Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya mengalami kebocoran saat berlayar di Selat Bali pada Rabu (2/7) malam. Kapal kemudian terbalik dan tenggelam. Anak buah kapal (ABK) berusaha menyelamatkan sebanyak mungkin penumpang. Dari puluhan penumpang yang tercatat, 4 di antaranya ditemukan meninggal dunia.
Dilansir detikJatim, kapal berangkat dari Pelabuhan Ketapang, Jawa Timur pukul 22.56 WIB menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Kepala Kantor SAR Banyuwangi Wahyu Setiabudi mengatakan petugas jaga kesyahbandaran di Gilimanuk melihat kapal oleng dan tenggelam sekitar pukul 23.20 WIB.
"Kejadian 23.35 WIB kapal tenggelam terlihat dari petugas jaga syahbandar," ungkap Wahyu, Kamis (3/7/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim gabungan Basarnas Banyuwangi dan SAR Surabaya diterjunkan untuk melakukan pencarian korban. Hingga Kamis siang, tercatat 29 penumpang ditemukan selamat dan 4 lainnya meninggal dunia. Para korban ditemukan di lokasi berbeda-beda.
Kepala Kantor SAR Surabaya Nanang Sigit mengatakan para korban selamat ditemukan di beberapa lokasi terpisah di sepanjang pantai selatan Bali, mulai dari Pantai Gilimanuk, Pantai Melaya, hingga Pantai Pebuahan di Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana. Sebagian besar penumpang yang selamat berupaya berenang ke tepi pantai atau meminta bantuan kepada nelayan sekitar.
Tim SAR juga menemukan empat orang dalam kondisi meninggal dunia. Jenazah para korban dievakuasi ke RSU Negara untuk proses identifikasi dan autopsi.
"Empat korban ditemukan meninggal dunia, posisinya terdampar di beberapa titik pesisir yang sama," kata Nanang.
Cerita ABK Selamatkan Para Penumpang
Salah satu ABK bernama Riko menceritakan detik-detik tenggelamnya kapal. Dia juga berupaya menyelamatkan sebanyak mungkin penumpang. Sebanyak 16 orang yang terapung-apung di laut berhasil diselamatkan.
Riko awalnya melompat ke laut saat KMP Tunu Pratama Jaya miring di Selat Bali. Kemudian dia berenang menjauh agar tidak ikut tenggelam bersama kapal.
Sementara itu, para penumpang yang melompat ke laut juga meminta pertolongan. Riko pun berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin penumpang dan mengarahkan mereka ke perahu penyelamat.
"Saya arahkan ke liferaft (perahu penyelamat) untuk menyelamatkan penumpang. Saya berusaha menyelamatkan setiap orang yang saya lihat untuk naik ke liferaft," tutur Riko.
Proses evakuasi di atas perahu penyelamat cukup sulit. Semua korban yang Riko selamatkan mengalami kelelahan. Meski demikian, Riko tetap berusaha menarik belasan korban itu atas perahu karet.
"Banyak yang muntah-muntah karena banyak minum air laut. Jadi mau dayung perahu ke pinggir tidak bisa, jadi kami menunggu penyelamatan," jelas Riko.
Untungnya, tak lama setelah itu, ada perahu nelayan yang melintas. Perahu tersebut membantu menarik Riko dan para penumpang ke pinggir pantai.
Kapal Masih Layak Jalan
Insiden ini menimbulkan tanda tanya terkait kelayakan kapal. Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Tanjungwangi, Purgana, menegaskan bahwa Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya masih dalam kondisi layak operasi saat insiden tenggelam terjadi di Selat Bali.
Kelayakan kapal tersebut tercatat pada dokumen teknis dan administrasi sebelum keberangkatan dari Pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk, Bali. Purgana menyebut kapal telah menjalani pemeriksaan rutin dan seluruh dokumen perizinan masih berlaku.
"Docking masih bulan September sehingga kapal masih layak jalan. Surat-surat masih hidup dan melakukan pemeriksaan berkala," ujar Purgana, Kamis (3/7/2025).
Purgana mengungkapkan sempat terjadi komunikasi sekitar 20 menit antar-kapal Tunu Pratama Jaya. Namun setelahnya, KMP Tunu Pratama Jaya hilang kontak.
"Dari info yang kami terima bahwa antar-kapal mereka sendiri, namun kemudian itu waktunya cukup singkat sekitar 20 menit lalu hilang," jelasnya.
(des/des)