Walhi Kalteng Dorong Pemerintah Percepat Mitigasi Daerah Rawan Banjir

Walhi Kalteng Dorong Pemerintah Percepat Mitigasi Daerah Rawan Banjir

Ayuningtias Puji Lestari - detikKalimantan
Sabtu, 23 Agu 2025 22:00 WIB
Banjir bermula di Dusun Jakatan Masupa, dusun dari Desa Tumbang Manyarung. Kemudian meluas hingga ke 5 desa disekitarnya. Kejadian tersebut terjadi sejak Rabu (20/8).
Banjir di Kapuas, Kalteng. Foto: Istimewa (dok BPBD Kapuas)
Kapuas -

Wahana Lingkungan Hidup Kalimantan Tengah (Walhi Kalteng) mendorong pemerintah untuk mempercepat upaya mitigasi pada daerah-daerah yang rawan mengalami kebanjiran di Kalteng. Upaya ini diperlukan sebagai penanganan lebih lanjut serta tanggapan atas peristiwa banjir yang melanda di tiga kabupaten pada Rabu (20/8) lalu.

Peristiwa banjir tersebut telah melanda Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Kapuas, dan Kabupaten Gunung Mas. Curah hujan yang tinggi serta luapan sungai menjadi penyebab terjadinya banjir di wilayah tersebut.

Manajer Advokasi, Kampanye, dan Kajian Walhi Kalteng Janang Firman Palanungkai menjelaskan bahwa salah satu hal yang harus menjadi perhatian adalah kondisi sungai pada wilayah tersebut. Diduga sungai yang mulai dangkal membuat air meluap ketika curah hujan tinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di tengah kondisi sungai, juga bisa diduga mulai mengalami pendangkalan," ujarnya pada detikKalimantan, Sabtu (23/8/2025).

Selain itu, Janang juga memaparkan bahwa hasil pantauan timnya di lapangan, kondisi tutupan lahan secara umum mulai menipis di Kalteng. Selain itu, resapan air juga semakin menurun. Hal tersebut mengakibatkan beberapa wilayah rawan mengalami kebanjiran.

"Kami juga melihat gejala utama mengapa banjir begitu besar disana karena memang secara kondisi tutupan lahan sudah mulai menipis. Sehingga kondisi ini yang kemudian semakin memperparah banjir yang terjadi," imbuhnya.

Janang menerangkan bahwa banjir yang melanda tiga kabupaten secara umum merupakan wilayah hulu. Ia menilai wilayah-wilayah yang berada di hulu sungai seharusnya minim risiko banjir.

"Apalagi kalau kita ketahui bahwa wilayah yang terkena banjir ini merupakan bagian hulu. Seharusnya sangat minim resiko terjadinya banjir. Dan sekarang makin menyasar ke daerah hulu. Kerentanan bagi perkampungan di wilayah hilir menjadi cukup signifikan ke depan," ujarnya.

Janang mendorong pemerintah agar segera melakukan analisis lebih lanjut untuk melihat potensi bencana. Yakni melalui perhatian lebih terhadap kondisi tutupan lahan dan aliran sungai di wilayah yang sering mengalami banjir.

"Dengan kondisi begini sudah seharusnya pemerintah daerah kabupaten dan provinsi untuk bisa melakukan analisis deteksi potensi bencana dengan melihat kondisi tutupan lahan dan kondisi daerah aliran sungai," kata Janang.

Berdasarkan laporan dari BPBD di Kabupaten Murung Raya, diketahui banjir melanda 7 kecamatan. Banjir di daerah tersebut berhubungan erat dengan kondisi curah hujan dan luapan Sungai Barito.

Kemudian di Kabupaten Kapuas, banjir telah melanda 5 desa. Satu desa diantaranya menjadi wilayah yang rawan mengalami banjir. Banjir didaerah tersebut sudah berulangkali terjadi selama tahun 2025. Luapan sungai DAS Mandaun (anak-anak Sungai Kapuas) menjadi penyebab terjadinya banjir saat curah hujan tinggi.




(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads