Sebanyak lebih dari 100 orang telah dilaporkan menjadi korban jiwa dalam peristiwa gempa bumi Magnitudo 7,7 yang mengguncang Myanmar serta negara-negara tetangganya. Selain itu, banyak korban luka dan bangunan mengalami kerusakan berat.
Dikutip detikNews dari AFP, gempa besar tersebut disusul oleh gempa lainnya berkekuatan M 4,6. Kepanikan tidak hanya terjadi di Myanmar, tetapi juga di Thailand. Bahkan warga Bangkok juga sempat berbondong-bondong keluar dari gedung.
Dilaporkan sebuah gedung di Bangkok sampai runtuh akibat guncangan ini. Puluhan pekerja terjebak dalam puing-puing, sementara mereka yang lolos dari reruntuhan mengalami luka-luka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Situasi lebih keos dirasakan di Myanmar. Bangunan bersejarah, bangunan keagamaan, jalan, hingga rumah sakit roboh, bahkan ada yang rata dengan tanah. Jembatan usia 90 tahun di Mandalay juga runtuh.
Mengenai data pasti terkait dampak penuh bencana tersebut belum diketahui. Myanmar yang dikuasai militer serta dilanda perang saudara secara bertahap mengeluarkan pernyataan resmi. Mereka juga mengeluarkan permohonan langka untuk bantuan internasional.
Kepala junta Min Aung Hlaing mengatakan 144 orang telah tewas, dengan 732 orang dipastikan terluka. Diperkirakan jumlah korban akan meningkat. Tiga kematian telah dipastikan sejauh ini di Thailand.
"Di beberapa tempat, beberapa bangunan runtuh. Saya ingin mengundang negara mana pun, organisasi mana pun, atau siapa pun di Myanmar untuk datang dan membantu. Terima kasih," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi, setelah mengunjungi sebuah rumah sakit di ibu kota Naypyidaw.
Di Thailand sendiri, pemerintah setempat menetapkan status darurat bencana. Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra dilaporkan langsung mengadakan pertemuan darurat untuk menilai dampak gempa tersebut.
(des/des)