Kemendikti Minta Dugaan Bullying Mahasiswa Unud Diusut Transparan

Nasional

Kemendikti Minta Dugaan Bullying Mahasiswa Unud Diusut Transparan

Devi Puspitasari - detikKalimantan
Minggu, 19 Okt 2025 15:40 WIB
Renungan Malam untuk mengenang Timothy Anugerah Saputra, mahasiswa Sosiologi, FISIP Universitas Udayana, di depan Gedung FISIP Unud, Denpasar, Jumat (17/10/2025).
Foto: Tangkapan layar Instagram @univ.udayana
Jakarta -

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) meminta Universitas Udayana (Unud) untuk mengusut kematian mahasiswa berinisial TAS (22). Ini dilakukan setelah ada dugaan TAS bunuh diri karena bullying.

Ditjen Dikti Kemendiktisaintek, Khairul mengatakan telah berkoordinasi dengan pihak Unud. Dia meyakini pihak kampus akan transparan menangani kasus ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemdiktisaintek turut berdukacita atas wafatnya Saudara Timothy, mahasiswa Universitas Udayana. Kami telah berkoordinasi dengan pimpinan universitas untuk memastikan penanganan kasus ini dilakukan dengan baik, objektif, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku," ujar Khairul saat dihubungi detikNews, Minggu (19/10/2025).

Kemendikti mempercayai pihak kampus akan bijak juga transparan, mengutamakan perlindungan dan memulihkan suasana akademik hang aman bagi civitas kampus.

"Kami percaya pihak kampus akan menempuh langkah yang bijak, transparan, dan berkeadilan, dengan tetap mengutamakan perlindungan serta pemulihan suasana akademik yang aman bagi seluruh sivitas," ujarnya.

Dia mengatakan setiap perguruan tinggi telah diwajibkan membentuk Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (Satgas PPK) sesuai Permendikbudristek Nomor 55 Tahun 2024. Kemdiktisaintek mendorong Satgas tersebut agar berfungsi secara efektif memperkuat budaya kampus yang berintegritas, empatik, dan bebas dari kekerasan.

"Kemdiktisaintek terus mendorong agar Satgas berfungsi secara efektif serta memperkuat budaya kampus yang berintegritas, empatik, dan bebas dari kekerasan," tutupnya.

Seperti diketahui, TAS (22), mahasiswa semester VII Program Studi Sosiologi FISIP Unud meninggal dunia setelah melompat dari lantai empat gedung FISIP Unud, Denpasar, Bali, Rabu (15/10). Polisi memastikan korban melompat dari lantai empat, bukan lantai dua seperti kabar yang sempat beredar.

Setelah kematian TAS, sejumlah tangkapan layar percakapan grup mahasiswa beredar di media sosial. Dalam percakapan itu, sejumlah mahasiswa lintas fakultas seperti FISIP, FKP, dan Kedokteran menertawakan kematian TAS. Mereka bahkan mengolok-olok dan membandingkan fisiknya dengan kreator konten Kekeyi.

Kata FISIP Unud

Wakil Dekan III FISIP Unud, I Made Anom Wiranata, sebelumnya sudah buka suara. Dia menyebut pelaku bullying terhadap TAS (22) setelah meninggal bukan merupakan teman sekelas korban. Anom mengatakan korban dan para pelaku tak saling mengenal.

"Saudara T itu meninggal bukan karena bullying. Apalagi adik-adik di depan ini tidak mengenal Saudara T. Bullying terjadi setelah T jatuh. Itu bukan dari teman-teman kami, juga bukan dari teman sekelasnya. Bukan sama sekali," kata Anom dilansir detikBali, Sabtu (18/10/2025).

"Saudara T ini, menurut penuturan ibunya, memiliki masalah kesehatan mental. Sejak SMP, Saudara T mendapat penanganan psikologis dari konselor. Ada terapinya," ujarnya.

Baca artikel selengkapnya di sini.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Mendikti Serahkan Kasus Dugaan Bullying Timothy ke Pihak Kampus"
[Gambas:Video 20detik]
(bai/bai)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads