Biaya Pengobatan 17 Orang Keracunan MBG di Ketapang Digratiskan

Biaya Pengobatan 17 Orang Keracunan MBG di Ketapang Digratiskan

Ocsya Ade CP - detikKalimantan
Rabu, 24 Sep 2025 09:00 WIB
Wakil Bupati Ketapang Jamhuri Amir jenguk siswa keracunan MBG di RSUD dr Agoesdjam. (Istimewa)
Foto: Wakil Bupati Ketapang Jamhuri Amir jenguk siswa keracunan MBG di RSUD dr Agoesdjam. (Istimewa)
Ketapang -

Hingga saat ini terdapat 17 orang keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjalani perawatan RSUD dr Agoesdjam Ketapang. Biaya perawatan dan pengobatan untuk para korban dipastikan gratis.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ketapang, dr Feria Kowira. Ia menyatakan seluruh biaya pengobatan 17 pasien dari SDN 12 Benua Kayong di RSUD Agoesdjam Ketapang digratiskan.

"Semua biaya pengobatan kepada 17 pasien yang diduga keracunan makanan digratiskan oleh Pemkab Ketapang dan Satgas," katanya, Selasa (23/9/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Feria menjelaskan, saat ini terdata ada 17 pasien. Satu orang dewasa dan 16 anak-anak. Para pasien sudah ditangani oleh dokter anak dan dokter dewasa serta melakukan observasi selama 12 jam untuk memantau pasien tersebut.

"Setelah dilihat kembali kodisi pasien, evaluasi dan dilakukan observasi kembali selama 12 jam. Jadi pemantauan dilaksanakan selama 24 jam," ujarnya.

Di lain sisi, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Dapur Mitra Mandiri 2 M Yoga akan dirumahkan karena adanya kejadian ini.

"Untuk sementara SPPG tersebut akan kita berhentikan operasional dan Kepala SPPG akan kita rumahkan," kata Agus Kurniawi, Kepala Regional MBG Kalbar kepada detikcom, Selasa (23/9).

Agus menjelaskan, menu yang diduga membuat belasan siswa muntah dan sesak nafas itu di antaranya adalah nasi putih, ikan hiu filet saus tomat, tahu goreng, oseng kol plus wortel dan melon.

Ia pun membenarkan adanya keracunan tersebut diduga disebabkan kelalaian dari Kepala SPPG M Yoga dalam pemilihan menu.

"Benar dan itu terjadi karena kelalaian dari pada Kepala SPPG yang memilih menu yang jarang dikonsumsi oleh siswa," tegas Agus.

Sebagaimana diketahui, SPPG bertugas untuk menyediakan dan mendistribusikan makanan bergizi serta memastikan keamanan pangan untuk kelompok rentan seperti anak-anak sekolah, dengan tujuan meningkatkan gizi dan kualitas hidup generasi penerus.

Sementara itu informasi di lapangan, dapur penyedia makanan yang diduga menyebabkan siswa keracunan ini diketahui bernaung di bawah Yayasan Adinda Karunia Ilahi.




(aau/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads