Ajaibnya Pria Selamat Usai 5 Hari Tertimbun Reruntuhan Gempa Myanmar

Internasional

Ajaibnya Pria Selamat Usai 5 Hari Tertimbun Reruntuhan Gempa Myanmar

Haris Fadhil - detikKalimantan
Rabu, 02 Apr 2025 18:04 WIB
This handout photo taken and released on April 2, 2025 by the Myanmar Military Information Team shows a joint team of Myanmar and Turkish rescuers pulling a man alive from the rubble of a hotel in the capital Naypyidaw, five days after a major earthquake struck central Myanmar. The shallow 7.7-magnitude earthquake flattened buildings across Myanmar, killing more than 2,700 people and making thousands more homeless. (Photo by Handout / MYANMAR MILITARY INFORMATION TEAM / AFP) / RESTRICTED TO EDITORIAL USE - MANDATORY CREDIT
(Foto: Pria ditemukan selama usai 5 hari tertimbun renruntuhan akibat gempa di Myanmar (AFP/HANDOUT)
Balikpapan -

Seorang pria secara mengejutkan ditemukan dalam kondisi hidup usai 5 hari tertimbun reruntuhan gedung di ibu kota Myanmar, Naypyidaw yang terdampak gempa.

Dilansir CNN dan AFP, Rabu (2/4/2025), gempa bermagnitudo (M) 7,7 mengguncang Myanmar pada Jumat (28/3). Gempa dahsyat itu menghancurkan banyak bangunan dan menyebabkan lebih dari 2.700 orang tewas.

Proses pencarian korban terus dilakukan tim penyelamat. Pada Rabu (2/4), petugas penyelamat menarik keluar seorang pria dari reruntuhan gedung di Naypyidaw. Peristiwa bak mukjizat ini menghidupkan lagi semangat para petugas untuk mencari korban lain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria itu tampak kelelahan dan dalam kondisi acak-acakan saat ditarik keluar menggunakan bantuan kantong udara di antara pecahan lempengan beton. Proses penyelamatan itu disambut tepuk tangan meriah.

Sehari sebelumnya, seorang wanita berusia 62 tahun juga ditarik dari pecahan lempengan beton di Naypyidaw. Di tempat lain, tim penyelamat asal China menarik empat orang termasuk seorang anak berusia 5 tahun dan seorang wanita hamil dari reruntuhan pada Senin (31/3).

Petugas penyelamatan kini berpacu dengan waktu dan kondisi gedung yang rentan runtuh karena gempa terus berlanjut. Pada Senin malam, dua hotel runtuh di Mandalay yang dekat dengan pusat gempa sekaligus kota terpadat kedua di negara itu.

"Dengan gempa susulan ini, kematian masih terjadi. Banyak orang masih tidur di tempat terbuka di jalanan atau di taman karena mereka terlalu takut untuk kembali ke rumah mereka. Dan tentu saja, ini menghambat upaya kami untuk menjangkau mereka dan memberikan jenis dukungan yang mereka butuhkan," kata Direktur Myanmar di Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa, Michael Dunford.

Organisasi-organisasi kemanusiaan terus menekankan perlunya bantuan mendesak, terutama ke daerah-daerah yang lebih terpencil di negara itu. Rakyat Myanmar telah hidup dalam kesulitan sejak perang saudara pecah 4 tahun lalu.




(mud/mud)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads