Kedatangan Jepang untuk mengusir Belanda yang sudah 3,5 abad menjajah Indonesia sempat menjadi angin segar bagi rakyat saat itu. Apalagi Jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan Indonesia.
Namun janji tersebut bukan benar-benar 'gratis'. Ada alasan terselubung di balik Jepang berjanji untuk memberikan kemerdekaan untuk Indonesia.
Di bawah ini akan kita ulas mengapa Jepang berjanji akan memberi kemerdekaan untuk Indonesia, dan apa saja usaha Jepang untuk meyakinkan Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengapa Jepang Janji Bantu Indonesia Merdeka?
Jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia ketika waktunya tiba. Ternyata ada maksud terselubung dari janji manis tersebut.
Jepang saat itu terlibat Perang Dunia II melawan sekutu. Kekuatan militer Jepang saat itu cukup kuat hingga mampu melumpuhkan Amerika Serikat lewat peristiwa Pearl Harbour.
Dengan cepat Jepang menguasai sejumlah wilayah di Asia Tenggara. Di Indonesia, Jepang bisa dengan cepat mengatasi Belanda hingga mereka menyerah tanpa syarat, ditandai dengan Perjanjian Kalijati.
Penaklukan wilayah Asia ini tidak lain untuk memperkuat posisi Jepang yang bisa diserang lawan sewaktu-waktu. Untuk melancarkan misinya, Jepang pun mengelabui Indonesia dengan menjanjikan kemerdekaan.
Berikut ini beberapa alasan di balik janji Jepang memberikan kemerdekaan kepada Indonesia, dirangkum dari Modul Sejarah Kelas XI: Kehidupan Bangsa Indonesia Pada Zaman Pendudukan Jepang dan situs LMS Spada Kemdikbud:
1. Mencari Simpati Rakyat Indonesia
Sejak awal kedatangannya, militer Jepang menunjukkan sikap ramah terhadap bangsa Indonesia dengan menyebut diri mereka sebagai "saudara tua". Sikap tersebut hanya untuk mencari simpati bahwa mereka adalah penyelamat, sehingga masyarakat Indonesia menerima dengan terbuka.
Namun, sikap tersebut perlahan berubah seiring waktu setelah Jepang menduduki wilayah Indonesia. Kebijakan-kebijakan yang kemudian diterapkan oleh pemerintah Jepang tampak seolah-olah mendukung kemerdekaan Indonesia, meskipun pada kenyataannya lebih banyak dimaksudkan untuk kepentingan Jepang sendiri.
2. Propaganda 3A Jepang
Jepang juga tengah menciptakan propaganda-propaganda untuk menaruh kepercayaan pada hati bangsa Indonesia. Propaganda yang mereka usung adalah gerakan 3A, yaitu 1) Jepang pelindung Asia. 2) Jepang pemimpin Asia. 3) Jepang cahaya Asia.
3. Membangun Kekuatan untuk Melawan Sekutu
Jepang juga memanfaatkan masyarakat Indonesia untuk membangun kekuatan. Di antaranya dengan membentuk badan-badan kerja sama seperti Putera (Pusat Tenaga Rakyat). Mereka berharap bisa membujuk kaum Nasionalis sekuler dan intelektual agar mau menyerahkan tenaga dan pikirannya untuk mengabdi kepada Jepang.
4. Menopang Perekonomian Jepang
Jepang juga harus menopang perekonomian mereka karena perang membutuhkan dana besar. Di sisi lain, tentara Jepang juga butuh menghidupi mereka sendiri.
Mereka pun memanfaatkan tenaga rakyat untuk melakukan kerja paksa romusha yang membuat rakyat menderita. Hasil pangan pun harus diserahkan kepada Jepang, sehingga banyak rakyat yang kelaparan.
Upaya Palsu Jepang Meyakinkan Indonesia
Sejumlah tindakan Jepang memang seolah-olah ingin membantu Indonesia hingga bisa menjadi negara merdeka. Namun upaya mereka hanya untuk memanfaatkan Indonesia.
Jika pun Jepang memberikan kemerdekaan bagi Indonesia, maka negara ini akan tetap berada di bawah bayang-bayang Jepang sebagai Asia Timur Raya dengan pimpinan besar Kaisar Jepang.
Membentuk Organisasi
Jepang membentuk sejumlah organisasi seperti Putera, Jawa Hokokai, Heiho, dan PETA (Pembela Tanah Air). Tujuan mereka hanya menghimpun tenaga kerja dan dukungan dari rakyat untuk membantu Jepang dalam berperang.
Namun sebagian tokoh nasional menggunakan organisasi ini justru untuk mempersiapkan perjuangan kemerdekaan sendiri. Dari PETA pun lahir pemimpin-pemimpin militer pasca-kemerdekaan.
Membentuk BPUPKI dan PPKI
Jepang memang membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Namun hal ini diduga hanya untuk mengulur waktu. Di dalam unsur BPUPKI pun terdapat orang Jepang agar keinginan mereka tersalurkan.
Akan tetapi golongan muda enggan tunduk dengan Jepang. Mereka ingin kemerdekaan Indonesia berasal dari usaha sendiri, mengingat proses meraih kemerdekaan ini sudah dimulai sejak puluhan tahun sebelumnya.
Situasi di Jepang yang remuk usai dibom atom Amerika juga menjadi salah satu momentum bagi Indonesia untuk membuat perlawanan.
Golongan muda pun nekat 'menculik' Sukarno-Hatta ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 untuk meyakinkan agar proklamasi dibacakan keesokan harinya. Setelah perdebatan sengit, akhirnya kemerdekaan Indonesia pun diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.
(bai/aau)