TNI Angkatan Darat (AD) berduka. Ledakan amunisi tak layak di Garut, Jawa Barat, merengut nyawa 4 anggotanya. Selain itu, ada 9 warga sipil yang juga menjadi korban. TNI AD pun berkomitmen melakukan investigasi menyeluruh atas insiden ini.
Dilansir detikNews, Kadispenad Brigjen Wahyu Yudhayana menyatakan pihaknya akan menginvestigasi penyebab ledakan amunisi tersebut. Hasilnya juga akan disampaikan ke publik, mengingat ada korban warga sipil.
"Kami akan melaksanakan investigasi secara menyeluruh dengan kejadian ini. Dan akan kami sampaikan informasi selanjutnya berkaitan dengan perkembangan dari penyelidikan atau investigasi yang dilaksanakan," jelas Brigjen Wahyu dalam keterangannya, Senin (12/5/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mewakili TNI AD, Wahyu juga menyampaikan belasungkawa kepada seluruh korban meninggal. Dia menyebut para prajurit TNI yang meninggal merupakan prajurit yang berdedikasi tinggi. Di antaranya ada Kepala Gudang Pusat Amunisi (Gupusmu) III Pusat Peralatan Angkatan Darat, Kolonel Cpl Antonius Hermawan.
"Kami segenap jajaran TNI Angkatan Darat mengucapkan rasa belasungkawa yang sedalam-dalamnya terhadap semua korban, dan para prajurit TNI Angkatan Darat yang menjadi korban dalam musibah ini adalah prajurit-prajurit yang memiliki dedikasi yang tinggi dan kami juga berduka cita berbelasungkawa atas meninggalnya korban masyarakat sipil," ujarnya.
"Kami mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk turut mendoakan para korban dan semua keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," imbuhnya.
Adapun ledakan terjadi pada Senin (12/5) pukul 09.30 WIB. Berdasarkan hasil investigasi sementara, TNI AD menyampaikan kronologi ledakan tersebut. Awalnya personel dari Gupusmu III telah berhasil meledakkan amunisi tak layak pakai di dua lubang sumur.
"Pada awal kegiatan secara prosedur telah dilaksanakan pengecekan terhadap personel maupun yang berkaitan dengan lokasi peledakan, dan semuanya dinyatakan dalam keadaan aman," kata Brigjen Wahyu.
Lalu personel hendak memusnahkan detonator yang sebelumnya dipakai di dua sumur tersebut. Akan tetapi, saat detonator sedang disusun, tiba-tiba terjadi ledakan. Personel yang masih berada di sekitar lubang itu langsung menjadi korban.
(des/des)