.webp)
Penggalian terowongan bawah tanah yang dilakukan otoritas Israel mengancam bangunan Masjid Al-Aqsa di area Kota Tua Yerusalem. Otoritas Yerusalem pun meminta agar Israel tak melanjutkan proses penggalian tersebut.
Dikutip detikNews dari Al Arabiya, penasihat Kantor Gubernur Yerusalaem, Marouf Al-Rifai, menyampaikan peringatannya ketika diwawancara oleh kantor berita Palestina WAFA pada Kamis (23/10) waktu setempat.
"Memperingatkan agar Israel tidak melanjutkan penggalian lama dan baru di bawah Masjid Al-Aqsa, khususnya penggalian terowongan yang menghubungkan beberapa situs kolonial," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Al-Rifai menyampaikan bahwa aktivitas penggalian tersebut berpotensi menimbulkan kerusakan fondasi pada sejumlah bangunan penting di Yerusalem.
"Penggalian tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada beberapa landmark Palestina, seperti rumah-rumah bersejarah dan sekolah-sekolah kuno, serta mempengaruhi tanah di bawah Masjid Al-Aqsa, yang mengancam stabilitas fondasinya," sebutnya.
Al-Rifai juga menyebut penggalian ini tidak didasari metodologi ilmiah dan merupakan pelanggaran status quo. Hal ini menurutnya menegaskan bahwa penggalian terowongan murni bermuatan politik. Al-Rifai mengatakan otoritas Israel berusaha menyingkirkan semua bangunan milik Palestina di sepanjang area pembangunan jalan.
Adapun rencana jangka panjang pembangunan ruas jalan, bundaran, dan jembatan yang menghubungkan antara persimpangan Anata dan pos pemeriksaan Hizma. Sejumlah pasukan Israel, kata Al-Rifai, menyerbu gerbang masuk dan memerintahkan pembongkaran bengkel serta pabrik logam dan furnitur.
Sekelompok pemukim Israel juga disebut kembali menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa pada Kamis (23/10), meski wilayah tersebut di bawah perlindungan ketat. Sejumlah saksi mata mengungkapkan puluhan orang memasuki area masjid secara berkelompok. Mereka disebut melakukan semacam tur provokatif.
Baca selengkapnya di sini.
(des/des)
