Ritual Larung Sesaji di Pantai Prigi, Tradisi Sakral Nelayan Trenggalek

Ritual Larung Sesaji di Pantai Prigi, Tradisi Sakral Nelayan Trenggalek

Fadya Majida Az-Zahra - detikJatim
Sabtu, 13 Des 2025 17:00 WIB
Ritual Larung Sesaji di Pantai Prigi, Tradisi Sakral Nelayan Trenggalek
Larung Sesaji di Pantai Prigi Trenggalek. Foto: Adhar Muttaqin
Trenggalek -

Setiap tahun, Pantai Prigi di Kabupaten Trenggalek menjadi pusat perhatian karena pagelaran upacara adat yang kaya makna, yaitu Larung Sesaji. Tradisi ini bukan sekadar tontonan budaya, melainkan ritual sakral yang menjadi puncak rasa syukur masyarakat nelayan setempat atas rezeki yang diperoleh dari laut.

Melalui kegiatan ini, masyarakat Trenggalek merawat ikatan historis dan spiritual mereka dengan alam, sekaligus menghormati leluhur dan penguasa laut.

Larung Sesaji di Pantai Prigi menawarkan pengalaman unik, memadukan kearifan lokal, doa, dan kemeriahan budaya yang menjadi daya tarik utama pariwisata bahari di pesisir selatan Jawa Timur. Tradisi ini menjadi penanda bahwa hasil laut tidak hanya dinilai secara ekonomi, tetapi juga secara spiritual dan budaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Filosofi dan Sejarah Larung Sesaji

Tradisi Larung Sesaji, atau dikenal juga dengan nama lain "Sedekah Laut" atau "Pesta Laut," berakar kuat dalam kebudayaan Jawa. Ritual ini adalah manifestasi konkret dari rasa terima kasih nelayan kepada Tuhan atas tangkapan ikan yang melimpah selama satu tahun terakhir.

Warga menaiki perahu untuk mengikuti prosesi larung sesaji saat tradisi pesta laut atau nadran nelayan di Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (16/4/2025). Tradisi nadran atau pesta laut nelayan Karangsong itu biasa digelar dua tahun sekali sebagai bentuk syukur nelayan atas hasil tangkapan ikan. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/wpa.Ilustrasi Larung Sesaji Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara

Filosofi inti dari tradisi ini adalah keseimbangan alam dan penghormatan. Masyarakat percaya bahwa laut adalah sumber kehidupan dan rezeki yang harus diperlakukan dengan hormat.

ADVERTISEMENT

Sesaji atau persembahan yang dilarung ke laut bukan sekadar tradisi turun-temurun, melainkan simbol ikatan batin antara nelayan dan alam yang menjadi sumber penghidupan mereka. Melalui ritual ini, masyarakat pesisir mengekspresikan rasa syukur atas keselamatan selama melaut serta hasil tangkapan yang diberikan laut.

Di saat yang sama, larungan sesaji juga menjadi bentuk permohonan tolak bala, agar mereka dijauhkan dari cuaca buruk, bencana, dan berbagai bahaya yang mengintai saat mencari nafkah di perairan terbuka.

Tak hanya itu, tradisi ini menjadi wujud penghormatan kepada leluhur yang pertama kali membuka kampung nelayan, sekaligus kepada sosok-sosok mitologis penjaga lautan seperti Ratu Pantai Selatan. Melalui larungan sesaji, mereka merawat keyakinan, harapan, serta hubungan spiritual untuk menjaga harmoni manusia dan laut.

Tradisi Larung Sembonyo di Pantai Prigi berakar dari kisah pendirian komunitas nelayan lokal. Menurut legenda, ritual ini bermula dari janji suci Tumenggung Yudha Negara dari Mataram yang berhasil membuka wilayah Prigi.

Setelah menikahi Putri Gambar Inten, yang dipercaya sebagai penguasa spiritual setempat, mereka melakukan sedekah laut berupa pelarungan hasil bumi sebagai ungkapan syukur atas pembukaan wilayah dan pengukuhan janji. Tradisi ini sarat akulturasi budaya, menggabungkan kepercayaan leluhur dengan nilai-nilai sedekah.

Sesaji utama, termasuk kepala kerbau, melambangkan penyerahan hasil terbaik dan upaya membuang sifat kebodohan atau keserakahan, yang diyakini menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan spiritualitas. Tradisi ini terus dilestarikan dan menjadi puncak acara adat di Bulan Suro (Muharram).

Rangkaian Upacara dan Sesaji Utama

Rangkaian upacara dan sesaji utama di Pantai Prigi berlangsung dengan nuansa sakral sekaligus meriah. Setiap tahap upacara dijalankan dengan penuh penghormatan, menjadikan momen larung sesaji sebagai bagian penting dari identitas budaya masyarakat setempat.

  • Arak-arakan Tumpeng: Acara dimulai dengan arak-arakan hasil bumi dan tumpeng dari balai desa atau tempat berkumpul menuju Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi.
  • Ritual Doa: Sebelum dilarung, sesaji utama (disebut Gongangan) diberkati melalui doa oleh tokoh adat dan ulama setempat, memohon keselamatan dan rezeki melimpah.
  • Proses Larungan: Inti acara adalah prosesi membawa Gongangan menggunakan perahu nelayan yang dihias menuju tengah lautan, lalu dilarung. Gongangan ini biasanya berbentuk miniatur perahu atau keranda yang berisi kepala kerbau, nasi tumpeng, jajanan pasar, hasil bumi, hingga pakaian.
Warga Desa Jetak, Pacitan, menggelar upacara adat larungan. Ritual melepas sesaji ke laut ini diyakini menjadi sarana penolak bala, termasuk wabah COVID-19.Ilustrasi Larung Sesaji Foto: Purwo Sumodiharjo

Persembahan yang paling penting adalah kepala kerbau. Kerbau melambangkan kekuatan dan kemakmuran. Pelarungan kepala kerbau menandakan penyerahan simbol rezeki tertinggi dari darat ke laut, sebagai wujud syukur dan permohonan agar siklus rezeki terus berlanjut.

Panduan Praktis Wisata Pantai Prigi, Trenggalek

Bagi detikers yang berencana berlibur ke Pantai Prigi, detikJatim merangkum sejumlah informasi penting yang perlu diketahui sebelum berkunjung agar pengalaman wisata semakin nyaman dan maksimal.

Informasi Tiket dan Akses

Harga tiket masuk sangat terjangkau, berkisar antara Rp 10.000 hingga Rp 15.000 per orang, berlaku untuk hari biasa maupun akhir pekan. Biaya ini belum termasuk tarif parkir kendaraan motor sekitar Rp 3.000, mobil sekitar Rp 5.000.

Dari pusat Kota Trenggalek, jarak tempuh menuju Pantai Prigi sekitar 35-40 km (1 hingga 1,5 jam perjalanan). Akses jalan sudah beraspal, namun rute menuju Watulimo melalui area perbukitan yang berkelok, sehingga disarankan menggunakan kendaraan pribadi.

Pantai Prigi TrenggalekPantai Prigi, Trenggalek Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim

Pantai Prigi TrenggalekPantai Prigi Trenggalek Foto: Adhar Muttaqin

Daya Tarik dan Aktivitas Utama

Pantai Prigi menghadirkan perpaduan keindahan alam pesisir dan ragam aktivitas maritim yang membuat kunjungan semakin berkesan. Berbagai pengalaman menarik tersedia di sini, mulai dari rekreasi air hingga wisata budaya yang menjadi ciri khas kawasan nelayan.

1. Rekreasi Air dan Santai

Pantai Prigi memiliki ombak yang relatif tenang karena berada di kawasan teluk, sehingga aman untuk berenang atau bermain air. Di tepi pantai juga tersedia gazebo dan area teduh untuk bersantai sambil menikmati panorama laut.

2. Susur Teluk dan Memancing

Pengunjung dapat menyewa perahu nelayan untuk berkeliling Teluk Prigi dan melihat lanskap pesisir dari laut. Aktivitas memancing juga menjadi pilihan menarik bagi wisatawan yang ingin merasakan suasana maritim secara langsung.

3. Wisata Kuliner Seafood Segar

Sebagai kawasan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN), Prigi menawarkan pengalaman kuliner yang autentik. Wisatawan dapat berkunjung ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) untuk membeli ikan segar, kemudian menikmati olahan seafood di warung-warung sekitar pantai.

4. Menikmati Panorama

Pantai Prigi menjadi spot favorit untuk menikmati matahari terbenam yang memukau. Area panggung 360Β° di pantai ini juga sering dijadikan lokasi berfoto karena menyajikan latar laut yang indah.

Pemkab Trenggalek mulai melakukan uji coba pembukaan sektor pariwisata. Ini setelah hasil asesmen Kementerian Kesehatan masuk pada level 1.Wisatawan di Pantai Prigi Trenggalek Foto: Adhar Muttaqin/detikcom

5. Wisata Budaya

Pada momen tertentu, terutama Bulan Suro, wisatawan bisa menyaksikan langsung Tradisi Larung Sembonyo. Ritual adat nelayan ini menjadi simbol rasa syukur sekaligus daya tarik budaya yang khas.

6. Aktivitas Lain

Bagi pengunjung yang ingin menikmati suasana lebih lama, tersedia area camping ground dan fasilitas bermain anak, sehingga cocok untuk wisata keluarga maupun komunitas pecinta alam.

Artikel ini ditulis Fadya Majida Az-Zahra, peserta magang PRIMA Kemenag di detikcom




(ihc/irb)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads