Berburu di Wilayah Timor Leste, 20 Warga NTT Ditembaki OTK-1 Tewas

Regional

Berburu di Wilayah Timor Leste, 20 Warga NTT Ditembaki OTK-1 Tewas

Yufengki Bria - detikKalimantan
Rabu, 20 Agu 2025 15:00 WIB
Polres Belu saat melakukan olah TKP di lokasi penembakan di Kampung Fatumea, Distrik Suai/Kobalima, Timor Leste, Senin (18/8/2025). (Foto: Dok. Polres Belu)
Foto: Polres Belu saat melakukan olah TKP di lokasi penembakan di Kampung Fatumea, Distrik Suai/Kobalima, Timor Leste, Senin (18/8/2025). (Foto: Dok. Polres Belu)
Belu -

Sebanyak 20 warga Nusa Tenggara Timur (NTT) mengaku ditembaki orang tak dikenal (OTK) ketika berburu hewan liar di wilayah Timor Leste. Satu orang di antaranya meninggal dunia. Korban tewas berinisial ATB (33).

Dilansir detikBali, peristiwa terjadi di Kampung Fatumea, Distrik Suai/Kobalima, Timor Leste, pada Minggu (17/8) atau bertepatan dengan Hari Kemerdekaan RI. "Korban diduga ditembak orang tak dikenal yang sedang dalam penyelidikan," ujar Kabid Humas Polda NTT Kombes Henry Novika Chandra, Selasa (19/8/2025).

Menurut Henry, kurang lebih 20 orang awalnya memasuki wilayah Timor Leste untuk berburu hewan liar. Kemudian pukul 23.00 Wita, saksi di lokasi mendengar bunyi tembakan sebanyak enam kali. Disusul suara teriakan dengan bahasa daerah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pria tersebut kemudian berusaha melarikan diri. Namun, ATB tidak terlihat keberadaannya. Setelah dicari keesokan harinya, ATB ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.

"Esok harinya, Senin (18/8) itu baru ditemukan, tapi dalam kondisi meninggal dunia," jelasnya.

Mewakili Polda NTT, Henry menyampaikan belasungkawa atas insiden tersebut. Dia menyebut Polres Belu yang berlokasi paling dekat dengan tempat kejadian berkomitmen untuk menangani kasus secara profesional, serta mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan agar tercipta keamanan dan kedamaian di wilayah RI dan Republik Demokratik Timor Leste (RDTL).

"Kami turut berduka cita yang sedalam-dalamnya bagi keluarga almarhum. Kami memahami duka ini dan kami pastikan Polres Belu menangani situasi ini secara profesional, humanis, dan penuh koordinasi dengan pihak terkait," ujarnya.

Henry mengimbau masyarakat untuk tetap tenang. Pihak Polres Belu dan Polsek Tasifeto Timur sendiri sudah sempat menghalau warga agar tidak masuk ke wilayah Timor Leste. Mereka berkoordinasi dengan Satgas Pamtas Yonif 741/GN dan tokoh masyarakat untuk menjaga kondusivitas.

"Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak melakukan tindakan yang berpotensi menimbulkan konflik baru dan tidak melakukan aksi balasan," tegas Henry.

Warga juga kembali diingatkan agar tidak melakukan aktivitas perburuan liar di wilayah negara tetangga. Menurut Henry, risiko melewati jalur tikus untuk masuk ke negara lain sangat tinggi, baik dari sisi hukum maupun keamanan.

"Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan di daerah perbatasan," tegasnya.

Baca selengkapnya di detikBali.




(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads