Palangka Raya mencatatkan kasus human immunodeficiency virus (HIV) tertinggi di Kalimantan Tengah (Kalteng). Dinas Kesehatan (Dinkes) pun menjelaskan duduk perkara masalah tersebut.
Berdasarkan data Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah (Dinkes Kalteng), tercatat ada 319 orang dengan HIV (ODHIV) di Kalteng selama Januari-Agustus 2025.
"Data ini belum sampai finish, dari Januari sampai dengan bulan Agustus (2025)," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Penanganan Penyakit (Kabid P2P), Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah, dr. Riza Syahputra, Senin (29/9/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari jumlah tersebut, angka ODHIV baru yang ditemukan di Kota Palangka Raya sebanyak 107 orang. Selanjutnya ada Kabupaten Kotawaringin Timur 69 orang, Kotawaringin Barat 53 orang.
Sisanya tersebar di 10 kabupaten yang berjumlah rata-rata di bawah 10 orang. Sementara kasus paling sedikit di Kabupaten Pulang Pisau hanya 1 orang.
"Kalau data kita di sini dari pengelolaan program itu yang terbanyak Kota Palangka Raya sebanyak 107 yang ditemukan ya, kita sebut orang dengan HIV baru," ujarnya.
Kemungkinan Penyebab
Riza menyampaikan kemungkinan penyebab tingginya kasus HIV di Palangka Raya. Ia menduga para ODHIV tersebut sebenarnya berasal dari daerah lain namun berobat ke Palangka Raya.
"Gini sepengetahuan saya orang dengan HIV baru ini tuh kadang-kadang malu untuk berobat. Misalnya saya contohkan dia berdomisili di luar Palangka Raya, berarti dia bukan dari Palangka Raya itu ya secara tempat tinggal atau KTP. Tetapi dia berobat di Palangka Raya," ungkapnya.
"Nah maka nanti dia tercatat di Faskes atau dilayani di Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Kota Palangka Raya. Sementara mungkin dia orang di luar Palangka Raya, dia malu kalau ketahuan di tempat dia sendiri," jelasnya.
Riza menyampaikan dari 319 orang yang terdata sebagai ODHIV, terdapat 230 orang yang bersedia diperiksa dan diobati. Mereka kemudian digolongkan sebagai ODHIV Baru On ARV, yang nantinya akan terus dipantau untuk menjalani terapi ARV.
"Kemudian setelah ditemukan, dia menjalani pengobatan atau kita sebut ODHIV Baru On ARV dia diobati dengan Antiretroviral itu sebanyak 230 di Kalimantan Tengah," terangnya.
Menurut Riza, penularan HIV dapat melalui beberapa cairan dalam tubuh. Seperti cairan dari organ intim, darah, dan air susu ibu. Sementara itu, Riza menegaskan air liur dan keringat tidak bisa menularkan HIV.
"Informasi yang kita terima air liur, air keringat itu tidak bisa menularkan. Tapi kalau cairan sperma atau cairan kelamin dan darah serta air susu ibu itu yang bisa," terangnya.
Riza juga mengimbau masyarakat agar menjaga diri dari perilaku beresiko terkena HIV. Riza mengajak setia (berhubungan intim) dengan pasangan.
"Seks bebas itu berisiko, ketika berhubungan intim dengan banyak orang apalagi gak pake pengaman, kita kan gak tau apakah dia terkena HIV atau tidak. Kemudian menggunakan jarum narkoba suntik yang dilakukan berganti-gantian dengan banyak orang itu juga bisa menularkan. Sama air susu ibu, seorang bayi bisa tertular lewat air susu ibunya," tegasnya.