Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Kalimantan Tengah menjadi momen untuk mengingatkan kembali toleransi keberagaman dan menolak diskriminasi dalam pendidikan.
Dalam upacara Hardiknas, Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Edy Pratowo menegaskan bahwa semua siswa setara. Ia membacakan sambutan dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI terkait tidak boleh adanya diskriminasi dalam pendidikan.
"Sesuai amanat Konstitusi, tidak boleh ada diskriminasi atas dasar agama, fisik, suku, bahasa, ekonomi, jenis kelamin, domisili dan sebab-sebab lain yang menyebabkan seseorang kehilangan kesempatan memperoleh pendidikan," ucapnya, Jumat (2/5/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Edy berharap agar Hardiknas tahun ini dapat memberi motivasi untuk membangun pendidikan yang lebih baik lagi. Ia juga menerangkan bahwa sumber daya manusia (SDM) yang unggul dapat menjadi kunci untuk menciptakan sumber-sumber pendapatan asli daerah.
"Kita anak-anak Kalimantan Tengah ini jangan sampai ada yang tidak sekolah, makanya pendidikan itu jadi tolok ukur kita untuk meningkatkan daya saing yang unggul," terangnya.
"Kunci utama itu SDM, karena dengan SDM itu bisa menciptakan yang namanya sumber-sumber pendapat asli daerah, sumber-sumber kekuatan untuk membangun. Nah tapi kalau sumber daya alam (SDA) tanpa dilandasi SDM yang unggul ya akan habis dengan sendirinya. Tapi SDM ilmu pengetahuan itu yang tidak akan habis," sambungnya.
Upacara Hardiknas digelar di Lapangan Upacara Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah. Para siswa siswi yang mengikuti upacara pagi itu mengenakan berbagai macam baju adat daerah hingga batik bagi para pegawai di Disdik Kalteng.
Hal ini sesuai dengan himbauan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI mengimbau untuk mengenakan pakaian adat saat upacara bendera Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025.
Geovan Marvelino (16), siswa dari SMAN 3 Palangka Raya, mengenakan baju adat Toraja. Geovan berpandangan bahwa semua siswa berhak mendapatkan kesempatan yang sama.
"Kalau terkait Hardiknas ini, menurut saya semua siswa dari berbagai kalangan terutama kita ni kan ada semua baju dari berbagai daerah, nah ini sebenernya ingin menggambarkan bahwa apapun latar belakang kita bisa meraih pendidikan," pungkasnya.
(des/des)