8 Tips Mengenali Lowongan Kerja Palsu, Job Seeker Wajib Waspada!

Nur Umar Akashi - detikJogja
Senin, 08 Sep 2025 18:50 WIB
Ilustrasi lowongan kerja. Foto: Getty Images/iStockphoto/Trifonenko
Jogja -

Indonesia sedang mengalami peningkatan gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di berbagai sektor industri. Kondisi ini terkadang dimanfaatkan oleh oknum tak bertanggung jawab untuk menyebar lowongan kerja (loker) palsu.

Korban PHK maupun para fresh graduate yang baru saja memasuki dunia kerja rentan terjebak lowongan kerja palsu. Bukan tanpa sebab, sulitnya mendapat pekerjaan terkadang membuat seseorang tidak pikir panjang dalam memilih.

Pemanfaatan harapan demi keuntungan pribadi ini sangat berbahaya. Korban lowongan kerja palsu sering kali kehilangan harta materiil. Tak jarang pula, kesehatan mental jadi terganggu akibat harapan yang pupus secara tiba-tiba.

Guna mewaspadai kemungkinan kena scam, ada beberapa tips yang bisa detikers ingat-ingat selalu. Cek penjelasan lengkapnya melalui uraian di bawah ini!

Intinya:

  • Lowongan kerja palsu bertebaran di mana-mana dalam situasi tak menentu. Masyarakat Indonesia perlu waspada agar tak terkecoh.
  • Ada banyak ciri lowongan kerja palsu. Mulai dari gaji terlalu tinggi hingga dijanjikan hal-hal yang berlebihan.
  • Selalu lakukan pengecekan berulang guna memastikan keaslian lowongan kerja.
  • Adukan loker palsu ke Kemnaker lewat situs resmi maupun hotline 1500 300.

Tips untuk Kenali Lowongan Kerja Palsu

Dirangkum dari laman resmi Kementerian Ketenagakerjaan hingga Universitas Pancasila di antara tips yang kamu perlu waspadai saat mengikuti proses rekrutmen suatu lowongan pekerjaan adalah:

1. Gaji Tidak Masuk Akal

Setiap pekerjaan memiliki range gaji yang dipedomani secara umum. Contohnya, karena membutuhkan keterampilan khusus, posisi A digaji Rp 30-40 juta per bulan. Di sisi lain, pekerjaan B diberi upah rata-rata Rp 1-2 juta saja rata-rata. Nah, jika menemukan loker posisi B dengan upah Rp 30-40 juta, kamu harus waspada.

Sering kali, lowongan kerja palsu mencantumkan gaji yang tidak normal. Gaji tinggi dengan deskripsi pekerjaan ringan sering kali jadi sukses menarik perhatian.

2. Posisi Kerja Tidak Jelas

Normalnya, pihak pencari kerja mencantumkan posisi yang diinginkan dengan jelas. Hal ini membantu mengurangi kemungkinan pencari kerja yang asal-asalan memasukkan lamaran padahal tidak sesuai dengan kualifikasi.

Alih-alih memberi gambaran jelas, lowongan kerja palsu justru kerap tidak menyebut posisi yang dibutuhkan. Lowongan tersebut hanya memberi rincian tugas pekerjaan yang terlalu luas. Bila menemui unggahan tawaran kerja semacam ini, detikers perlu berhati-hati.

3. Pembayaran Uang Muka

Ciri ketiga loker palsu adalah adanya kewajiban membayar uang pendaftaran. Penipu sering kali meminta uang muka dengan alasan untuk kebutuhan interviu, uang jaminan, dan seterusnya. Ini merupakan ciri-ciri loker palsu yang harus diperhatikan.

Guna lebih meyakinkan calon pelamar, pemasang lowongan bertindak lebih jauh dengan cara menginformasikan bahwa uang muka akan diganti perusahaan nantinya. Tak tanggung-tanggung, surat undangan palsu turut dibuat untuk menguatkan kesan.

Ada juga oknum yang mengaku sebagai 'orang dalam' perusahaan. Dengan iming-iming bisa membantu pelamar mendapat pekerjaan secara mudah, ia akan meminta uang pelicin. Nominal pelicin tersebut bervariasi, mulai dari ratusan ribu hingga puluhan atau bahkan, ratusan juta rupiah.

4. Kontak Perusahaan Mencurigakan

Cara mendeteksi loker palsu berikutnya adalah melalui kontak yang diberikan. Sering kali, loker palsu mencantumkan kontak yang tampak tidak profesional. Sebab, umumnya, perusahaan besar sudah punya alamat email khusus.

Sebagai bentuk antisipasi, detikers dapat mengecek langsung kebenaran kontak tersebut. Misalnya, dengan cara mengunjungi situs resmi perusahaan. Kemudian, cek bagian kontak. Bisa juga melakukan cross-check melalui aplikasi pengecek nomor jika kontak yang diberikan berupa nomor telepon.

5. Diterima Tanpa Proses Rekrutmen yang Jelas

Pernah menerima pesan yang menyatakan kamu diterima bekerja di sebuah perusahaan? Padahal, kamu tidak pernah mengirimkan lamaran? Hati-hati, kemungkinan besar, itu adalah tawaran kerja palsu.

Lazimnya, sebelum dinyatakan lolos, detikers perlu mengikuti sejumlah tahapan. Sebut saja seleksi administrasi, tes tertulis, tes keahlian, hingga wawancara bertingkat-tingkat. Jadi, jangan mudah terperdaya, ya!

6. Janji Berlebihan yang Tak Masuk Akal

Testimoni atau janji berlebihan sering jadi trik utama lowongan kerja palsu. Kamu akan ditawari gaji tinggi, bonus melimpah ruah, hingga fasilitas mewah yang tidak sebanding dengan tanggung jawab pekerjaan.

Ada juga janji kekayaan dalam waktu singkat. Tidak hanya itu, loker palsu kerap mencantumkan testimoni tidak jelas. Sebaliknya, perusahaan kredibel tidak akan memberi janji berlebihan. Mengingat, untuk mendapat sesuatu, detikers memang harus berusaha keras dan cerdas.

Karakteristik semacam ini ditujukan untuk menarik perhatian pencari kerja, terkhusus yang sedang mengalami masalah ekonomi karena mudah tergiur. Oleh karena itu, pengecekan kebenaran informasi perlu dilakukan.

7. Gaya Komunikasi Tidak Profesional

Tata bahasa tidak profesional yang terkesan acak-acakan dan apa adanya adalah tanda lain loker palsu. Sering kali, penipu menggunakan gaya bahasa gaul atau nonformal dalam berkomunikasi.

8. Permintaan Informasi Sensitif pada Awal Rekrutmen

Perusahaan profesional biasanya hanya mempersyaratkan CV atau portofolio untuk melakukan seleksi awal. Apabila kamu dinyatakan lulus rekrutmen, baru dokumen-dokumen pendukung diminta, seperti nomor rekening dan foto Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Di sisi lain, lowongan kerja palsu sering kali memberi syarat yang tak masuk akal. Sebut saja foto KTP dengan pose selfie maupun dokumen yang sifatnya privat. Kamu perlu berhati-hati karena data yang diberikan bisa saja disalahgunakan.

Oleh karena itu, selalu pastikan data penting hanya diberikan setelah ada kepastian bahwa perusahaan benar-benar resmi dan proses rekrutmen berlangsung secara transparan. Jangan gampang memberi data pribadimu, ya, detikers!

Nomor Aduan Lowongan Kerja Palsu

Disadur dari laman Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Riau, masyarakat yang menemui lowongan kerja palsu bisa segera melakukan aduan. Laporkan aduan via situs Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) atau hotline 1500 300.

Di samping membantu Kemnaker memberantas lowongan palsu, detikers juga berperan melindungi sesama pencari kerja dari kemungkinan tertipu. Jadi, jangan ragu-ragu untuk melaporkan lowongan yang mencurigakan, ya, Lur!

Nah, itulah 8 tips mengenali lowongan kerja palsu. Semoga bermanfaat!



Simak Video "Video K-Talk: Lagu 'Golden' KPop Demon Hunters dan Perdukunan Korea"

(par/ams)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

detikNetwork