Begini Wujud Bumi 1,5 Miliar Tahun Lalu, Beda Jauh!

Begini Wujud Bumi 1,5 Miliar Tahun Lalu, Beda Jauh!

Rachmatunnisa - detikKalimantan
Sabtu, 08 Nov 2025 21:11 WIB
Ilustrasi bumi, bulan, dan matahari di luar angkasa
Foto: Getty Images/photovideostock
Balikpapan -

Sekitar 1,5 miliar tahun yang lalu, sebuah daratan besar bernama Nuna mulai terpecah. Peristiwa itu mengubah wajah bumi zaman purba, membuatnya tidak terlihat seperti sekarang.

Dikutip detikInet dari laman Earth, sebelum ada pohon, hewan, atau bahkan jamur, planet ini telah berubah secara signifikan. Pergeseran di Nuna membentuk jenis planet tempat kehidupan kompleks, bumi.

Pada saat itu, permukaan Bumi sebagian besar berupa lautan yang membungkus satu benua raksasa. Namun, jauh di bawah tanah, lempeng tektonik terus bergerak, dan gerakan lambat itu mulai memisahkan Nuna.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perpecahan itu lebih dari sekadar mengubah peta, tetapi juga memicu perubahan di lautan, atmosfer, dan iklim yang membantu kehidupan menjadi lebih kompleks.

Para ilmuwan pernah menyebut satu blok sejarah Bumi, dari sekitar 1,8 hingga 0,8 miliar tahun yang lalu, menamainya sebagai periode 'Boring Billion' yang berarti Miliaran yang Membosankan. Mereka mengira tidak banyak yang terjadi di sana, baik secara geologis maupun biologis.

Namun, konsep itu tidak berlaku lagi. Saat Nuna mulai terpecah, ia memicu serangkaian perubahan yang membentuk kembali permukaan planet dan membuatnya lebih cocok untuk kehidupan yang kompleks.

Untuk memahami bagaimana semua peristiwa ini berlangsung, para peneliti mengembangkan model rinci yang melacak pergerakan lempeng tektonik selama 1,8 miliar tahun terakhir. Melalui model tersebut, mereka dapat melihat bagaimana benua berpindah dan terpecah, serta bagaimana karbon bergerak antara bagian dalam Bumi, lautan, dan atmosfer.

Salah satu hal penting yang terjadi saat superkontinen Nuna mulai terbelah adalah terbentuknya lebih banyak garis pantai dan laut dangkal. Sekitar 1,46 miliar tahun yang lalu, luas landas kontinen dangkal meningkat lebih dari dua kali lipat hingga mencapai sekitar 129 ribu kilometer.

Kehadiran perairan dangkal ini memiliki peran besar. Daerah tersebut kemungkinan memiliki kadar oksigen lebih tinggi, suhu yang relatif stabil, dan kondisi lingkungan yang ideal bagi munculnya kehidupan kompleks awal.

Peristiwa ini juga bertepatan dengan fase penting lainnya. Berdasarkan catatan fosil, eukariota-organisme yang memiliki inti sel-muncul untuk pertama kalinya sekitar 1,05 miliar tahun lalu. Eukariota inilah yang kemudian mencakup tumbuhan, hewan, dan jamur. Sebelum kemunculan mereka, Bumi didominasi oleh bentuk kehidupan sederhana bersel tunggal.

Pada masa yang bersamaan dengan terbentuknya laut-laut dangkal tersebut, siklus karbon di Bumi juga mengalami perubahan. Aktivitas gunung berapi yang biasanya melepaskan karbon dioksida ke atmosfer menjadi berkurang.

Selain itu, karbon semakin banyak tersimpan di kerak samudra. Ketika punggungan samudra meluas, air laut masuk ke dalam celah batuan dan bereaksi membentuk batu kapur, sehingga karbon terkunci di dalamnya.

"Efek ganda ini, berkurangnya pelepasan karbon vulkanik dan peningkatan penyimpanan karbon geologis, mendinginkan iklim Bumi dan mengubah kimia lautan, menciptakan kondisi yang sesuai untuk evolusi kehidupan yang lebih kompleks," kata Profesor Adriana Dutkiewicz dari School of Geosciences di University of Sydney.

Ketika Nuna terpecah, lautan baru tak hanya terbentuk, tetapi juga tetap ada. Stabilitas seperti itu penting. Eukariota awal membutuhkan lebih dari sekadar kondisi yang menguntungkan dalam waktu singkat, mereka membutuhkan dukungan kimia dan fisik selama jutaan tahun.

Artikel ini sudah tayang di detikInet. Baca selengkapnya di sini.




(aau/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads