Mengenal Crab Landing, Teknik Pendaratan yang Aman Saat Angin Kencang

Mengenal Crab Landing, Teknik Pendaratan yang Aman Saat Angin Kencang

Nadhifa Aurellia Wirawan - detikKalimantan
Senin, 30 Jun 2025 11:04 WIB
Penerbangan Perdana Batik Air Malaysia-Timor Leste
Ilustrasi pesawat landing. Foto: (dok. Batik Air)
Samarinda -

Viralnya video pendaratan pesawat Batik Air yang terlihat miring di Bandara Soekarno-Hatta pada Sabtu (28/06) mengundang banyak reaksi dari publik. Sebagian orang mengira ada gangguan teknis.

Namun, kejadian itu justru merupakan bagian dari teknik pendaratan yang disebut crab landing. Ialah sebuah manuver standar yang biasa dilakukan dalam dunia penerbangan, terutama ketika pesawat harus mendarat dalam kondisi angin samping atau crosswind.

Dalam video yang beredar, pesawat terlihat mendekati landasan tidak secara lurus, melainkan dengan sudut tertentu yang seolah melawan arah dari jalur mendarat. Saat menyentuh landasan, barulah arah pesawat diluruskan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tindakan ini bukan kesalahan, melainkan bentuk antisipasi dari pilot agar pesawat tetap aman saat bersentuhan dengan landasan. Pun pihak Batik Air telah menjelaskan bahwa pendaratan tersebut berlangsung sesuai prosedur operasional standar, tidak ada insiden, dan pesawat mendarat dengan aman serta dicek menyeluruh oleh teknisi sesudahnya.

Mengenal Crab Landing

Dikutip dari laman Simple Flying, crab landing adalah teknik pendaratan yang digunakan pilot saat menghadapi angin dari samping. Ketika pesawat terbang menuju landasan namun arah angin bertiup dari arah samping (kanan atau kiri), maka jika pesawat dipaksa terbang lurus seperti biasa, pesawat akan terdorong ke samping dan keluar jalur.

Untuk mengatasinya, pilot mengarahkan pesawat dalam sudut tertentu, mirip seperti kepiting berjalan menyamping, itulah kenapa teknik ini dinamai "crab" (kepiting). Dengan manuver ini, pesawat tetap berada di jalur yang tepat walaupun tubuhnya tidak lurus terhadap landasan.

Sesaat sebelum menyentuh landasan, pilot akan melakukan manuver de-crab, yaitu mengembalikan posisi pesawat agar sejajar dengan landasan menggunakan kendali rudder (kemudi arah) dan aileron (sayap). Jika dilakukan dengan presisi, maka roda akan menyentuh landasan dengan mulus dan aman, seperti yang terjadi pada pesawat Batik Air tersebut.

Teknik ini lazim digunakan di berbagai bandara dunia, terutama ketika cuaca tidak bersahabat. Di negara-negara dengan musim angin kencang seperti Jepang, Korea Selatan, atau negara Eropa, pemandangan crab landing adalah hal biasa.

Bahkan maskapai-maskapai besar seperti Lufthansa, Emirates, dan British Airways sering menunjukkan teknik ini ketika mendarat dalam kondisi badai atau angin lintang. Hal ini juga diajarkan secara khusus dalam pelatihan simulasi untuk pilot, agar mereka siap menghadapi berbagai kondisi cuaca.

Crab Landing Dinilai Aman untuk Keselamatan

Dalam dunia penerbangan, crab landing dianggap lebih aman dibandingkan teknik side-slip dalam kondisi tertentu, karena tekanan yang diberikan ke roda pesawat lebih seimbang.

Side-slip sendiri adalah teknik lain yang digunakan pilot dengan membuat salah satu sayap lebih rendah dan kemudi arah diputar agar pesawat bisa menyilang angin secara agresif. Meski efektif, teknik side-slip lebih jarang digunakan pada pesawat berbadan lebar karena bisa memberikan tekanan lebih besar pada roda pendaratan dan struktur pesawat.

Perlu diketahui bahwa tidak semua orang yang melihat momen pendaratan miring memahami konteks teknisnya. Itulah sebabnya video viral seperti ini sering disalahpahami sebagai kejadian tidak aman, padahal justru menunjukkan betapa terlatih dan berhati-hatinya seorang pilot.

Penerapan crab landing bukan hanya dilakukan karena pilihan, tetapi karena tuntutan kondisi cuaca agar keselamatan penerbangan tetap terjaga. Teknik ini pun bukan teknik yang sembarangan. Untuk melakukan manuver ini dengan aman, pilot harus mempertimbangkan banyak hal seperti arah dan kecepatan angin, bobot pesawat, panjang landasan, serta ketinggian dan kecepatan pesawat ketika mendekati titik pendaratan.

Karena itu, keberhasilan mendarat dengan teknik crab landing menunjukkan profesionalisme dan ketepatan pilot dalam mengambil keputusan, bukan sebaliknya.

Kejadian Batik Air yang viral ini justru bisa menjadi momen edukasi bagi masyarakat agar lebih memahami kompleksitas dunia aviasi. Dalam industri penerbangan, banyak teknik-teknik khusus yang dirancang untuk mengutamakan keselamatan, dan semua dilakukan berdasarkan pengalaman, pelatihan, serta standar internasional yang sangat ketat.




(aau/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads