Hujan deras disertai angin kencang yang melanda Bogor, Jawa Barat, pada Senin (3/11) sore menyebabkan bangunan SMKN 1 Gunung Putri mengalami kerusakan cukup parah. Atap sejumlah ruang kelas ambruk. Siswa pun terpaksa belajar secara daring atau online.
Dikutip dari detikNews, peristiwa terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Saat insiden terjadi, ruang kelas masih berisi siswa meski kegiatan belajar mengajar sudah selesai. Total ada 5 kelas yang atapnya roboh.
"Bangunan yang roboh itu satu gedung berisi lima kelas. Kebetulan proses belajar-mengajar sudah selesai. Ada empat kelas masing-masing diisi 36 siswa, sementara satu kelas sedang praktik di luar," jelas Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Bogor Yudi Santosa dilansir Antara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yudi menambahkan, sebagian siswa telah pulang dan sebagian memilih berteduh di kelas sambil menunggu hujan reda. Saat itulah ada dahan pohon besar di belakang sekolah yang menimpa salah satu gedung sekolah hingga atap roboh.
"Ketika hujan besar, di belakang ada dahan pohon yang jatuh menimpa gedung, lalu roboh. Anak-anak yang di dalam sebagian menjadi korban," ucapnya.
Menurut data damkar, total ada 44 siswa yang menjadi korban. Sebanyak 22 orang mengalami luka ringan dan dibawa ke puskesmas setempat, 2 orang luka berat dirujuk ke RS Hermina, 2 lainnya ke RSUD Cileungsi, dan 18 siswa luka ringan dibawa ke Klinik Kenari.
Usai kejadian itu, pihak sekolah memberlakukan pembelajaran online selama beberapa hari ke depan. Kepala SMKN 1 Gunung Putri Nani Yulianti menyampaikan guru-guru tetap datang ke sekolah dan memberikan pembelajaran dari sekolah.
"Jadi untuk semua siswa, mulai hari ini sampai hari Jumat kita putuskan pembelajaran dilakukan secara daring. Tetapi guru tetap ada di sekolah untuk pelaksanaan pembelajaran dari sekolah dan siswa ada di rumah," kata Nani saat dihubungi, Selasa (4/11/2025).
Siswa akan kembali belajar di sekolah pada minggu depan. Namun, karena keterbatasan ruangan setelah ada yang roboh, kegiatan belajar mengajar akan dilakukan dengan ruang kelas yang ada secara bergantian.
"(Kemudian) untuk minggu depan, kita lakukan rotasi untuk siswa di lima kelas ini, bergantian. Jadi untuk (siswa) yang lima kelas ini tidak daring terus, nanti digilir dengan siswa di kelas yang tidak terdampak, mulai minggu depan," lanjut Nani.
Baca selengkapnya di sini dan di sini.
(des/des)
                                
                                
                                
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        