Ratusan massa dari BEM FISIP Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak geruduk Kantor DPRD Provinsi Kalimantan Barat, Senin (1/9/2025). Massa mencari Ketua DPRD Kalbar Aloysius.
"Kami mencari Aloysius. Kami cuma pingin ketemu Pak Aloy! Siapapun temui kami. Kalau tidak ada. Itu pengecut. Mereka menerima kami saat pemilu saja," seru salah satu orator.
Sementara itu, Presiden Mahasiswa FISIP Untan Debora Ketrin Tini Malau mengatakan bahwa BEM FISIP datang untuk menyuarakan suara masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang pastinya kami membawa tuntutan yang harus ditemui langsung oleh Bapak Ketua DPRD Kalimantan Barat untuk menindaklanjuti hal ini," katanya.
Ia memastikan, massa yang hadir tidak anarkis. Debora menegaskan mereka menjunjung tinggi kedamaian.
"Kami datang tidak untuk anarkis, kami datang tidak untuk merusak fasilitas, karena kami di sini datang untuk aksi damai," ujarnya.
Mahasiswa peserta aksi menyampaikan sejumlah tuntutan sebagai berikut.
1. Menuntut Reformasi DPR.
- Mendesak DPR-RI untuk mengeluarkan rincian biaya terkait isu kenaikan tunjangan DPR-RI.
- Membentuk lembaga independen yang dapat mengevalusi dan mengawasi DPR-RI sesuai dengan kondisi perekonomian negara.
- Mempertanyakan ketiadaan potongan pajak dari keseluruhan gaji dan tunjangan DPR-RI.
- Mengembalikan marwah DPR sebagai penyambung lidah masyarakat Indonesia.
- Mendesak KPK untuk memeriksa seluruh anggota DPR baik pusat maupun daerah.
- Menyiarkan secara langsung (live) setiap rapat dan pengambilan keputusan oleh DPR.
- Merampingkan anggaran dan mengurangi jumlah anggota DPR (terutama yang tidak berkompeten untuk mengisi posisi tersebut).
2. Menuntut kenaikan gaji tenaga pendidik (guru/dosen)
3. Menuntut pengesahan UU Perampasan Aset
4. Menuntut dan memastikan 19 juta lapangan pekerjaan
5. Menuntut penguatan pengawasan fungsi Eksekutif
6. Menuntut penjelasan dan perbaikan regulasi terkait Pertambangan Tanpa Izin (PETI)
(des/des)