Anak Pasien RSUD Sekayu Akui Bersikap Arogan pada Dokter Syahpri

Anak Pasien RSUD Sekayu Akui Bersikap Arogan pada Dokter Syahpri

A Reiza Pahlevi/Irawan - detikKalimantan
Jumat, 15 Agu 2025 14:01 WIB
Tangkap layar video saat keluarga pasien memaksa agar dokter membuka masker.
Foto: Dok. Istimewa
Samarinda -

Heboh video keluarga pasien TBC di RSUD Sekayu mengintimidasi dokter dengan cara membuka maskernya. Dalam video yang dikutip detikSumbagsel, keluarga pasien tampak emosi dan memaksa seorang dokter untuk membuka masker di hadapan pasien wanita yang tengah berbaring.

Dokter tersebut menjelaskan bahwa pasien kehilangan kesadaran lantaran mengalami hipoglikemia atau gula darah rendah, dan tekanan darah yang tak terkontrol. Kemudian setelah diperiksa lebih lanjut, didapatkan gambaran infiltrat atau gambaran bercak di paru-paru kanan yang mengindikasikan gejala khas dari tuberkulosis (TBC/TB).

Dokter tersebut diketahui merupakan Dokter spesialis penyakit dalam RSUD Sekayu, Syahpri Putra Wangsa. Dia mengaku saat itu melakukan tugas sesuai prosedur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya sudah melaksanakan pelayanan sesuai prosedur dan memberikan pelayanan terbaik kepada pasien," ujarnya saat mediasi yang dilakukan Pemkab Muba, Rabu (13/8/2025).

Menurutnya, penggunaan masker saat berada di rumah sakit, khsusunya di dalam ruangan merupakan kewajiban. Dia juga mengaku dipaksa untuk membuka masker oleh keluarga pasien.

"Pada kejadian tersebut saya dipaksa untuk membuka masker, tetapi di dalam ruangan perawatan tersebut tidak diperbolehkan," katanya.

Diketahui anak pasien yang mengintimidasi dokter tersebut bernama Putra. Dia menyebut pada saat kejadian itu emosi karena masuk ke RS itu melalui jalur umum, bukan BPJS Kesehatan.

Putra menuntut pelayanan lebih dari pihak RS, tak ingin disamakan dengan pasien lain yang memakai BPJS. Ia yang merekam kejadian itu dan meminta saudaranya yang lain untuk membuka masker dr Syahpri Putra Wangsa yang sedang berkunjung ke ruangan.

Dalam klarifikasinya, Putra mengaku baru tiba di Sekayu dari Jakarta. Dia datang ke Sekayu untuk melihat kondisi orang tuanya.

Singkat cerita, kata Putra, pihaknya menunggu sampai Selasa dan bertemu dengan dr Syahpri. Awal kedatangan dia menyebut penyampaian dr Syahpri santun.

"Sampel dahak sudah diambil Sabtu. Namun disayangkan Sabtu, Minggu, Senin (hasil belum keluar), baru bisa dilakukan Selasa. Saya emosional disitu. Kalau begini kita kan masuk VIP seharusnya dapat fasilitas lebihlah," katanya.

Kemudian dia menanyakan terkait tindak lanjut pengambilan sampel dahak ibunya untuk mengetahui penyakitnya. Dia menyebut ada ungkapan dokter yang membuatnya emosi.

"Lalu pak Syahpri sempat bilang disitu, makanya saya sedikit emosi. Pak Syahpri bilang kamu harus berysukur dan sabar. Padahal saya nggak marah, disuruh sabar tapi kenapa disuruh bersyukur. Disitu emosi saya memuncak. Melihat ibu saya terbaring saya emosional sekali. Kenapa bicara saya keras saya emosi saat itu," kata dia.

"Kemudian Pak Syahpri bilang ke perawat tolong videokan-videokan. Lalu saya ambil hp untuk memvideokan juga. Saya takut terjadi hal semacam ini takut terjadi viral dan ada sepenggal video dari pihak Pak Syahpri saja," tambah Putra.

Dia mengaku saat kejadian itu merasa angkuh karena emosinya tinggi. Setelahnya, pihak RSUD melakukan mediasi dan saling menjelaskan permasalahan.

"Kita sudah dimediasi kemarin. Kita juga menjelaskan kronologisnya seperti apa. Dan di situ ibu-ibu (pihak dari RSUD Sekayu) meminta maaf atas pelayanan kurang maksimal. Dan saya pun meminta maaf atas emosi saya kepada Pak Syahpri," ucap dia.

"Sebenarnya masalah sudah selesai di tempat, hanya saja potongan video yang tersebar membuat keluarga kami diserang opini negatif," lanjutnya.




(aau/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads