9 Obat Tradisional Asam Lambung Naik, Bisa Pakai Kunyit!

Ulvia Nur Azizah - detikJogja
Senin, 17 Nov 2025 09:21 WIB
Ilustrasi kunyit, salah satu obat tradisional untuk mengatasi asam lambung. Foto: Getty Images/ollo
Jogja -

Rasa panas di dada, perut melilit, atau tenggorokan perih adalah tanda asam lambung naik yang sering datang tiba-tiba dan bikin aktivitas berantakan. Banyak orang akhirnya mencari cara alami untuk meredakan asam lambung tanpa harus langsung minum obat kimia. Di sinilah obat tradisional berperan sebagai pertolongan pertama yang lebih lembut di lambung.

Ada berbagai bahan dapur dan herbal yang ternyata membantu menenangkan refluks, mulai dari jahe yang menekan produksi asam hingga kunyit yang meredakan peradangan. Beberapa di antaranya bekerja cepat, sementara yang lain cocok dikonsumsi rutin untuk menjaga kondisi lambung tetap stabil. Namun tidak semua cocok untuk setiap orang, beberapa herbal bahkan bisa memperburuk gejala bila tidak sesuai.

Supaya tahu mana yang aman dicoba dan bagaimana cara kerjanya, lanjutkan membaca daftar lengkapnya. Penjelasannya ringkas, jelas, dan membantu kamu memilih solusi tradisional yang paling sesuai untuk kondisi harianmu.

Poin utamanya:

  • Banyak obat tradisional bekerja dengan cara menekan produksi asam atau menenangkan iritasi di lambung.
  • Tidak semua herbal cocok untuk semua orang. Beberapa bahan seperti peppermint dan kunyit bisa memperburuk gejala tertentu.
  • Cara konsumsi dan dosis sangat menentukan efektivitas, terutama untuk bahan seperti jahe, kunyit, dan baking soda.

Obat Tradisional Asam Lambung Naik

Dikutip dari buku Obat Herbal Asam Lambung oleh Ali Hanafi serta laman Healthline dan Franciscan Health, inilah sejumlah obat tradisional asam lambung naik.

1. Jahe

Jahe menjadi salah satu ramuan herbal yang paling sering digunakan untuk meredakan gejala asam lambung. Di dalam jahe terdapat senyawa aktif seperti gingerol, shogaol, dan zingerone yang bekerja menekan produksi asam di lambung. Senyawa tersebut membantu menenangkan sistem pencernaan dan membuat lambung tidak memproduksi asam berlebihan.

Selain itu, jahe mampu menjaga agar asam lambung tidak mudah naik ke kerongkongan. Otot-otot lambung menjadi lebih rileks sehingga tekanan di dalam lambung lebih stabil. Efek ini membuat jahe sangat bermanfaat bagi orang yang sering merasakan sensasi panas di dada atau mulas setelah makan.

Jahe juga membantu memperlancar pencernaan dengan meningkatkan produksi enzim pencernaan. Makanan yang diolah dengan baik di lambung tidak akan menumpuk atau memicu tekanan berlebih. Bersamaan dengan sifat antiinflamasi yang dimilikinya, jahe turut mengurangi iritasi sekaligus membantu meredakan peradangan pada dinding lambung.

Obat herbal ini juga bisa dikonsumsi dengan berbagai cara seperti direbus menjadi air jahe, dicampur dalam makanan, dibuat teh jahe dari bubuk, atau dikonsumsi dalam bentuk suplemen. Dosis harian yang dianjurkan adalah sekitar 2-4 gram. Meskipun aman, penggunaan berlebihan dapat memicu mual atau diare sehingga porsi kecil lebih disarankan, terutama bagi pemula.

2. Pisang

Pisang merupakan buah rendah asam dan sering dijadikan camilan aman bagi penderita asam lambung. Dengan pH yang cenderung lebih basa dibanding lambung, pisang membantu menetralkan asam yang berlebih. Efek ini dapat meredakan rasa terbakar di dada sekaligus membuat perut terasa lebih nyaman.

