TN Meru Betiri, Tempat Terakhir Harimau Jawa Terlihat

TN Meru Betiri, Tempat Terakhir Harimau Jawa Terlihat

Jihan Navira - detikJatim
Selasa, 02 Des 2025 03:00 WIB
Bertualang naik jeep di Taman Nasional Meru Betiri
Bertualang naik jeep di Taman Nasional Meru Betiri. Foto: Deny Prastyo Utomo/detikTravel
Jember -

Berlokasi di antara Kabupaten Jember dan Banyuwangi, Taman Nasional (TN) Meru Betiri menyimpan pesona alam yang luar biasa. Tak banyak yang tahu, hutan tropis di taman nasional ini menjadi saksi bisu dari keberadaan terakhir harimau Jawa.

Keanekaragaman flora dan fauna langka terawat dan terjaga dengan baik di TN Meru Betiri. Selain itu, taman nasional yang juga terletak di daerah pesisir selatan Jawa Timur memiliki keindahan pantai yang memukau dengan pasir putihnya yang halus serta air laut yang sangat jernih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, taman nasional ini masih tetap memberikan kesempatan kepada kita untuk melihat lebih dekat bagaimana alam bekerja tanpa campur tangan manusia. Jauh dari keramaian, pengunjung dapat merasakan sensasi trekking di tengah hutan lebat ditemani suara kicauan burung dan gemericik air sungai.

Benar-benar pengalaman yang luar biasa! Tertarik untuk menjadi salah satu bagian dari sejarah harimau Jawa? Simak artikel ini sampai habis ya detikers, selamat membaca!

ADVERTISEMENT

Sejarah TN Meru Betiri

Sebelum menyelami keindahan TN Meru Betiri, tak ada salahnya detikers mengetahui dulu sejarah dari taman nasional ini. Rumah terakhir dari spesies endemik harimau Jawa ini mencerminkan bagaimana pelestarian alam di Indonesia melalui perjalanan panjang.

Dikutip dari laman resminya, Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) ditetapkan sebagai hutan lindung sejak era pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1931. Lebih jelasnya, penetapan tersebut dinyatakan resmi melalui dokumen Besluit van den Directur van Landbouw Neverheiden Handel Nomor 7347/B tanggal 29 Juli 1931.

Meskipun Pemerintah Belanda saat itu telah menyatakan harimau Jawa termasuk satwa yang dilindungi undang-undang, pada awal abad ke-19, harimau Jawa dianggap sebagai binatang yang merugikan bagi pemerintah kolonial Belanda karena sering dilaporkan mengganggu manusia.

Perburuan intensif dan penyempitan habitat terjadi secara masif pada saat itu. Tercatat populasi harimau Jawa diperkirakan hanya sekitar 25 ekor saat memasuki tahun 1950-an, dengan sekitar 13 ekor berada di Taman Nasional Ujung Kulon.

Sepuluh tahun kemudian, sekitar tahun 1960-an, jumlah itu terus menurun. Pada tahun 1972, diperkirakan hanya tersisa tujuh ekor di Meru Betiri. Hal itu membuat dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 276/ Kpts/Um/6/1972 tanggal 6 Juni 1972.

TN Meru Betiri pun ditetapkan sebagai Suaka Margasatwa seluas 50.000 Ha dengan tujuan utama sebagai perlindungan terhadap harimau Jawa. Meski telah menetapkan program konservasi khusus spesies ini, upaya tersebut kurang mendapatkan dukungan dari masyarakat.

Kegagalan konservasi di TN Meru Betiri tidak bisa sepenuhnya dibebankan pada pihak taman nasional, karena upaya pelestarian selalu terkait erat dengan perlindungan habitatnya. Perburuan liar masih terus terjadi, dan penampakan terakhir harimau Jawa di kawasan ini tercatat pada 1976.

Menurut catatan IUCN, harimau Jawa kemudian resmi dikategorikan punah pada dekade 1980-an. Meski kehilangan satu spesies endemik khas Jawa tersebut, TN Meru Betiri tetap melanjutkan misinya untuk melindungi flora dan fauna langka lainnya.

Hal ini diperkuat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 417/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999, yang menetapkan luas Kawasan Suaka Alam (KSA), Kawasan Pelestarian Alam (KPA), dan Taman Buru (TB) di Provinsi Jawa Timur, termasuk Taman Nasional Meru Betiri, secara keseluruhan seluas 230.248,30 hektare.

Hingga pada akhirnya, Meru Betiri ditetapkan sebagai taman nasional melalui SK Menteri Kehutanan Nomor: SK.3629/ MEnhut-VII/ KUH/2014 Tanggal 6 Mei 2014 tentang-Penetapan kawasan hutan TNMB seluas 52.626,04 Ha di Jember dan Banyuwangi.

Rumah bagi Flora dan Fauna Langka

Taman Nasional Meru Betiri menjadi salah satu habitat penting bagi berbagai spesies langka, baik flora maupun fauna, yang terancam punah, menjadikannya pusat konservasi vital di Jawa Timur.

1. Elang Jawa

Elang Jawa, yang dianggap identik dengan lambang negara Indonesia, Garuda, merupakan salah satu satwa endemik Pulau Jawa. Burung ini menjadi simbol penting sekaligus kebanggaan kekayaan alam Indonesia.

Dikarenakan perburuan yang masih marak untuk perdagangan satwa dan berkurangnya habitat akibat perubahan fungsi lahan, Elang Jawa masuk ke dalam kategori "terancam punah" menurut Buku Data Merah. Meski begitu, spesies ini masih dapat dijumpai di blok-blok hutan pegunungan yang tersisa.

2. Macan Tutul Jawa (Pantehra Pardus Melas)

Salah satu sub spesies macan tutul yang persebarannya sangat terbatas, macan tutul Jawa hanya dapat ditemukan di Pulau Jawa, Kangean, Nusa Kambangan, dan Pulau Sempu. Melansir situs resmi TN Meru Betiri, macan tutul Jawa merupakan satwa yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999.

Spesies ini masuk dalam Redlist IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) dengan kategori Critically Endangered dan termasuk dalam Appendix I CITES (Convention on International Trade in En-dangered Species of Wild Fauna and Flora).

Macan tutul Jawa menggantikan peran harimau Jawa sebagai spesies yang memegang peranan tinggi dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan di Pulau Jawa setelah harimau Jawa dinyatakan punah.

Meski demikian, populasi macan tutul di Pulau Jawa belum dapat diketahui dengan pasti, namun diperkirakan penyebarannya terus menurun akibat penyempitan lahan karena fragmentasi hutan.

3. Penyu Hijau (Chelonia Mydas Linn)

Penyu hijau merupakan satwa yang jarang ditemukan di perairan beriklim sedang, tetapi banyak tersebar di wilayah tropis dekat dengan pesisir benua dan sekitar kepulauan. Maka dari itu, penyu hijau ditetapkan sebagai satwa yang dilindungi berdasarkan PP No 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

Penyu hijau memiliki ciri berwarna kuning kehijauan atau cokelat hitam, memiliki empat pasang lempengan pada karapasnya. Karapas yang dimiliki menyerupai bentuk hati. Jaringan lemak pada siripnya berwarna hijau. Penyu hijau ini mampu bertelur hingga kurang lebih 115 butir setiap kali bertelur.

4. Bunga Padmosari (Rafflesia Zollingeriana, Kds)

Di Taman Nasional Meru Betiri, pengunjung bisa menyaksikan langsung bunga padmosari, salah satu tumbuhan endemik yang dilindungi. Keindahan bunga ini menjadi daya tarik sekaligus bukti kekayaan flora khas TNMB.

Padmosari termasuk dalam famili Rafflesiaceae dan merupakan tumbuhan holoparasit, yang sepenuhnya bergantung pada tumbuhan lain untuk kebutuhan makanannya. Di TN Meru Betiri, inang dari Rafflesia zollingeriana Kds adalah Tetrastigma lanceolarium dan Tetrastigma papillosum.

Itulah beberapa spesies endemik yang terdapat di kawasan TN Meru Betiri. Masih banyak satwa dan flora langka lainnya yang bisa ditemui saat berkunjung langsung ke taman nasional ini.

Fauna yang Dilindungi di TN Meru Betiri

TN Meru Betiri juga menjadi rumah bagi berbagai fauna langka yang dilindungi, mulai dari burung endemik hingga mamalia yang terancam punah. Keberadaan spesies-spesies ini menegaskan peran penting taman nasional sebagai pusat konservasi di Jawa Timur.

  • Monyet ekor panjang (Macaca Fascicularis)
  • Bajing terbang ekor merah (Iomys Horsfieldii)
  • Kijang (Muntiacus Muntjak)
  • Burung merak (Pavo Muticus)
  • Elang Jawa (Nizaetus Bartelsii)
  • Kukang (Nycticebus Javanicus)
  • Lutung Jawa (Trachypithecus Auratus)
  • Penyu belimbing (Dermochelys Coriacea)
  • Penyu lekang (Lepidochelys Olivacea)
  • Penyu sisik (Eretmochelys Imbricata)
  • Penyu hijau (Chelonia Mydas)

Melirik Keindahan Alam di TN Meru Betiri

Selain kawasan daratan dengan hutan tropisnya, TN Meru Betiri juga memiliki area laut seluas 8,54 kilometer persegi. Pantai-pantai yang ada di taman nasional ini juga masih alami dengan keindahan yang menawan.

Salah satunya adalah Pantai Sukamade, tempat konservasi penting bagi Penyu Belimbing (Leatherback), Penyu Sisik (Hawksbill), Penyu Lekang (Olive Ridley), dan Penyu Hijau.

Bagaikan hidden gems, detikers bisa menikmati keindahan pantai sekaligus menyaksikan langsung peristiwa langka bertelurnya penyu-penyu di penangkaran. Jika beruntung, detikers bisa langsung berpartisipasi dalam kegiatan pelepasan penyu ke laut.

Selain Pantai Sukamade, TN Meru Betiri juga memiliki Pantai Rajegwesi yang menawarkan pengalaman berinteraksi langsung dengan nelayan setempat atau sekadar berenang menyelami air yang jernih. Terdapat destinasi wisata bahari lain, seperti Green Bay, dengan air berwarna hijau, seolah-olah disuguhkan air sejernih kristal.

Tak hanya itu, taman nasional ini juga menawarkan berbagai kawasan dataran tinggi. Ketinggiannya bervariasi hingga sekitar 1.200 meter. Beberapa di antaranya adalah Gunung Meru (343 meter) dan Gunung Betiri (1.233 meter).

Secara garis besar, TN Meru Betiri merupakan area pelestarian alam dengan ekosistem asli yang dikelola melalui sistem zonasi. Secara resmi, kawasan ini tidak hanya dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, dan budidaya, tetapi sebagai tempat pariwisata dan rekreasi yang dibuka untuk umum.

Tapi ingat ya, detikers. Kawasan ini dihuni flora dan fauna langka yang dilindungi. Jadi, jika ingin berkunjung, tetap patuhi kebijakan dan tata tertib TN Meru Betiri, ya! Biar tetap berkontribusi untuk kehidupan hewan dan tanaman endemik Meru Betiri.

Kegiatan Menarik di TN Meru Betiri

detikers yang berkunjung ke sini tidak hanya disuguhi keindahan alam. TN Meru Betiri akan mengajak wisatawan untuk melakukan berbagai kegiatan asik yang nggak akan bikin bosan! Ada apa saja? Berikut daftarnya.

  • Wisatawan dapat menjelajahi jalur trekking di hutan tropis menuju pantai-pantai indah.
  • Wisatawan bisa langsung melihat bagaimana satwa liar termasuk burung endemik dan mamalia hidup berdampingan dengan alam yang asri.
  • Mengunjungi desa-desa tradisional sambil belajar tentang budaya Osing.
  • Kalau beruntung, wisatawan bisa mengikuti program konservasi, yaitu pelepasan penyu ke laut!
  • Wisatawan bisa camping dan glamping di area kawasan taman nasional ini, jadi bisa menikmati pengalaman bermalam di alam terbuka dengan fasilitas lengkap.
  • Fotografi alam dan satwa di taman nasional ini diperbolehkan loh. Jadi kamu tetap bisa mengabadikan keindahan alam dan satwa langka di sini.

Fasilitas TN Meru Betiri

Taman Nasional Meru Betiri tidak hanya menyimpan kekayaan flora dan fauna, tetapi dilengkapi berbagai fasilitas penunjang kunjungan dan kegiatan konservasi. Dari jalur trekking hingga pusat informasi, wisatawan dapat menjelajahi keindahan alam sambil belajar tentang upaya pelestarian yang dilakukan di kawasan ini.

  • Pusat Informasi dan Visitor Center menyediakan informasi lengkap tentang flora, fauna, dan aturan di taman nasional.
  • Jalur trekking dan hiking terdapat tanda yang memudahkan pengunjung berjelajah di jalur yang terawat.
  • Area camping dan penginapan menyediakan area khusus bagi pengunjung yang ingin menginap.
  • Pemandu wisata dan ranger menyediakan jasa pemandu lokal dan petugas taman nasional yang siap membantu.
  • Fasilitas toilet dan warung makan yang menjadi fasilitas dasar dapat ditemukan di berbagai titik.

Tips Berkunjung ke TN Meru Betiri

Agar kunjungan ke TN Meru Betiri berjalan lancar, aman, dan menyenangkan, ada beberapa tips yang bisa detikers ikuti. Dengan persiapan yang tepat, pengalaman menjelajahi keindahan alam dan keanekaragaman hayati di TNMB akan lebih berkesan.

  • Disarankan memilih waktu berkunjung di musim kemarau, antara April hingga Oktober untuk menghindari hujan.
  • Siapkan perlengkapan untuk traveling ya. Bawa pakaian yang nyaman, alas kaki trekking, air minum yang cukup, dan jangan lupa obat nyamuknya.
  • Untuk keamanan, pengunjung bisa menggunakan pemandu lokal. Dengan ini pengunjung juga bisa mendapatkan informasi yang lengkap.
  • Perhatikan kondisi fisik sebelum berangkat karena terdapat beberapa jalur trekking yang cukup menantang.
  • Tetap jaga kebersihan dan kelestarian dengan cara jangan membuang sampah sembarangan dan hindari merusak flora dan fauna di dalamnya.

Harga Tiket Masuk TN Meru Betiri

Harga tiket masuk taman nasional ini dibedakan dalam beberapa kategori ya, detikers. Harga tiket dibedakan berdasarkan wisatawan lokal atau mancanegara. Ada juga tiket rombongan dengan minimal 10 orang yang dipatok lebih murah.

Selain itu, harga tiket saat hari libur sedikit lebih mahal dari hari kerja, tapi tetap worth it dengan apa yang disuguhkan taman nasional ini. Berikut daftar lengkap harga tiket masuk ke TN Meru Betiri.

Pengunjung bisa mengakses TN Meru Betiri dengan memulai perjalanan dari Banyuwangi atau Jember. Setelah itu, bisa langsung menuju ke arah Desa Sarongan atau Rajegwesi sebagai pintu masuk ke dalam TN Meru Betiri.

Nah, detikers yang ingin mengunjungi taman nasional ini jangan khawatir. Harga tiket masuk wisata ini cukup terjangkau, sekitar Rp 5000-Rp 7.500 per orang untuk wisatawan lokal.

Untuk wisatawan mancanegara, harga tiket dipatok mulai Rp 150.000 hingga Rp 225.000. Selain itu, wisatawan bisa juga menyewa transportasi Jeep 4WD dengan biaya sewa Rp 600.000-Rp. 700.000 per rombongan.

Ketentuan Mengunjungi TN Meru Betiri

Setiap wisatawan wajib mematuhi ketentuan yang berlaku di taman nasional ini. Hal ini penting untuk menjaga keselamatan pengunjung sekaligus kelestarian alam dan satwa yang ada di kawasan TNMB.

  • Menaati peraturan Perundang-undangan yang berlaku serta petunjuk pemandu/petugas lapangan.
  • Memberikan dukungan, bantuan dan partisipasi untuk ikut mengamankan dan melestarikan kawasan.
  • Membayar sesuai biaya dan tarif yang berlaku.
  • Mematuhi larangan antara lain:
    • Membawa senjata api/angin/bius/tajam, binatang peliharaan, benih tanaman, bahan kimia, minuman keras dan obat-obatan terlarang.
    • Memetik gitar, menggunakan alat musik, menghidupkan alat yang dapat mengganggu satwa liar.
    • Melakukan tindakan yang dapat merusak keutuhan kawasan baik terhadap tumbuhan maupun satwa.
    • Berburu, menangkap, membawa dan memiliki satwa atau bagian-bagiannya, baik dalam keadaan hidup maupun mati, kecuali untuk tujuan penelitian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
    • Melukai atau membunuh satwa , kecuali satwa tersebut membahayakan keselamatan pengunjung sesuai ketentuan berlaku.
    • Mengambil, merusak, membawa dan memiliki telur atau sarang satwa, kecuali untuk tujuan penelitian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
    • Menebang, memotong, mengambil dan memiliki tumbuhan dan bagian-bagiannya dalam keadaan hidup/mati, kecuali untuk tujuan penelitian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
    • Membuang sampah dan bahan-bahan lainnya yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, kecuali pada tempat yang telah diperhitungkan.
    • Melakukan kunjungan di luar lokasi yang telah ditentukan.
    • Melakukan vandalisme pada tumbuhan, batu, bangunan dan lain-lain.
    • Menyalakan api yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran, kecuali pada tempat-tempat yang telah ditentukan.
Halaman 2 dari 3


Simak Video "Menikmati Menu Unik di Tsavo Lion dan Makan Sambil Dikelilingi Harimau di Bali "
[Gambas:Video 20detik]
(auh/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads