Menengok Koleksi Pesawat Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Sleman

Adji G Rinepta - detikJogja
Jumat, 21 Nov 2025 07:19 WIB
Pesawat Cureng, salah satu ikon di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, Depok, Sleman, Kamis (20/11/2025). Foto: Adji G Rinepta/detikJogja
Sleman -

Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala (Muspusdirla), Depok, Sleman, memiliki puluhan koleksi pesawat yang bersejarah. Dari mulai pesawat bikinan luar negeri hingga pesawat yang dirakit dari pesawat-pesawat yang rusak milik Jepang pada masa penjajahan dulu.

Kasi Konservasi Muspusdirla Letkol Sus Ambar Rejiyati mengatakan, Muspusdirla memiliki ribuan koleksi yang terdiri dari berbagai benda bersejarah perjalanan panjang TNI Angkatan Udara sejak masa revolusi hingga era pertahanan modern.

Dari ribuan koleksi itu, 61 di antaranya adalah pesawat terbang yang masing-masing berbeda jenisnya.

Koleksi pesawat bersejarah di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala (Muspusdirla), Depok, Sleman, Kamis (20/11/2025). Foto: Adji G Rinepta/detikJogja

"Koleksinya kurang lebih 4 ribuan koleksi, 61 di antaranya pesawat terbang. Penambahan yang cukup signifikan terjadi di tahun 2017, kurang lebih 20 pesawat didatangkan dari berbagai wilayah," kata Ambar saat ditemui detikJogja di Muspusdirla, Kamis (20/11/2025).

"Sebagian besar (pesawat) pernah digunakan TNI Angkatan Udara periode 1945 sampai 1980an. Itu berasal dari berbagai negara, termasuk Blok Barat dan Blok Timur," sambungnya.

Ambar menjelaskan, pesawat-pesawat ini dibagi dalam tiga kategori utama, yakni pesawat tempur, angkut dan heli, serta pesawat latih. Seperti pesawat tempur legendaris P-51 Mustang dan B-25 Mitchell buatan Amerika Serikat.

Koleksi pesawat bersejarah di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala (Muspusdirla), Depok, Sleman, Kamis (20/11/2025). Foto: Adji G Rinepta/detikJogja

Lalu ada pesawat bomber TU-16 Badger asal Rusia serta pesawat tempur A6M5 Zero Sen buatan Jepang. Di antara pesawat-pesawat itu, ada satu pesawat yang menjadi ikon museum yakni Pesawat Cureng.

"Pesawat Cureng ini termasuk salah satu ikon di kita, karena usianya paling awal di saat awal kemerdekaan. Itu pesawat Jepang yang dulu kita perbaiki," ujar Ambar.

"Tahun 1945 itu era pesawat Jepang, jadi pesawat Jepang yang kita perbaiki kemudian digunakan untuk mendukung kegiatan sekolah penerbang pertama. Karena kita di awal ndak punya apa-apa," lanjutnya.

Meski dari bekas pesawat Jepang yang diperbaiki, pesawat Cureng merupakan tonggak awal perkembangan sekolah penerbang TNI AU. Pesawat ini juga telah banyak terjun di pertempuran, salah satunya di tahun 1947 era agresi militer Belanda pertama digunakan untuk penyerangan 3 kota, Semarang, Salatiga, Ambarawa.

"Cureng merupakan pesawat beridentitas Merah Putih pertama, penerbangan merah putih pertama menggunakan pesawat Cureng ini oleh Bapak Adi Sutjipto pada tanggal 27 Oktober 1945. Dulu namanya Lanud Maguwo," papar Ambar.

"Pesawat Cureng ini menjadi modal, dari pesawat yang sudah rusak itu, berhasil diperbaiki tiga unit. Cureng itu merupakan modal awal Angkatan Udara menuju kejayaan. Karena dari modal itu mendidik penerbang-penerbang," imbuh Kasi Koleksi Mupusdirla, Letkol Sus Subiyah.



Simak Video "Video: Viral Rusa Berkeliaran di Jalanan Sleman, Bikin Kaget Pengendara"

(dil/apl)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork