PDI Perjuangan dikabarkan siap membantu pemerintahan Presiden Prabowo Subianto walaupun tidak berkoalisi. Namun, ada syarat yang diajukan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Hal ini disampaikan Politisi PDIP Guntur Romli. Dilansir detikNews, Guntur memastikan pihaknya akan tetap menyampaikan kritik apabila kebijakan pemerintahan Prabowo keluar dari koridor.
"Pasti dong, (memberikan) kritik konstruktif. Checks and balances," kata Guntur, Kamis (10/4/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun nantinya akan ada kritik dan masukan, Guntur memastikan PDIP akan menyampaikannya dengan tujuan yang baik. Tidak ada maksud untuk memperuncing perbedaan pendapat.
"Kalau ada masukan dan kritik tentu kami juga akan menyampaikan dengan iktikad baik, bertujuan mencari solusi bukan berdasarkan kebencian. Ibarat kerja gotong royong, semua ada peran sendiri, termasuk di dalam dan di luar pemerintahan. Manutnya pada kepentingan rakyat banyak," sambungnya.
Guntur juga menyebut ketumnya memberikan syarat untuk membantu pemerintahan Prabowo. Yakni pemerintah harus mengedepankan program-program yang berpihak kepada rakyat.
"Bahwa beliau (Megawati) dan PDI Perjuangan siap membantu Presiden Prabowo namun tetap berada di luar pemerintahan. Syaratnya menurut Ibu Ketua Umum adalah program-program yang berpihak pada rakyat kecil dan masyarakat banyak. Kepentingan rakyat di atas segala-galanya," tegasnya.
Sebelumnya, Ketua MPR RI sekaligus Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menjelaskan pertemuan Prabowo Subianto dengan Megawati Soekarnoputri. Muzani menyebut bahwa Megawati menyampaikan akan memperkuat pemerintahan, tetapi tetap dalam posisi di luar koalisi.
"Ibu Mega mengharapkan agar masa kepresidenan Pak Prabowo yang telah dilantik pada tanggal 20 Oktober 2024 bisa efektif untuk kebaikan dan kesejahteraan rakyat, karena itu jika dianggap perlu silakan menggunakan PDI sebagai instrumen yang juga bisa digunakan untuk memperkuat pemerintahan, tetapi tidak dalam posisi dalam koalisi," kata Muzani di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (9/4).
(des/des)