tersebut mangkrak setelah longsor tiga bulan lalu.

Tiga bulan atau hampir 100 hari pasca tertimbun longsor pada 3 Agustus lalu, perbaikan jalan nasional ini dinilai mangkrak. Padahal, jalur ini merupakan akses strategis nasional yang menghubungkan Nunukan, Malinau, Tanjung Selor, hingga ke wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.

Berdasarkan pantauan di lokasi, badan jalan sepanjang kurang lebih 10 meter dengan lebar 3 meter ambruk ke jurang. Dinding penahan tanah maupun pagar pembatas jalan juga ikut terseret material longsor. Kini, jalan tersebut hanya menyisakan setengah ruas yang bisa dilalui.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Camat Tulin Onsoi, Kristoforus Belake, membenarkan bahwa hingga kini belum ada progres perbaikan yang signifikan di lokasi tersebut. Ia menyebut, meskipun alat berat sudah berada di lokasi, aktivitas pengerjaan fisik justru belum terlihat.

"Untuk sementara kan alat-alat lagi stand by di situ untuk proses perbaikannya. Tapi kalau berdasarkan pantauan, sementara ini belum ada kegiatan," ujar Kristoforus saat dikonfirmasi, Selasa (18/11/2025).

Kondisi Jalan Trans Kaltara yang memprihatinkan setelah longsor 3 bulan lalu.Alat yang diparkir di Jalan Trans Kaltara. Foto: Istimewa

Kristoforus menjelaskan bahwa alat berat tersebut sebenarnya sudah disiagakan sejak longsor pertama kali terjadi tiga bulan lalu. Namun, alat tersebut hanya terparkir tanpa ada pergerakan perbaikan jalan.

"Saat ada longsor kan (alat berat) standby saja di situ. Kalau untuk aktivitas, itu belum ada kegiatan. Belum ada pengerjaannya," tegasnya.

Akibat kerusakan ini, arus lalu lintas di kawasan tersebut menjadi terhambat. Kendaraan roda empat harus melintas secara bergantian karena lebar jalan yang tersisa hanya cukup untuk satu kendaraan.

Kondisi ini diperparah dengan minimnya rambu peringatan di sekitar lokasi patahan jalan. Tanda yang ada hanya dibuat seadanya, padahal potensi longsor susulan masih mengancam sewaktu-waktu, terutama jika curah hujan tinggi.

"Kalau untuk aktivitas kendaraan lancar saja untuk sementara ini. Tapi hanya bisa digunakan untuk satu kendaraan saja, satu jalur di titik itu," jelas Kristoforus.

Pihak Kecamatan Tulin Onsoi mengaku telah mengambil langkah administratif. Kristoforus menyebut pihaknya sudah menandatangani berita acara dan menyampaikan kondisi darurat ini kepada pihak Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) selaku penanggung jawab.

"Kita kemarin dari bagian lapangan sudah buatkan berita acara tanda tangan. Ke Balai Jalan sudah kita sampaikan juga, karena statusnya ini Jalan Nasional," ungkapnya.

Mewakili masyarakat, Kristoforus berharap perbaikan segera direalisasikan mengingat vitalnya peran jalan tersebut sebagai urat nadi perekonomian dan akses utama warga perbatasan.

"Harapan masyarakat, karena itu kan salah satu jalur akses (utama), semoga bisa cepat diperbaiki," pungkasnya.

Guna mendapatkan kejelasan ihwal status pengerjaan jalan lintas nasional, detikKalimantan masih menunggu respon dari Kepala BPBD Nunukan.

Halaman 3 dari 2
(bai/bai)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads