Penjelasan di Balik Fenomena Kerak Bumi yang Terus Menurun

Penjelasan di Balik Fenomena Kerak Bumi yang Terus Menurun

Rachmatunnisa - detikKalimantan
Jumat, 04 Jul 2025 17:31 WIB
Kekeringan menyebabkan kerak Bumi naik di bagian barat.
Foto: via Indy100
Balikpapan -

Selama jutaan tahun, kerak Bumi terus mengalami perubahan di bawah wilayah Cekungan Konya yang terletak di Dataran Tinggi Anatolia Tengah, Turki. Temuan ini didasarkan pada hasil analisis data satelit yang dilakukan oleh para ahli geosains dari University of Toronto, Kanada.

Dikutip detikInet dari laman WIO News, menurut para peneliti hasil simulasi eksperimental yang dikombinasikan dengan data geofisika, geodetik, dan geologi menunjukkan bahwa bagian dasar wilayah di bawah Cekungan Konya mengalami penurunan yang tidak biasa, meskipun dataran tingginya secara keseluruhan menunjukkan pola pengangkatan.

Penemuan ini juga memberi petunjuk tentang kemungkinan adanya jenis baru lempeng tektonik. Kemungkinan penemuan itu memiliki relevansi penting untuk memahami struktur planet lain yang tidak memiliki sistem lempeng tektonik seperti Bumi, contohnya Mars dan Venus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam publikasi mereka di Nature Communications, para peneliti menjelaskan bahwa penurunan tersebut disebabkan oleh proses tetesan litosfer bertahap, yakni kondisi ketidakstabilan batuan yang membentuk kerak dan mantel atas Bumi.

Proses ini menyebabkan bagian batuan padat dari kerak terlepas dan tenggelam ke dalam mantel yang lebih lunak, sehingga membentuk fitur geomorfologi besar seperti cekungan dan pegunungan di permukaan Bumi.

"Melihat data satelit, kami mengamati fitur melingkar di Cekungan Konya tempat kerak Bumi tenggelam atau cekungan semakin dalam," kata penulis utama penelitian Julia Andersen, yang merupakan kandidat PhD di Department of Earth Sciences, Faculty of Arts & Science, University of Toronto.

"Hal ini mendorong kami melihat data geofisika lain di bawah permukaan tempat kami melihat anomali seismik di mantel atas dan kerak yang menebal, yang memberi tahu kami bahwa ada material berdensitas tinggi di sana dan menunjukkan kemungkinan tetesan litosfer mantel," tambahnya.

Para ilmuwan kemudian menjelaskan apa yang terjadi di bawah mantel Bumi. Rekan penulis studi dan profesor ilmu Bumi Russell Pysklywec mengatakan, ketika litosfer menebal dan menetes di bawah wilayah tersebut, terbentuklah cekungan di permukaan yang kemudian muncul ketika beban di bawahnya terlepas dan tenggelam ke kedalaman mantel yang lebih dalam.

"Kita sekarang melihat bahwa proses tersebut bukanlah peristiwa tektonik satu kali dan bahwa tetesan awal tersebut tampaknya telah memunculkan peristiwa turunan berikutnya di tempat lain di wilayah tersebut, yang mengakibatkan penurunan cepat yang aneh dari Cekungan Konya di dalam dataran tinggi Türkiye yang terus meningkat," tambahnya.

Andersen lebih lanjut menyatakan bahwa penemuan baru tersebut telah mengisyaratkan adanya hubungan antara peristiwa pembentukan cekungan dan pengangkatan dataran tinggi.

"Pada dasarnya, penurunan terjadi bersamaan dengan pengangkatan dataran tinggi yang sedang berlangsung," katanya.




(aau/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads