Kurang Aktivitas Fisik Jadi Masalah Kesehatan Terbanyak Warga +62

Nasional

Kurang Aktivitas Fisik Jadi Masalah Kesehatan Terbanyak Warga +62

Nafilah Sri Sagita K - detikKalimantan
Rabu, 05 Nov 2025 12:30 WIB
Shot of a young businesswoman experiencing back pain while working in an office
Ilustrasi kurang aktivitas fisik. Foto: Getty Images/PeopleImages
Jakarta -

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan ada lebih dari 50 juta warga telah mengikuti cek kesehatan gratis (CKG). Sebanyak 50,5 juta dari total 53,6 juta pendaftar telah mengikuti pemeriksaan.

Dilansir detikHealth, hasilnya menunjukkan kurang aktivitas fisik menjadi masalah kesehatan terbanyak yang dialami oleh peserta CKG. Pemeriksaan berjalan selama periode 10 Februari hingga 4 November 2025, dengan rincian 34,3 juta orang mengikuti CKG umum dan 16,2 juta lainnya mengikuti CKG di sekolah.

Menurut data per akhir Oktober 2025, hampir 96% peserta CKG usia dewasa dilaporkan mengalami kurang aktivitas fisik. Masalah terbanyak kedua yakni karies gigi (41,9%), obesitas sentral (32,9%) dan overweight/obesitas (24,4%).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kekurangan aktivitas fisik juga terdeteksi pada peserta remaja dan pelajar, jumlahnya mencapai 60,1%. Masalah terbesar kedua sama seperti peserta dewasa, yakni karies gigi (50,3%). Kemudian masalah yang disoroti lainnya adalah anemia (27,2%).

Temuan ini menunjukkan bahwa masalah kurang aktivitas fisik serta pola makan tidak sehat tidak hanya terjadi pada usia lanjut atau lansia, tetapi juga telah muncul sejak usia muda.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan temuan ini harus menjadi pengingat serius akan pola hidup warga Indonesia.

"Data CKG juga memberi peringatan serius bahwa aktivitas fisik dan pola hidup sehat harus semakin menjadi prioritas bersama," kata Budi, Rabu (5/11/2025).

Budi menambahkan bahwa program CKG tak cuma fokus pada menggaet sebanyak mungkin peserta, tetapi menjadi bahan penting bagi Kemenkes untuk menyusun kebijakan yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat.

"Program ini bukan hanya soal jumlah peserta, tapi bagaimana hasilnya kita gunakan untuk memperkuat kebijakan, layanan kesehatan, dan intervensi di masyarakat," paparnya.

Budi menegaskan hasil CKG ini juga akan digunakan untuk memperkuat kebijakan dan program promotif-preventif. Fokusnya diharapkan akan lebih banyak ke upaya mencegah masyarakat jatuh sakit, bukan bagaimana masyarakat sembuh dari penyakit.

"Kita ingin masyarakat bukan hanya sembuh dari penyakit, tapi mampu menjaga kesehatannya secara berkelanjutan," ujarnya.

Baca selengkapnya di sini.




(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads