Dunia pendidikan di Kalimantan Tengah (Kalteng) mencatat kemajuan signifikan. Tercatat, sejak awal kepemimpinan Gubernur Agustiar Sabran pada 20 Februari 2025 hingga HUT RI ke-80 ini, sejumlah program strategis yang diluncurkan berhasil membawa pendidikan Kalteng ke level baru.
Plt. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah, Muhammad Reza Prabowo, mengungkapkan bahwa Program unggulan 10.000 Kuliah Gratis yang digagas kini diikuti oleh seluruh perguruan tinggi se-Kalteng. Dinas Pendidikan Kalteng bekerjasama dengan perguruan tinggi se-Kalimantan Tengah dengan total anggaran sebesar Rp15,3 miliar telah berhasil mengantarkan 3.060 mahasiswa menikmati manfaat Program Kuliah Gratis demi mewujudkan Satu Keluarga Satu Sarjana.
"Ada Program 10.000 Kuliah Gratis, awalnya hanya di Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, kemudian diikuti oleh perguruan tinggi lainnya, dengan total 33 perguruan tinggi se-Kalteng mendukung program Bapak Gubernur Kalteng H. Agustiar Sabran di bidang peningkatan kualitas sumber daya manusia. Keinginan Bapak Gubernur adalah untuk menciptakan program 1 Keluarga 1 Sarjana dan ini perlu sinergi bersama," ujar Reza dalam keterangan tertulis, Selasa (19/8/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, program yang diusung lainnya adalah Program Sekolah Gratis Melalui BOSDA dan Seragam Gratis. Sebanyak 34.270 siswa dari SMA, SMK, dan SKH di Kalteng telah menerima dana BOSDA pada tahun ini.
Program ini meliput 20.179 siswa SMA Negeri dan 3.005 siswa SMA Swasta dengan total 23.184 siswa SMA. Kemudian, 8.174 siswa SMK Negeri dan 2.068 siswa SMK Swasta dengan total 10.242 siswa SMK. Serta 701 siswa SKH Negeri 143 siswa SKH Swasta dengan total 844 siswa SKH.
Kebijakan baru juga memastikan siswa baru dari keluarga miskin ekstrem mendapatkan empat jenis pakaian, yakni seragam putih abu-abu, batik, pramuka, olahraga serta satu pasang sepatu. Di sisi lain, siswa dari keluarga mampu memperoleh dua jenis pakaian yakni batik dan olahraga sementara seragam lainnya dialihkan ke siswa tidak mampu di kelas 11 dan 12.
"Seragam putih abu-abu, pramuka, dan sepatu yang tidak dibagikan ke siswa baru dari keluarga mampu akan dialihkan ke siswa kelas 11 dan 12 yang juga berasal dari keluarga tidak mampu. Jadi adil itu bukan berarti semua harus sama," jelas Reza.
Tak Hanya Siswa, Kesejahteraan Tenaga Pendidik Juga Menjadi Perhatian Utama
TPP guru yang kembali dibayarkan tentu menjadi angin segar. Menyusul terbitnya Pergub Nomor 34 Tahun 2025 tentang Pemberian Tambahan Penghasilan Bagi ASN, TPP bagi Guru Bersertifikasi yang sempat terhenti sejak 2022 kini resmi dibayarkan kembali.
Tambahan penghasilan yang diberikan ini meliputi PPPK Guru Non Sertifikasi Rp750.000, PPPK Guru Sertifikasi Rp500.000, Pengawas Sekolah Sertifikasi Rp3.000.000, Pengawas Non Sertifikasi Rp3.000.000, Guru Sertifikasi Rp1.000.000, Guru Non Sertifikasi Rp2.000.000, Kepala Sekolah Rp2.000.000, dan tambahan Rp500.000 per bulan bagi guru di daerah terpencil.
Selain itu, perhatian terhadap tenaga pendidik juga ditunjukkan dengan adanya Pelatihan Guru Huma Betang yang digelar sepanjang tahun untuk meningkatkan kompetensi guru MA, SMK, dan SMA-LB.
Materi pada program ini mencakup teknik mengajar yang menarik, menjaga kesehatan mental siswa, memahami rapor pendidikan, hingga pelatihan khusus bagi guru SKH dalam menghadapi siswa berkebutuhan khusus. Pelatihan dilakukan melalui LMS sehingga guru bisa belajar kapan saja dan mengulang materi tanpa batas.
Transformasi dan Digitalisasi Pembelajara
Lebih lanjut, Disdik Kalteng juga menyalurkan ribuan TV interaktif dan papan tulis digital serta panel surya dan starlink untuk SMA, SMK, dan SKH, termasuk ke sekolah swasta dan yayasan, serta perguruan tinggi.
Penyaluran tv interaktif dengan total SMA Negeri 1.980 unit, SMA Swasta 131 unit, SMK Negeri 710 unit, SMK Swasta 91 unit. Total untuk SKH Negeri 23 unit, SKH Swasta 8 unit.
Transformasi ini dirasakan langsung oleh pendidik dan siswa. Sebab, bantuan teknologi dan panel surya menjadi solusi cerdas untuk keterbatasan energi di sekolah pedalaman serta digitalisasi yang dinilai membuat pembelajaran lebih menarik dan kolaboratif.
Program lainnya yang menjadi inovasi dalam dunia pendidikan di Kalteng mencatut Kelas Digital Huma Betang. Program ini membangun ekosistem digital terpadu yang menghubungkan guru, siswa, dan sekolah dalam satu platform pembelajaran modern.
Reza menjelaskan, sistem ini akan menghadirkan dua pola pembelajaran, yakni sinkronus (tatap muka daring, seperti video conference) dan asinkronus (fleksibel dan dapat diakses kapan saja).
Program ini merupakan bagian dari roadmap digitalisasi pendidikan Kalteng yang menargetkan seluruh SMA/SMK di bawah Pemprov terintegrasi ke sistem digital pada 2026-2027, dimulai dengan uji coba (piloting) di beberapa sekolah sejak tahun ini.
"Lewat platform ini, guru bisa memantau perkembangan siswa lebih mudah, siswa bisa belajar tanpa batas ruang dan waktu. Ini adalah jawaban bagi tantangan pendidikan di wilayah terpencil," lanjutnya.
Transformasi ini juga memperkuat program "Pak Agustiar Mengajar" yang menggabungkan konsep pembelajaran jarak jauh dengan sentuhan langsung pemimpin daerah.
Rapor Biru Pendidikan Kalteng
Rapor Pendidikan 2025 Kalteng naik dari kategori "rintangan tuntas muda" ke "tuntas pertama" dengan skor 71,35.
Peningkatan signifikan ini terjadi di kemampuan literasi dan numerasi di semua jenjang, bahkan sekolah khusus mencatat lonjakan literasi dari 35,47 ke 70 dan numerasi dari 58,6 ke 85.
Tak hanya itu, angka partisipasi sekolah meningkat 3,03% diiringi dengan tingkat kepuasan dunia kerja terhadap lulusan SMK juga naik dari 68,37 ke 75,89,
Dengan deretan capaian tersebut, Gubernur Agustiar dan Wagub H. Edy Pratowo mempersembahkan capaian pendidikan ini sebagai kado istimewa bagi masyarakat di HUT RI ke-80 sekaligus ulang tahun ke-53 sang Gubernur sekaligus menjadi bukti bahwa pendidikan di Bumi Tambun Bungai melesat maju, inklusif, dan berkualitas.
(ega/ega)