Sejumlah penumpang kapal klotok dari Rasau Jaya, Kubu Raya tujuan Teluk Batang, Kayong Utara membuat resah penumpang lainnya. Sekelompok lelaki dewasa ini dengan santai merokok dalam kabin atau ruang penumpang.
Meski sudah ditegur oleh penumpang lain, sekelompok lelaki ini masih tetap santai menghisap rokoknya. Padahal, sudah terpampang jelas papan larangan merokok di belakang mereka.
"Siapa yang larang, suruh ke sini. Kita kan sama-sama bayar. Kalau mau enak carter saja," kata salah satu perokok saat ditegur penumpang lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski sudah ditegur, para perokok itu tetap melanjutkan aktivitasnya di dalam kapal. Ada yang mengobrol sesama penumpang, ada pula yang bermain kartu domino tanpa henti membakar rokoknya. Aseanty Pahlevi, salah satu penumpang, mengaku resah dengan sekelompok laki-laki perokok ini.
"Sudah saya tegur, tapi jawabannya seperti itu. Ya coba saja yang menegur lelaki, pasti tidak seenaknya menjawab," kesal wanita yang akrab disapa Levi itu.
Levi adalah pekerja perempuan yang sedang ada tugas pekerjaan di Kayong Utara. Dari Pontianak, dia ke Pelabuhan Rasau Jaya untuk menuju Pelabuhan Teluk Batang menggunakan kapal kayu atau klotok pada Rabu (23/7) malam.
"Saya sengaja pakai kapal biar bisa istirahat. Tapi nyatanya tidak bisa istirahat karena ada orang-orang yang tidak memperdulikan sekitar. Semau hatinya saja merokok tanpa memikirkan orang lain. Sudah jelas di situ adalah kawasan bebas asap rokok," kesalnya.
Menurut dia, semua penumpang mempunyai hak yang sama di kapal tersebut. Namun, penumpang wajib mentaati peraturan yang dibuat pengelola maupun pemerintah demi kenyamanan dan keamanan bersama.
"Nah, mereka ini penumpang egois. Kalau masalah bayar, ya sama-sama bayar. Kami juga punya hak bebas dari asap rokok. Itu kan sudah jelas aturan. Kalau seperti ini, mereka seakan buta," tegas Levi.
Dari kejadian, Levi berharap pengelola jasa angkutan penumpang dalam hal ini pemilik kapal lebih tegas dalam menerapkan aturan. Tak hanya papan imbauan atau larangan saja yang dipajang, tapi bisa lebih dengan melakukan pengawasan secara langsung.
"Saya berharap kenyamanan dan keamanan penumpang lebih diutamakan. Pengelola kapal maupun pemerintah harus turun dan tegas menyikapi hal-hal seperti ini. Karena, larangan merokok saja bisa diabaikan, tidak menutup kemungkinan imbauan demi keselamatan bisa juga diabaikan," harap Levi.
(des/des)