Ramai-ramai Warga Israel Minta Ganti Rugi Akibat Serangan Iran

Ramai-ramai Warga Israel Minta Ganti Rugi Akibat Serangan Iran

Novi Christiastuti - detikKalimantan
Rabu, 25 Jun 2025 15:31 WIB
Serangan rudal Iran menghantam kawasan permukiman Beer Sheva, Israel. Konflik Israel–Iran terus memanas dan menimbulkan korban sipil.
Potret Kehancuran Akibat Perang Israel Vs Iran yang Kini Gencatan Senjata. Foto: REUTERS/Amir Cohen
Tel Aviv -

Warga Israel beramai-ramai mengajukan ganti rugi kepada pemerintah Israel atas kerusakan material yang mereka rasakan akibat perang dengan Iran. Ada hampir 39 ribu klaim klaim kompensasi atau permintaan ganti rugi yang diajukan.

Dikutip detikNews dari laporan surat kabar Israel Yedioth Ahronoth, seperti dilansir Anadolu Agency, Rabu (25/6/2025), menyebutkan Dana Kompensasi pada Otoritas Pajak Israel telah menerima sekitar 38.700 klaim kompensasi sejak awal konflik Israel dan Iran pada 13 Juni lalu.

Dari berbagai klaim kompensasi tersebut, Yedioth Ahronoth menyebut ada sekitar 30.809 permintaan ganti rugi untuk kerusakan bangunan, 3.713 permintaan ganti rugi untuk kerusakan kendaraan, dan 4.085 permintaan ganti rugi untuk kerusakan pada peralatan serta barang-barang lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada perkiraan bahwa ribuan bangunan lainnya mengalami kerusakan, tetapi belum ada klaim kompensasi yang diajukan untuk mereka," sebut Yedioth Ahronoth dalam laporannya.

Sementara itu, laporan terpisah situs web Israel Behadrei Haredim menyebutkan bahwa ada lebih dari 24.932 klaim kompensasi diajukan di area Tel Aviv. Kemudian ada sebanyak 10.793 klaim kompensasi lainnya diajukan di area kota Ashkelon.

Sejauh ini belum ada perkiraan finansial atau besaran total ganti rugi yang diminta warga Israel kepada pemerintahnya.

Berdasarkan laporan Financial Express, Israel telah menghabiskan sekitar US$ 5 miliar (sekitar Rp 81 triliun) pada minggu pertama serangannya terhadap Iran, yang diklaim bertujuan mencegah Teheran memproduksi senjata nuklir.

Sementara pengeluaran harian perang oleh Israel mencapai US$ 725 juta (Rp 11,8 triliun), dengan sekitar US$ 593 juta (Rp 9,6 triliun) di antaranya digunakan untuk serangan dan US$ 132 juta (Rp 2,1 triliun) lainnya dialokasikan untuk tindakan defensif serta mobilisasi militer.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Wall Street Journal (WSJ) juga melaporkan biaya harian sistem pertahanan udara antirudal yang digunakan Israel berkisar antara US$ 10 juta (Rp 162,9 miliar) hingga US$ 200 juta (Rp 3,2 triliun).

Menurut asisten profesor keuangan pada Universitas Amerika Palestina, Naser Abdelkarim, saat berbicara kepada Anadolu Agency, serangan-serangan itu tidak hanya berdampak secara langsung terhadap pengeluaran militer Israel, tetapi juga kegiatan produksi negara tersebut.

Abdelkarim mengatakan bahwa defisit anggaran Israel diperkirakan akan meningkat sebesar 6 persen, dan adanya pembayaran kompensasi kepada warganya yang terdampak serangan akan semakin memperburuk keuangan publik Israel.

Pertempuran udara antara Israel dan Iran diakhiri pada Selasa (24/6) waktu setempat setelah berlangsung selama 12 hari terakhir. Konflik itu memakan banyak korban jiwa dan kerusakan besar di kedua negara yang bermusuhan tersebut.

Artikel ini sudah tayang di detikNews.

Halaman 3 dari 2
(nvc/bai)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads