Demo BBM di Ekuador Membara, Status Darurat Diberlakukan!

Internasional

Demo BBM di Ekuador Membara, Status Darurat Diberlakukan!

Ignacio Geordi Oswaldo - detikKalimantan
Kamis, 18 Sep 2025 08:29 WIB
Ilustrasi unjuk rasa dan demonstrasi
Ilustrasi demonstrasi. Foto: Shutterstock
Quito -

Demonstrasi besar-besaran terjadi di Ekuador, hingga pemerintah menetapkan status darurat. Aksi ini dilakukan warga yang memprotes penghapusan subsidi BBM yang berdampak pada kenaikan harga.

Presiden Ekuador, Daniel Noboa, telah memberlakukan status darurat sejak Selasa (16/9) untuk tujuh provinsi. Tindakan ini diambil menyusul gelombang aksi untuk rasa yang semakin banyak.

Dikutip detikFinance berdasarkan pemberitaan outlet media Barron's yang dilansir AFP, Rabu (17/9/2025), protes bermula ketika Noboa mengumumkan pemotongan subsidi BBM pekan lalu sebagai upaya penghematan uang negara hingga US$ 1,1 miliar atau Rp 18,06 triliun (kurs Rp 16.427 per dolar AS).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Noboa mengklaim dana tersebut akan dialihkan ke program bantuan sosial dan dukungan untuk sektor pertanian. Kebijakan ini ternyata langsung berdampak pada kenaikan harga solar dari US$ 1,80 (Rp 29.568) menjadi US$ 2,80 (Rp 45.995) per galon.

Kenaikan harga BBM ini dirasa mencekik rakyat kecil, karena hampir sepertiga penduduk Ekuador hidup dalam kemiskinan. Ini menjadi pemicu massa untuk protes sejak awal pekan.

Hingga Selasa (16/9) kemarin, para pengunjuk rasa memblokir jalan raya Pan-American Utara di luar ibu kota Quito dengan batu, menyusul aksi blokade di beberapa jalan yang sudah dilakukan oleh massa pengemudi truk di hari sebelumnya.

"Blokade tersebut telah menyebabkan komplikasi dalam rantai pasokan pangan dan berdampak pada pergerakan masyarakat, melumpuhkan berbagai sektor ekonomi," kata pemerintah Ekuador dalam sebuah pernyataan.

Untuk diketahui, upaya penghentian subsidi BBM ini bukan yang pertama dilakukan oleh pemerintah Ekuador. Dua presiden sebelum Noboa juga sempat mengusulkan menghapus subsidi BBM yang sangat menguras APBN.

Namun kebijakan tersebut langsung disambut dengan aksi demonstrasi yang diwarnai kekerasan, membuat upaya pencabutan subsidi ini berakhir begitu saja. Demonstrasi ini dipelopori oleh kelompok Adat Conaie, yang sebelumnya berhasil menggulingkan tiga pemimpin Ekuador antara tahun 1997 dan 2005.

Baca artikel selengkapnya di sini.




(igo/bai)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads