Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyiagakan setidaknya 5.000 rudal darat-ke-udara merespons aktivitas militer Amerika Serikat (AS) di Karibia. Rudal-rudal itu dirancang untuk menembak jatuh pesawat terbang rendah.
Dilansir dari detikNews, diketahui Washington telah mengerahkan pesawat-pesawat tempur siluman dan kapal-kapal Angkatan Laut di Karibia. AS mengklaim hal itu merupakan upaya antinarkotika.
Sejauh ini, militer AS telah menghancurkan setidaknya delapan kapal yang disebut-sebut menyelundupkan narkoba dari Venezuela ke Amerika Serikat. Venezuela menganggap aktivitas militer itu sebagai gladi resik untuk operasi penggulingan Maduro.
Merespons hal itu, Maduro juga telah menyiagakan rudal jarak pendek portabel buatan Rusia yang dikenal sebagai Igla-S yang jumlahnya tidak kurang dari 5.000 unit.
"Tidak kurang dari 5.000 di posisi-posisi pertahanan udara penting untuk memastikan perdamaian," ujar Maduro, dilansir kantor berita AFP, Kamis (23/10/2025).
Diketahui, Pentagon telah memberi tahu Kongres bahwa AS sedang berada dalam "konflik bersenjata" dengan kartel-kartel narkoba Amerika Latin.
Pentagon menetapkan mereka sebagai kelompok teroris dan menyebut para tersangka penyelundup sebagai "pejuang yang melanggar hukum."
Aktivitas militer AS juga memicu ketegangan di wilayah Amerika Latin. Terbaru, Kolombia menarik duta besarnya untuk Washington di tengah perselisihan sengit antara presiden sayap kirinya, Gustavo Petro, dan Presiden Donald Trump.
Namun, Trump kepada pada Rabu (22/10) mengatakan pengerahan pasukan itu telah mengurangi perdagangan narkoba melalui laut secara drastis. Trump menyebut AS pun siap untuk menyerang para pengedar narkoba yang beroperasi di darat.
Simak Video "Video Presiden Venezuela Berbahasa Inggris: Not to War, Yes Peace!"
(afn/apu)