Kasus keracunan usai menyantap hidangan makan bergizi gratis (MBG) marak terjadi di berbagai daerah. Di Kalimantan Barat, ada tiga kasus keracunan MBG yang terhitung dalam sepekan terakhir. Berikut rangkumannya dalam Kilas Kalimantan sepekan:
25 Orang Keracunan Ikan Hiu MBG di Ketapang
Keracunan makanan program MBG terjadi di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar). Korban total ada 25 orang, terdiri atas 24 siswa dan seorang guru SDN 12 Benua Kayong.
Keracunan ini diduga berasal dari ikan hiu yang dijadikan salah satu menu dalam MBG. Menurut Kepala Regional MBG Kalbar Agus Kurniawi, menjadikan ikan hiu sebagai menu Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah kelalaian serius pihak dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Soal menu ikan hiu, itu murni kesalahan dan keteledoran dari SPPG kami. Mereka tidak teliti memilih menu. Ikan hiu itu dibeli dari TPI Rangga Sentap, produk lokal," ujarnya.
Ia menegaskan, menu ikan hiu tersebut merupakan makanan tak lazim untuk dikonsumsi dalam hidangan MBG sehingga sama sekali tidak pantas diberikan kepada anak-anak.
"Harusnya menu yang dipilih itu yang digemari siswa. Anak-anak jarang sekali mengonsumsi ikan hiu. Bisa saja ikan hiu ini memiliki kandungan merkuri. Itu yang sangat saya sesalkan kemarin," kata Agus.
Agus menambahkan bahwa menu ikan hiu itu justru direkomendasikan ahli gizi di dapur. Ahli gizi tersebut merupakan rekrutan lokal lulusan sarjana gizi.
"Saya sempat marah ke ahli gizi. Dia sudah meminta maaf dan mengakui kalau hal tersebut murni keteledoran," tegasnya.
Agus menegaskan Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Dapur Mitra Mandiri 2 di Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang, Kalbar, M Yoga bakal dirumahkan dan dinonaktifkan.
5 Siswa SD di Kayong Utara Diduga Keracunan Puding Basi MBG
Lima siswa SDN 1 Simpang Hilir di Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat (Kalbar) diduga keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG), Kamis (24/9/2025). Kelima siswa ini langsung dilarikan ke Puskesmas Melano untuk mendapatkan pertolongan medis.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kayong Utara Jumadi membenarkan hal ini. Ia menyebut, lima siswa itu mengeluh mual, muntah, pusing dan sakit perut. Diduga menu puding adalah yang menjadi masalah.
"Berdasarkan menu MBG hari ini berupa ayam kecap, oseng sayur kol dan tempe goreng serta puding. Sementara hasil pemeriksaan Puskesmas Melano, diduga akibat mengkonsumsi puding yang menjadi makanan penutup siswa," kata Jumadi kepada detikKalimantan.
Jumadi mengatakan, puding yang dimakan anak-anak ini diduga telah basi dan tidak layak konsumsi. Kelima korban ini merupakan penerima manfaat dari Program MBG yang disediakan dan didistribusikan dapur yang berada di Rantau Panjang.
6 Siswa di Sanggau Keracunan
Sejumlah pelajar Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah (MIS) Al Wardah di Balai Karangan, Kabupaten Sanggau, Kalbar dilarikan ke Puskesmas Balai Karangan usai menyantap hidangan Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Rabu (24/9/2025). Diduga enam siswa ini keracunan menu MBG yang basi.
"Ada enam siswa yang kemungkinan mengonsumsi ayam basi," kata Kepala Sekolah MIS Al-Wardah, Andika Kurnia kepada sejumlah wartawan, Rabu (24/9).
Andika menceritakan gejala yang dialami siswanya seperti muntah-muntah dan sakit pada bagian perut. Setelah ada gejala itu, Andika membawa siswanya ke Puskesmas Balai Karangan. Akibat kejadian tersebut, pihak sekolah terpaksa menghentikan sementara pemberian MBG ke siswanya sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Dapur Sehat Pengadang, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Urai Deki Akbar meminta maaf atas kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG). Ia mengaku adanya kelalaian sehingga ayam jadi basi.
"Saya menyampaikan permohonan maaf atas kejadian yang telah terjadi kemarin," ucap Urai, Jumat (26/9/2025).
Urai juga menyampaikan komitmennya untuk memperbaiki SDM, manajemen, dan fasilitas, agar kejadian itu tidak terulang. Kejadian itu dijadikan pengalaman dan pembelajaran untuk memberikan pelayanan terbaik demi menyukseskan program yang diperintahkan Presiden Prabowo Subianto.
"Sebagai evaluasi, saya menekankan kepada tim ahli gizi, akuntan, asisten lapangan, dan relawan untuk lebih ketat mengontrol makanan. Harapan saya juga, guru bisa ikut memeriksa sebelum makanan diberikan ke siswa," katanya.
Koordinator Wilayah Badan Gizi Nasional (BGN) Kabupaten Sanggau Alvin Melvarin juga menyampaikan permohonan maaf. Ia menegaskan, kejadian itu murni kelalaian dalam proses quality control, terutama terkait penyimpanan bahan makanan.
"Pertama-tama saya ucapkan permohonan maaf untuk warga Sekayam. Ini bukan kesengajaan, tapi kelalaian kami. Proses penyimpanan dari barang datang hingga dimasak tidak sesuai SOP, misalnya tidak segera dimasukkan ke cold storage," jelas Alvin.
Sebagai tindak lanjut, pihak dapur akan menghentikan sementara operasional selama satu hingga dua hari, sambil menunggu hasil investigasi dari Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau.
Wakil Bupati Sanggau, Susana Herpena mengaku prihatin atas peristiwa yang terjadi. Ia yang juga Ketua Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penyelenggaraan MBG pun akan melakukan investigasi mendalam.
"Kita sudah turunkan tim ke lokasi untuk mencari tahu penyebab keracunan didampingi penanggungjawab MBG Kabupaten Sanggau bersama instansi vertikal lainnya," ujar Susana ditemui wartawan di Balai Pertemuan Umum Kota Sanggau, Kamis (25/9/2025).
Akibat peristiwa keracunan tersebut, Pemkab Sanggau meminta pendistribusian MBG ke pelajar di Balai Karangan dihentikan sementara selama investigasi berlangsung.
Upaya Penyelesaian dari Pemerintah Provinsi
Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Ria Norsan memanggil Kepala Regional MBG Kalbar, Agus Kurniawi dan koordinator lainnya untuk mendengarkan penjelasan.
Norsan menyampaikan keprihatinannya yang mendalam, menyoroti insiden mengenai MBG di Rasau Jaya-Kubu Raya, Benua Kayong-Ketapang yang kini masih ada dua korban belum diizinkan pulang dari rumah sakit. Kemudian keracunan MBG di Sekayam-Sanggau serta di Matan Hilir-Kayong Utara.
"Permasalahan ada di Kalbar baik di Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Kayong Utara, dan Sanggau maupun Ketapang, penyedia harus bertanggung jawab. Soal gizi, kebersihan, dan jarak tempuh pengantaran agar makanan tidak basi, itu semua harus diperhatikan," ucap Norsan.
Hari ini, Norsan akan mengumpulkan seluruh Koordinator MBG wilayah Kalbar untuk melakukan pertemuan dengan berbagai stakeholder maupun mitra bertujuan untuk mengevaluasi secara menyeluruh terkait proses pelaksanaan program MBG ini dapat berjalan dengan baik.
"Kita lakukan pertemuan dengan seluruh mitra MBG yang ada di Kalbar guna menyatukan persepsi sekaligus memperbaiki hal-hal yang masih kurang baik dalam pelaksanaan pelayanan terutama menu makanan dan kandungan gizi yang ada dalam MBG itu sendiri," katanya.
Pada kesempatan itu juga, Norsan meminta kepada Agus Kurniawi selaku Kepala Regional MBG Kalbar untuk terus meningkatkan koordinasi bersama Pemprov Kalbar sehingga apa yang menjadi kekurangan di lapangan bisa diberikan solusi bersama.
Ia menekankan beberapa poin krusial yang harus segera diperbaiki yang pertama yakni terkait gizi dan kebersihan. Yang mana kualitas gizi dan kebersihan makanan harus menjadi prioritas utama. Kemudian, Norsan menyebut jarak tempuh juga harus dipertimbangkan dari setiap SPPG.
Terakhir, terkait koordinasi ahli gizi. Yang mana pemerintah daerah siap membantu menyediakan ahli gizi dari Dinas Kesehatan, baik provinsi maupun kabupaten/kota, jika pihak MBG membutuhkan.