Buah ini kaya serat larut yang membantu menyerap sebagian asam lambung sehingga tidak mudah naik ke kerongkongan. Di saat yang sama, serat tidak larutnya mendukung pergerakan makanan melalui saluran cerna agar lebih lancar. Pergerakan yang stabil mencegah tekanan berlebihan pada lambung yang sering memicu naiknya asam.

Pisang juga membantu meningkatkan produksi lendir alami pada lambung berkat kandungan kaliumnya. Lapisan lendir ini berfungsi melindungi dinding lambung dari iritasi. Dengan teksturnya yang lembut, pisang tidak mengiritasi pencernaan dan sangat mudah dicerna, cocok untuk dikonsumsi secara rutin.

Agar lebih efektif, pilih pisang yang matang sempurna. Teksturnya lebih lembut dan tidak menimbulkan rasa tidak nyaman. Konsumsi sewajarnya saja, karena terlalu banyak dapat memicu kembung pada sebagian orang.

3. Cengkeh

Selanjutnya, kita juga memanfaatkan cengkeh untuk mengobati asam lambung secara tradisional. Cengkeh mengandung senyawa aktif eugenol yang mampu membantu menurunkan produksi asam lambung. Ketika kadar asam lebih terkontrol, gejala seperti mulas dan rasa tidak nyaman di ulu hati dapat berkurang.

Efek ini membuat cengkeh sering dijadikan bahan tambahan dalam minuman herbal untuk meredakan gangguan pencernaan. Cengkeh juga membantu mencegah asam lambung naik ke kerongkongan. Senyawa di dalamnya mampu menstabilkan kondisi lambung sehingga tekanan internalnya tidak meningkat tiba-tiba. Dengan begitu, risiko refluks dapat menurun pada beberapa orang yang sensitif.

4. Kunyit

Kunyit sudah lama digunakan sebagai obat tradisional untuk berbagai masalah pencernaan. Kandungan utamanya, kurkumin, memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan yang kuat. Senyawa ini membantu menenangkan peradangan di kerongkongan maupun dinding lambung yang sering muncul akibat refluks berulang.

Dalam pengobatan tradisional Tiongkok dan Ayurveda, kunyit dipakai untuk membantu memperbaiki pencernaan dan meningkatkan fungsi hati. Sifat antiinflamasi kunyit juga berpotensi meredakan iritasi pada lambung. Penelitian menunjukkan bahwa kurkumin dapat membantu melindungi jaringan lambung dari kerusakan, bahkan membantu pemulihan dari luka ringan akibat iritasi.

Meskipun efek kunyit terhadap refluks belum banyak dibuktikan secara klinis, beberapa penelitian menemukan bahwa sifat antiinflamasi kurkumin dapat mencegah peradangan esofagus. Kurkumin juga menunjukkan kemampuan melindungi lambung dari iritasi yang disebabkan obat tertentu dan membantu menjaga keseimbangan bakteri penyebab luka lambung.

Kunyit bisa dikonsumsi dalam bentuk bubuk yang ditambahkan ke makanan atau dijadikan minuman. Namun, tubuh menyerap kurkumin dengan buruk. Penyerapan dapat ditingkatkan jika dikonsumsi bersama piperin, yaitu senyawa dari lada hitam. Karena itu, banyak suplemen kunyit yang mencampurkan ekstrak lada untuk meningkatkan efektivitasnya.

Namun, kunyit tidak cocok untuk semua orang. Kunyit memiliki efek mengencerkan darah, sehingga tidak aman bila dikonsumsi bersama obat pengencer darah atau menjelang operasi. Penggunaannya juga tidak dianjurkan untuk penderita diabetes, orang dengan masalah kandung empedu, atau ibu hamil bila dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.

Pada sebagian orang, kunyit justru memperburuk refluks karena sifatnya yang agak pedas. Jika muncul mual, diare, atau gejala memburuk, penggunaannya sebaiknya dihentikan.

5. Cuka Apel

Sebagian orang mencoba cuka apel untuk meredakan asam lambung meski hasilnya bisa berbeda-beda. Ada yang merasa lebih nyaman setelah minum sedikit cuka apel yang sudah diencerkan, tetapi ada juga yang justru merasakan keluhan makin parah. Dalam praktiknya, cuka apel dianggap membantu menyeimbangkan kadar asam, tetapi belum ada bukti ilmiah kuat yang mendukung klaim tersebut.

Cuka apel hanya aman digunakan bila jumlahnya sangat kecil, misalnya satu sendok teh yang dicampur air. Pada dosis kecil dan dalam bentuk encer, cuka apel relatif aman untuk dicoba. Namun, penggunaan langsung dalam bentuk pekat bisa menyebabkan iritasi pada tenggorokan atau lambung sehingga harus benar-benar diperhatikan cara pakainya.

6. Permen Karet

Mengunyah permen karet bebas gula selama sekitar 30 menit setelah makan dapat membantu menurunkan kadar asam di kerongkongan. Aktivitas mengunyah merangsang produksi air liur sehingga asam lambung yang naik bisa lebih cepat ternetralisir. Metode ini tergolong sederhana dan mudah dilakukan, sehingga banyak orang mencobanya sebagai cara cepat meredakan sensasi panas setelah makan.

Namun, permen karet rasa peppermint atau spearmint tidak cocok bagi sebagian penderita asam lambung. Peppermint dapat melemaskan otot yang menahan asam agar tidak naik, sehingga sebagian orang justru merasakan gejalanya memburuk. Jika ingin mencoba metode ini, pilih permen karet yang tidak mengandung mint.

7. Jus Lidah Buaya

Beberapa orang mengonsumsi jus lidah buaya untuk menenangkan perut yang terasa panas atau perih. Lidah buaya dikenal menenangkan iritasi pada kulit, sehingga banyak yang berharap efek serupa terjadi ketika dikonsumsi untuk lambung. Walaupun begitu, belum ada penelitian yang menunjukkan hasil yang jelas terkait manfaatnya untuk refluks asam.

Jika ingin mencoba jus lidah buaya, pastikan produk yang digunakan berasal dari sumber yang tepercaya. Produk yang aman biasanya diproses sedemikian rupa agar tidak mengandung zat yang bersifat laksatif kuat. Karena kemurnian produk menentukan efeknya, memilih merek yang aman sangat penting.

8. Peppermint

Peppermint memiliki efek menenangkan otot-otot perut dan dapat memberikan rasa lega pada sebagian orang. Peppermint juga dikenal membantu meredakan kembung, gas, atau masalah pencernaan lain. Namun untuk penderita asam lambung, efeknya bisa bervariasi. Peppermint dapat membuat otot penjaga kerongkongan menjadi lebih longgar sehingga asam lebih mudah naik.

Oleh karena itu, peppermint cocok hanya bagi mereka yang tidak sensitif terhadap efek ini. Bisa dicoba dalam bentuk teh atau kapsul, tetapi bila setelah konsumsi muncul sensasi panas atau keluhan memburuk, peppermint sebaiknya dihindari. Ginger bisa menjadi alternatif karena lebih lembut dan membantu mengurangi peradangan lambung tanpa efek melonggarkan otot penahan asam.

9. Baking Soda

Baking soda bekerja seperti antasida alami karena mampu menetralkan asam lambung dengan cepat. Ketika dicampur air dan diminum, baking soda dapat memberikan rasa lega sementara bagi orang yang sedang mengalami mulas berat. Cara ini cukup praktis karena bahan tersebut umumnya tersedia di dapur.

Meski efektif untuk sebagian orang, rasa dari larutannya tidak selalu menyenangkan. Baking soda juga sebaiknya tidak digunakan terlalu sering karena konsumsi berlebihan dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. Namun sebagai solusi cepat saat gejala muncul mendadak, penggunaan sesekali masih bisa dicoba.

Setiap bahan alami punya karakter dan efek yang berbeda, jadi penting untuk mencoba dengan perlahan dan memperhatikan respons tubuh. Semoga pilihan herbal ini bisa membantu meredakan gejala sekaligus memberi kenyamanan saat lambung sedang sensitif. Semoga bermanfaat, detikers!



Simak Video "Video: DPR Akan Dalami Isu Ijazah Palsu Arsul Sani yang Dilaporkan ke MKD"

(par/apu)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

detikNetwork