Program Sekolah Rakyat yang diinisiasi Presiden RI Prabowo Subianto mendapat sambutan antusias. Namun, Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengungkap bahwa dalam proses pembelajaran, akan ada beragam macam watak siswa.
Ia menegaskan bagi siswa yang berkelakuan kurang baik akan diambil langkah tegas. Gus Ipul menyebut akan ada sanksi tegas yang akan menunggu bagi siswa maupun petugas Sekolah Rakyat yang 'nakal'.
"Kita akan bina berkelanjutan tidak ada yang dikeluarkan, kita punya tempat rehabilitasi. Kita rehabilitasi dahulu, apakah perlu pendampingan medis, psikologi atau rehab sosial tentu akan kita lakukan," kata Gus Ipul, sapaan akrabnya, Senin (22/9/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gus Ipul mengaku paham bahwa watak dan latar belakang sebagian siswa itu cukup berbeda. Sehingga dalam minggu-minggu awal pembelajaran ia harapkan petugas Sekolah Rakyat bisa lebih sabar dan penuh empati.
"Dan merangkul. Ini memang kita lakukan selama ini, kita ketemu anak yang tidak kondusif itu sudah kita lalui. Allhamdulillahh yang memulai pembelajaran di Juli atau Agustus sudah makin membaik," katanya.
Gus Ipul juga mewanti-wanti agar tak ada kecurangan alias anak murid titipan di Sekolah Rakyat. Ia mengungkap akan ada sanksi tegas terhadap petugas atau penyelenggara yang melakukan titipan siswa di Sekolah Rakyat.
"Arahan Presiden sudah jelas tidak boleh ada titipan, karena ini diperuntukkan untuk keluarga kurang mampu. Jadi kalau ketahuan itu sanksinya sangat berat," tegas Gus Ipul.
Namun, ia meyakini tidak ada petugas atau penyelenggara yang melakukan titip menitip siswa. Sebab, proses seleksi hingga tahapan akhir dilakukan dengan cukup ketat.
Sehingga, jika dalam berbagai tahapan itu calon siswa Sekolah Rakyat itu tak masuk kriteria maka akan secara otomatis tertolak.
"Prosesnya ketat, pertama kan dengan Pendamping Koordinasi melalui Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, lalu dengan BPS. Jadi BPS yang memastikan dia ada di data itu, dan ada Ground Check ke rumahnya," tuturnya.
(aau/aau)
