Regional

Cerita di Balik Motor CB Lawas Asal Magelang Tur Sampai Pegunungan Himalaya

Eko Susanto - detikJogja
Selasa, 28 Okt 2025 18:42 WIB
Priyo Handoko (40) dan motor CB miliknya saat berada di jalur tertinggi dunia di Khardung La, India.(Foto: dok. pribadi/ Priyo Handoko)
Jogja -

Foto satu unit motor Honda CB dengan pelat AA atau Magelang dengan pemandangan pegunungan Himalaya viral di media sosial. Motor CB buatan tahun 1972 itu milik Priyo Handoko (40) dan diambil di salah satu jalan tertinggi di dunia, Khardung La, India. Seperti apa kisahnya?

Dilansir detikJateng, video itu salah satunya diunggah akun Instagram @magelang. Dalam video itu tampak Priyo bersama motornya dengan latar penuh salju.

Priyo lalu memamerkan pelat motor CB kesayangannya. Dia lalu berjalan menuju ke tugu penanda kawasan Khardung La.

"Mungkin ini Motor CB Plat AA yang mainnya paling jauh dan satu2nya yang pernah sampai Pegunungan Himalaya

Touring mu paling jauh kemana Lur?" tulis akun itu seperti dilihat detikJateng pada Selasa (28/10/2025).

Sebagai informasi, Khardung La disebut sebagai salah satu jalan tertinggi yang bisa dilalui kendaraan di dunia. Ruas jalan ini berada di dataran tinggi Himalaya yang diselimuti salju, dengan ketinggian 5.610 meter di atas permukaan laut.

"Yang terkenal sebagai salah satu jalur darat tertinggi di dunia yang dapat dilalui kendaraan bermotor," kata Priyo, saat dihubungi detikJateng, Selasa (28/10).

Warga Tempuran Kabupaten Magelang ini menyebut video itu sebenarnya dia kirim untuk istrinya. Dia baru tahu videonya viral usai mendapat kabar dari perangkat desa.

Priyo Handoko (40) dan motor CB miliknya saat berada di jalur tertinggi dunia di Khardung La, India. Foto: dok. pribadi/ Priyo Handoko

Priyo lalu menceritakan tentang misi pribadinya bersama motor CB125 kesayangannya. Dia punya misi 'riding Anything Can Go Anywhere' dan Khardung La merupakan etape ketiganya.

Dia berangkat ke India pada Jumat (3/10). Sejak etape pertama, motornya tak pernah dibawa pulang ke Indonesia melainkan dititipkan di teman-temannya.

"Intinya saya punya program Riding Anything Can Go Anywhere. Sekarang ini etape ketiga. Untuk etape ketiga dari Nepal, eksplor India terus Pakistan. Tapi, tidak tahu sepertinya perbatasan tutup (Pakistan), makanya (terakhir) di jalan tertinggi di dunia," kata Priyo.

Dia mengaku tak punya misi khusus terkait solo riding yang dilakukannya. Dia mengaku pada etape ketiga ini sudah ada delapan negara yang disinggahinya.

"Kalau etape tiga baru dua, tapi saya tidak hanya melintas. Kalau saya eksplor per negara sehingga nyantai," jelasnya.

Priyo memastikan tak sembarangan melakukan perjalanan. Dia mengaku sudah punya pengalaman mendaki gunung es dan menyiapkan peralatan langkap termasuk pakaian dingin.

"Terus kenapa pakai CB karena saya sudah memahami. Saya 20 tahun pakai CB. Jadi, persiapan saya benar-benar matang. Saya tidak mau memberikan informasi bahwa saya nekat, bekal saya sudah cukup," ujarnya.

Priyo pun sempat terjebak badai salju di ketinggian 3.400 mdpl. Dia pun sempat menumpang di rumah warga sekitar.

"Setelah 2 hari menunggu, akhirnya hari ketiga saya putuskan naik dengan keberhasilan 60 persen," katanya.

"Karena waktu itu saya naik salju belum benar-benar hilang. Setelah riding di ketinggian 4.000-an mdpl kena badai es jam 7 sore. Saya mulai goyah udara tipis, minus 17 derajat, tapi saya harus lanjut. Setelah lolos, saya harus ke ketinggian 5.200 untuk mencapainya di Tanglang La kena badai, es dan jalan tertutup salju," imbuh Priyo.

Saat berada di ketinggian 5.200 mdpl, Priyo memutuskan tetap melanjutkan perjalanan. Bapak dua putra itu sempat beristirahat di rumah warga sekitar 3 hari.

"Terus saya lanjutkan ke Ladakh. Untuk mencapai jalan tertinggi harus menunggu 2 hari lagi karena kondisi tertutup es (motor tidak boleh naik). Sebenarnya itu sudah mau turun, tapi dapat teman di Ladakh (mobil pendamping dibantu) dengan dikawal (pos penjaringan motor naik mobil). Sampai puncak tertinggi kedua dunia di Khardung La," tutur Priyo.

"Di situ (Khardung La) foto-foto. Sekitar 10 harian (mencapai jalan tertinggi). Itu hanya satu lokasi," pungkasnya.



Simak Video "Video: Hotel Manohara di Kompleks Candi Borobudur Kebakaran"

(ams/afn)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork