Umat Islam meyakini lailatul qadar merupakan malam yang lebih baik dari seribu bulan. Apa tanda seseorang menggapai malam lailatul qadar?
Lailatul qadar menjadi malam yang spesial, yang paling ditunggu-tunggu setiap Ramadan. Umat Islam memperbanyak amalan agar dapat menggapai lailatul qadar.
Surah Al-Qadar Ayat 2 berbunyi Wa ma adraka ma lailatul qadar. Artinya tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Para ahli tafsir menjelaskan penggalan ayat wa ma adraka termasuk dalam ayat yang akan menjelaskan dan membicarakan peristiwa atau kejadian yang sangat dahsyat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Munculnya Lailatul Qadar
Dikutip situs resmi Nahdlatul Ulama (NU) Jombang, munculnya lailatul qadar berawal dari pertanyaan para Sahabat Nabi tentang usia Nabi Muhammad yang terbilang pendek. Sementara itu, umat sebelumnya memiliki usia yang lebih panjang.
Pertanyaan para Sahabat Nabi yakni bagaimana bisa mempunyai amal yang banyak jika usianya pendek. Sejak saat itu, Allah menganugerahkan lailatul qadar kepada Nabi Muhammad. Di mana beribadah di malam lailatul qadar sama dengan beribadah selama seribu bulan.
Kapan Malam Lailatul Qadar?
Menurut para ulama, malam lailatul qadar datang di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Maka dari itu, umat Islam dianjurkan menghidupkan 10 malam terakhir Ramadan dengan memperbanyak ibadah kepada Allah SWT.
Bahkan, Rasulullah pun bertambah semangat dalam beribadah di 10 malam terakhir Ramadan. Berikut ini hadisnya.
كَانَ رَسُوْلُ الله إِذَا دَخَلَ العَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
Artinya: Bila masuk 10 hari terakhir bulan Ramadan, Rasulullah mengencangkan kainnya (menjauhkan diri dari menggauli istrinya), menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya. (HR Al-Bukhari)
Sayyidah Aisyah ra juga menyampaikan hal yang sama. Lailatul qadar datang pada malam-malam ganjil sepuluh terakhir bulan Ramadan.
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِيْ الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Artinya: Carilah malam kemuliaan (lailatul qadar) pada malam-malam ganjil sepuluh terakhir bulan Ramadan. (HR Al-Bukhari).
Berdasarkan dua hadis tersebut dapat disimpulkan malam lailatul qadar berada pada 10 malam terakhir Ramadhan, tepatnya pada malam ganjil. Antara malam ke-21, malam ke-23, malam ke-25, malam ke-27, dan malam ke-29.
Tanda Orang Menggapai Lailatul Qadar
Dalam kitab Al-Ghunyah, Syekh Abdul Qadir Al-Jilani (1077-1166 M) menjelaskan tanda-tanda orang yang menggapai lailatul qadar. Berikut ini penjelasannya.
يل إن جبريل عليه السلام إذا نزل من السماء ليلة القدر لا يدع احدا من الناس الا سلم عليه وصافحه
Artinya: Dikatakan bahwa Malaikat Jibril as, ketika turun dari langit pada malam lailatul qadar, tidak akan membiarkan seorang manusia pun kecuali akan mengucapkan salam dan menjabat tangannya. (Abdul Qadir Al-Jilani, Al-Ghunyah li Thalibi Thariqil Haqq)
Menurut Syekh Abdul Qadir, orang yang menggapai lailatul qadar akan mendapat ucapan salam dan berjabat tangan dengan Malaikat Jibril. Malaikat Jibril adalah makhluk yang gaib, maka ucapan salam dan jabatan tangannya berbeda dengan manusia.
Syekh Abdul Qadir juga menjelaskan mengenai tanda orang yang mendapat ucapan salam dan jabatan tangan dari Malaikat Jibril. Berikut ini penjelasannya.
وعلامة ذلك اقشعرر جلده و ترقيق قلبه و تدميع عينيه
Artinya: Tanda seseorang yang mendapatkan salam dan berjabat tangan dengan malaikat Jibril adalah gemetar kulitnya, hatinya menjadi lembut, dan air matanya senantiasa bercucuran. (Al-Jilani, II/23)
Berdasarkan penjelasan di atas, tanda orang mendapat salam dan jabatan tangan Malaikat Jibril sebagai tanda menggapai malam lailatul qadar, yakni gemetar kulitnya, hatinya menjadi lembut, dan banyak mengeluarkan air mata.
Berjabat tangan dengan Malaikat Jibril menjadikan kulit bergetar karena Jibril pembawa wahyu. Hati menjadi lembut artinya akan lebih bijaksana dalam segala hal dan mendapat anugerah dari Allah SWT.
Air mata yang senantiasa bercucuran dapat diartikan sebagai rasa gembira mendapatkan lailatul qadar, dan tangisan sebagai rasa khauf (takut) kepada Allah SWT.
(sun/mud)