Kim Jong Un melarang wanita Korea Utara menjalani operasi pembesaran payudara. Menurutnya, implan payudara adalah tindakan yang 'tidak sosialis' sekaligus 'borjuis'
Dikutip Wolipop dari The Sun, Kim Jong Un memerintahkan bawahannya untuk mengawasi wanita yang diduga melakukan 'penistaan' tersebut. Instruksi keras itu muncul di tengah persidangan dua wanita berusia 20 tahunan yang dituduh menjalani operasi pembesaran payudara dengan bantuan seorang ahli bedah ilegal.
Dalam persidangan di Sariwon, anggota Partai Komunis bahkan diperintahkan melakukan pemeriksaan fisik terhadap kedua wanita itu. Itu diklaim sebagai upaya 'melindungi rakyat Korea Utara dari budaya borjuis'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kekhawatiran yang muncul di lingkaran pemerintahan Korea Utara, semakin banyak wanita yang 'ternoda budaya borjuis' dan 'terjebak perilaku kapitalis'.
Sebagai tindak lanjut, para tersangka akan dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Media Korea Selatan Daily NK menyebut hukuman berat sudah menanti jika terbukti benar.
Upaya pembesaran payudara tergolong ilegal di Korea Utara. Namun minat wanita terhadap bedah plastik disebut terus meningkat.
Baru pekan lalu, dua wanita diarak dalam persidangan terbuka bersama seorang dokter yang dituduh melakukan operasi serupa. Dokter tersebut dilaporkan keluar dari sekolah kedokteran dan beralih ke bisnis implan ilegal.
Ia tertangkap dalam operasi penyamaran di rumahnya, dengan implan silikon impor dari China, instrumen bedah, serta uang tunai yang dijadikan barang bukti.
"Perempuan yang hidup dalam sistem sosialis telah ternoda oleh kebiasaan borjuis dan terlibat dalam perilaku kapitalis yang busuk," ujar jaksa dalam persidangan.
Dua wanita tersebut mengaku operasi itu dilakukan untuk memperbaiki bentuk tubuh, namun pembelaan mereka ditolak hakim. Sidang juga mengungkap Departemen Keamanan Publik mulai melakukan pemeriksaan terhadap wanita lain yang diduga menjalani pemasangan implan payudara.
Aksi pembesaran payudara disebut melonjak popularitasnya sejak musim panas lalu. Departemen Keamanan Publik Pyongyang mengeluarkan 'perintah penindakan' sejak 13 Juli hingga akhir September 2025.
Satuan tugas khusus dibentuk untuk memberantas tindakan anti-sosialis, dengan misi menangkap para pelanggar. Petugas wanita bahkan dilaporkan menyamar sebagai pasien di klinik rumahan untuk menjebak dokter dan klien mereka.
Baca selengkapnya di sini.
(sun/des)