Kisah Seorang Remaja Hamil Setelah Menelan Sperma, Kok Bisa?

Kisah Seorang Remaja Hamil Setelah Menelan Sperma, Kok Bisa?

Suci Risanti Rahmadania - detikKalimantan
Senin, 23 Jun 2025 09:00 WIB
Pregnant woman holding 4D ultrasound image
Ilustrasi hamil.Foto: Getty Images/kipgodi
Balikpapan -

Lebih dari tiga dekade yang lalu, dunia medis pernah dibikin geger oleh gadis usia 15 tahun yang positif hamil tanpa berhubungan intim, melainkan akibat menelan sperma. Kasus ini terjadi pada perempuan yang tidak disebutkan namanya di Lesotho, Afrika Selatan.

Kasus medis ini kemudian dipublikasikan dalam jurnal Obstetrics & Gynaecology pada tahun 1988 dengan judul 'Oral conception. Impregnation via the proximal gastrointestinal tract in a patient with an aplastic distal vagina. Case report'. Dikutip detikHealth dari laman Live Science, gadis ini mendatangi rumah sakit karena mengalami nyeri perut hebat yang datang dan pergi secara berkala.

Hasil pemeriksaan medis mengungkap bahwa ia sedang mengandung janin berusia sekitar sembilan bulan, dan ia tidak mengetahui bahwa dirinya hamil. Saat tim medis memeriksa bagian luar alat reproduksinya (vulva), mereka tidak menemukan bukaan vagina. Terlihat hanya lekukan dangkal yang tertutup jaringan kulit, terletak di antara bibir bagian dalam (labia minora) dan tepat di bawah saluran keluar urine (meatus uretra).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi medis langka ini dikenal sebagai atresia vagina distal, yaitu keadaan lubang vagina tidak terbentuk sempurna atau tertutup seluruhnya. Kelainan ini diperkirakan dialami oleh 1 dari 4.000 hingga 10.000 bayi perempuan saat lahir.

Setelah proses persalinan, pemeriksaan menunjukkan bahwa rahim pasien berakhir di rongga vagina yang hanya memiliki kedalaman sekitar dua sentimeter. Kondisi tersebut membuat para dokter heran dan mempertanyakan bagaimana remaja ini bisa mengandung.

Secara teori, dengan kondisi seperti itu, kehamilan seharusnya tidak mungkin terjadi tanpa intervensi teknologi seperti pembuahan buatan (in vitro fertilization atau IVF). Selain itu, kelainan tersebut juga membuatnya tidak dapat melahirkan secara normal, sehingga bayi harus dilahirkan melalui prosedur operasi caesar.

Saat dibawa ke rumah sakit, rahim pasien sudah menunjukkan kontraksi aktif, dan posisi janin pun telah berada di jalur lahir dengan kepala menghadap ke bawah. Diketahui bahwa sekitar 278 hari sebelum kehamilan terdeteksi atau lebih dari sembilan bulan sebelumnya, remaja ini pernah dirawat di UGD rumah sakit yang sama setelah mengalami penusukan di bagian atas perut oleh seorang pria.

Luka akibat tusukan pisau itu menembus dinding perut dan menyebabkan dua robekan di lambung. Setelah menjalani penanganan medis, pasien diperbolehkan pulang. Beberapa bulan pasca operasi caesar, saat masa pemulihan, pasien mengaku kepada seorang perawat bahwa penyerangan tersebut terjadi ketika mantan kekasihnya memergoki ia sedang melakukan seks oral dengan pacar barunya.

Dari pengakuan tersebut, tim dokter menyimpulkan bahwa kemungkinan besar sperma yang tertelan saat hubungan oral seks berpindah ke sistem reproduksinya melalui robekan saluran pencernaan yang ditimbulkan oleh luka tusuk, sehingga terjadi kehamilan. Umumnya, pembuahan hanya terjadi bila sperma masuk melalui vagina dan mencapai sel telur di sistem reproduksi.

Sistem pencernaan yang sangat asam seharusnya tidak memungkinkan sperma bertahan hidup. Akan tetapi, air liur memiliki tingkat keasaman (pH) yang jauh lebih rendah dibandingkan bagian lain dari sistem pencernaan. Sebagai perbandingan, lambung memiliki pH sekitar 1,5 hingga 3,5 (sangat asam), sementara air liur memiliki pH rata-rata 6,7 yang mendekati netral. Hal ini membuka kemungkinan bahwa sperma dalam kasus tersebut dapat bertahan hidup setelah tertelan.

Dokter juga menduga bahwa kondisi kekurangan gizi yang dialami remaja itu pada saat penusukan turut berperan. Menurut laporan, malnutrisi dapat menurunkan tingkat keasaman sistem pencernaan, menciptakan kondisi 'aneh' yang memungkinkan sperma bertahan dan bermigrasi melalui luka menuju rahim.

Pada akhirnya, dokter memutuskan untuk melakukan operasi caesar dengan bius spinal. Prosedur tersebut berlangsung lancar, dan pasien melahirkan seorang bayi laki-laki yang sehat dengan berat sekitar 2,8 kilogram. Bayi tersebut memiliki kemiripan dengan ayah biologisnya, yakni pria yang menjadi kekasih baru gadis itu.




(aau/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads