Para peneliti National Marine Mammal Foundation di San Diego, California, Amerika Serikat (AS) dibuat bingung oleh seekor lumba-lumba. Sebab, mamalia itu melahap delapan ular berbisa.
Dikutip detikInet, lumba-lumba tersebut merupakan hewan yang dilatih Angkatan Laut AS. Lumba-lumba itu tertangkap kamera memburu dan melahap delapan ular laut berbisa dalam sehari.
Itu menjadi pengalaman pertama bagi para ilmuwan mendokumentasikan perilaku lumba-lumba tersebut. Mereka memasang kamera GoPro pada sepasang lumba-lumba hidung botol yang telah dilatih untuk menemukan ranjau dengan sonar mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada saat direkam, lumba-lumba tersebut sedang tidak 'bertugas'. Sementara itu, para ilmuwan ingin melihat keahlian mereka berburu ikan.
Namun, salah satu lumba-lumba memilih makanan yang tidak lazim. Kamera merekamnya memangsa delapan ular laut perut kuning. Sebelum penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE pada Agustus 2022, tidak ada dokumentasi lumba-lumba memakan ular laut. Biasanya mereka hanya bermain-main dengan ular dan melepaskannya. Menelan ular berbisa dapat berbahaya.
Pada video di bawah ini, tampak lumba-lumba menangkap seekor ular dan berenang bersamanya sebentar, menggoyangkan kepalanya berulang kali untuk menelan mangsanya. Kemudian, menurut penelitian tersebut, lumba-lumba mengeluarkan suara melengking yang diartikan sebagai 'jeritan kemenangan'. Ular laut itu cuma kelihatan sepersekian detik sebelum lumba-lumba menyambarnya.
"Lumba-lumba itu menghisapnya dengan sedikit sentakan kepala saat ekor ular yang terkulai menghilang dan lumba-lumba itu menjerit panjang," tulis para penulis studi tersebut, seperti dikutip dari Business Insider.
Para peneliti awalnya tidak memercayai mata mereka. Mereka mencari ikan lain yang mungkin terlihat seperti ular laut di kamera, tetapi mereka tidak menemukan penjelasan lain.
"Saya pernah membaca bahwa vertebrata besar lainnya jarang memangsa ular laut perut kuning. Ada laporan anjing laut macan tutul memakan dan kemudian memuntahkannya. Ular ini memang berpotensi menyebabkan neurotoksisitas setelah tertelan dan bisanya dianggap cukup berbahaya," ujar Dr. Barb Linnehan, direktur kedokteran di National Marine Mammal Foundation.
Namun lumba-lumba itu tidak menunjukkan tanda-tanda sakit setelah memakan ular laut. Mereka tidak yakin mengapa lumba-lumba mengejar mangsa yang begitu berisiko. Mereka menduga hal itu murni karena ketidaktahuan, karena lumba-lumba itu lahir di penangkaran.
"Mungkin kurangnya pengalaman lumba-lumba dalam mencari makan bersama kelompok lumba-lumba di alam liar menyebabkan mereka mengonsumsi mangsa yang tidak lazim ini," tulis para penulis studi.
Ular-ular yang terekam kamera berukuran kecil, dan para peneliti menduga mereka adalah bayi ular yang baru lahir. Lumba-lumba itu mencoba menangkap seekor ular yang lebih besar, tetapi ular itu lolos.
"Mungkin karena ular yang tertelan diperkirakan masih muda, jumlah bisa yang terkandung di dalamnya lebih sedikit," kata Linnehan.
Penelitian ini dipimpin Sam Ridgway, seorang ilmuwan mamalia laut terkemuka yang mendapat julukan 'Dokter Lumba-lumba' dan 'bapak kedokteran mamalia laut', sebelum ia meninggal pada 2022.
Baca selengkapnya di sini.
(sun/aau)