Kota Tarakan diramaikan gelaran perdana Mods May Day pada Minggu (25/5/2025. Mereka menggabungkan kecintaan pada skuter dengan semangat perjuangan Hari Buruh.
Mods May Day yang dihelat mulai pukul 15.00 WITA hingga selesai, menjadi angin segar bagi komunitas otomotif dan serikat pekerja di Tarakan, dengan mengusung tema yang tetap mempertahankan esensi Hari Buruh. Mengambil inspirasi dari subkultur Mods di Inggris yang identik dengan skuter Vespa dan Lambretta serta gaya berpakaian pekerja seperti kemeja dan jaket parka, acara ini digagas Scooter Tarakan Community (STC) bekerja sama dengan Serikat Pekerja Perkayuan (Kahutindo) Tarakan.
"Kami ingin merayakan Hari Buruh tanpa melupakan esensinya, yaitu memperjuangkan hak-hak buruh. Kami menggabungkannya dengan subkultur Mods yang kami cintai, yaitu Vespa," ujar Fakhry Arya, Anggota Seksi Acara Mods May Day kepada detikkalimantan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rolling City Meriahkan Tarakan
Salah satu agenda utama acara ini adalah Rolling City, parade kendaraan yang diikuti oleh berbagai komunitas motor di Tarakan, tidak terbatas pada pengguna Vespa. Titik kumpul dimulai dari Bandara Juata dan berakhir di Gedung KNPI, dengan rute melewati jalan-jalan utama kota seperti THM, Ladang, dan Stadion.
"Kami tidak membatasi jenis kendaraan. Selain Vespa, kami juga mengundang all bikers dan bahkan mobil jeep untuk ikut meramaikan Rolling City ini," jelas Fakhry.
Menurut panitia, acara ini dihadiri sekitar 500 peserta, termasuk 70 orang dari serikat pekerja seperti PT Idec dan serikat lainnya, serta sekitar 400 bikers yang antusias memeriahkan kegiatan.
Bukan Sekadar Kumpul Skuter
Keunikan Mods May Day Tarakan terletak pada integrasi isu-isu buruh dalam rangkaian acara. Selain Rolling City, acara ini dimeriahkan dengan pemutaran film dokumenter tentang perjuangan buruh, musikalisasi puisi, monolog, dan penampilan musik.
Fakhry menilai antusiasme peserta melebihi ekspektasi panitia. "Peserta sangat antusias, lebih ramai dari yang kami harapkan," ungkapnya.
Ia juga menyoroti acara Mods May Day di kota lain sering kali kehilangan esensi Hari Buruh. "Di Tarakan, kami ingin tetap mengangkat isu-isu pekerja dan memberikan ruang bagi mereka untuk menyampaikan aspirasi," katanya.
Menariknya, acara ini juga mencerminkan semangat inklusif dengan mengaitkan subkultur Mods dan perjuangan buruh. "Buruh juga punya hak untuk ber-fashion dan menyampaikan aspirasi. Mods May Day ini menggabungkan keduanya," tambah Fakhry.
Harapan untuk Acara Tahunan
Panitia berharap Mods May Day dapat menjadi acara tahunan yang semakin meriah di Tarakan, dengan dukungan lebih luas dari sponsor dan partisipasi masyarakat.
"Kami ingin acara ini tidak hanya menjadi ajang kumpul komunitas skuter, tetapi juga wadah untuk merayakan Hari Buruh dengan cara yang kreatif dan bermakna," tambah Fakhry.
Kahutindo,yang diwakili oleh Rudi, menyampaikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini. Rudi juga menegaskan pentingnya masyarakat memahami perjuangan buruh.
"Kegiatan ini pertama kalinya komunitas motor memperingati May Day. Kami diminta mengisi acara dengan pemutaran film perjuangan buruh dan menurunkan massa sebanyak 100 anggota," ujar Rudi.
"Ada orang yang berjuang di belakang layar untuk masyarakat banyak, terkait upah, kesejahteraan, dan perlindungan, yang jarang diketahui. Itu tugas pokok serikat pekerja," tambahnya.
(sun/des)