Sejarah Gedung Agung Yogyakarta dan Fungsi Utamanya dari Masa ke Masa

Ikfina Kamalia Rizki - detikJogja
Rabu, 17 Des 2025 15:11 WIB
Gedung Agung Jogja. Foto: Adji G Rinepta/detikJateng
Jogja -

Ketika melintasi Benteng Vredeburg Jogja, kalian mungkin tak asing dengan gedung putih yang berdiri megah di sebelah barat benteng. Gedung yang terletak di kawasan titik nol ini bernama Gedung Agung. Selain ikonik, gedung ini juga merupakan bangunan bersejarah dan tercatat sebagai salah satu Istana Republik Indonesia.

Meski menyimpan sejarah panjang, gedung ini juga memiliki perubahan fungsi dari zaman ke zaman. Mulai dari rumah pejabat kolonial hingga menjadi istana kepresidenan.

Hingga kini, Gedung Agung tetap berdiri sebagai simbol penting bagi Kota Jogja. Letaknya yang strategis dan berada di pusat kita membuat gedung ini menjadi bagian tak terpisahkan dari wisata sejarah Jogja. Lantas, seperti apa sejarah dan fungsi utama Gedung Agung dari masa ke masa? Simak penjelasan berikut ini.

Sejarah Gedung Agung

Gedung Agung Jogja pada awalnya merupakan rumah kediaman seorang residen Belanda bernama Antonie Hendriks Smissaert. Pada tahun 1823, Smissaert mengajukan surat kepada sekretaris gubernur jenderal Hindia Belanda untuk melakukan perbaikan dan pembangunan kembali bangunan tersebut. Menurut keterangan dari buku Gedung Agung Yogyakarta yang disusun oleh Tashadi dkk, pembangunan kembali Gedung Agung dilakukan secara bertahap mulai tahun 1824. Arsitek pembangunan gedung ini adalah A. Payen.

Kendati demikian, pembangunan Gedung Agung sempat terhenti ketika pecah Perang Diponegoro pada tahun 1825. Aktivitas pembangunan kembali dilanjutkan pada tahun 1932. Selanjutnya pada tahun 1867, terjadi gempa hebat yang mengguncang Jogja. Akibatnya, gedung tersebut mengalami kerusakan dan keruntuhan di beberapa titik bangunan. Oleh karenanya, pada tahun 1869, perbaikan gedung tersebut kembali dimulai. Semenjak saat itu, bangunan tersebut terus mengalami perbaikan dan perluasan hingga menjadi Gedung Agung seperti sekarang.

Fungsi Utama Gedung Agung

Dari masa ke masa, Gedung Agung mengalami pergeseran fungsi. Adapun perubahan fungsinya adalah sebagai berikut.

1. Rumah Residen dan Gubernur Kolonial

Pada masa kolonial, seorang yang bertugas mengawasi langsung daerah kerajaan di Jawa seperti Solo dan Jogja disebut dengan residen. Untuk menetap di sana, seorang residen umumnya menempati rumah dinas.

Di Jogja, kompleks benteng Vredeburg menjadi kawasan di bangunnya perumahan bagi bangsa Eropa dan rumah residen di sebelah barat benteng menjadi cikal bakal berdirinya Gedung Agung Jogja. Residen pertama Jogja yang menempati rumah tersebut Antonie Hendriks Smissaert. Pada masa kekuasaannya, Gedung Agung mengalami perbaikan dan pembangunan kembali mulai tahun 1824.

Selain menjadi rumah residen, fungsi Gedung Agung pada masa kolonial juga berganti sehubungan dengan berubahnya status Jogja dari karesidenan menjadi provinsi. Sejak saat itu, bangunan tersebut juga dijadikan sebagai kediaman Gubernur kolonial yang menjabat di Jogja. Gedung Agung juga sempat menjadi kediaman Koochi Zimmukyoku Tyookan, seorang penguasa Jepang saat masa kependudukan Jepang di Jogja.

2. Istana Kepresidenan

Jogja merupakan kota yang memiliki peran penting dalam sejarah bangsa Indonesia, salah satunya karena pernah menjadi ibu kota RI pada tahun 1946. Dikutip dari laman resmi Kementerian Sekretariat Negara RI, sehubungan dengan hal tersebut, Gedung Agung juga mengalami peralihan fungsi sebagai Istana Kepresidenan dan menjadi rumah kediaman Presiden Soekarno. Sedangkan Wakil Presiden saat itu, Mohammad Hatta, menempati gedung yang tidak jauh dari kompleks Istana.

Gedung Agung juga menjadi saksi atas berlangsungnya peristiwa penting, seperti saat pelantikan Jenderal Soedirman sebagai Panglima Besar TNI tahun 1947 hingga pembentukan lima kabinet Republik Indonesia. Meski demikian, masa aktif Gedung Agung sebagai Istana Kepresidenan hanya berlangsung sebentar. Tepat pada 28 Desember 1949, Gedung Agung tidak lagi menjadi kediaman presiden karena ibu kota Negara telah berpindah ke Jakarta.

3. Tempat Menerima Tamu Negara

Selain sebagai Istana Kepresidenan, Gedung Agung juga kerap menjadi tempat persinggahan bagi para tamu-tamu kenegaraan. Hingga kini, tercatat lebih dari 60 kepala negara yang sudah pernah berkunjung ke Gedung Agung. Beberapa nama tamu negara yang pernah berkunjung, di antaranya Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew, Pangeran Charles dan Putri Diana, Yang Dipertuan Agung Sultan Azlan Shah dari Malaysia, hingga Sri Paus Paulus Johannes II. Mulai tahun 1991, tempat ini juga secara resmi digunakan untuk memperingati hari kemerdekaan RI setiap tanggal 17 Agustus.

Demikian sederet informasi tentang Gedung Agung beserta sejarah dan fungsinya dari masa ke masa. Semoga bermanfaat, ya!

Artikel ini ditulis oleh Ikfina Kamalia Rizki peserta Program MagangHub Bersertifikat dari Kemnaker di detikcom



Simak Video "Video POV: Menginap di Istana Kepresidenan Yogyakarta"

(par/dil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork