Api Tak Kunjung Padam, Fenomena Abadi yang Memikat di Pamekasan

Api Tak Kunjung Padam, Fenomena Abadi yang Memikat di Pamekasan

Eka Fitria Lusiana - detikJatim
Minggu, 02 Nov 2025 22:30 WIB
Api Tak Kunjung Padam di Desa Larangan Tokol Pamekasan.
Api Tak Kunjung Padam di Desa Larangan Tokol Pamekasan. Foto: Kemenparekraf
Pamekasan -

Di tengah hamparan sawah dan pedesaan Pamekasan, terdapat sebuah fenomena alam yang jarang ditemui di tempat lain, yaitu api yang terus menyala tanpa henti. Destinasi ini bukan sekadar wisata biasa, tapi menghadirkan pengalaman memikat yang menggabungkan keindahan alam, legenda lokal, dan keunikan geologi.

Bagi wisatawan, Api Tak Kunjung Padam bukan hanya soal melihat nyala api. Tempat ini menawarkan sensasi tersendiri saat sore atau malam hari, ketika cahaya api menari di tengah kegelapan, dipadu udara khas pedesaan Madura.

Asal-usul Api Tak Kunjung Padam

Mengutip dari Perpustakaan Digital Budaya Indonesia, wisata Api Tak Kunjung Padam bermula dari Hadagi, seorang pemuda yang sedang mempelajari ajaran Islam. Ia kemudian menyebarkan ilmu tersebut di Desa Larangan Tokol. Karena kepandaiannya, warga sekitar memberinya julukan "Ki Moko".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suatu hari, Ki Moko ingin menikahi seorang putri dari Palembang dengan mahar mata ikan yang diperolehnya dari sungai timur. Ikan tersebut adalah lele, yang dalam bahasa Madura disebut juko' ketteng.

Ia mempersembahkan mata ikan itu kepada sang putri, dan keajaiban pun terjadi, mata ikan itu berubah menjadi mutiara. Pesta pernikahan digelar tepat di bawah pohon Palembang.

ADVERTISEMENT

Saat acara berlangsung, karena keadaan gelap, Ki Moko menancapkan tongkatnya ke tanah. Ajaibnya, dari titik tancapan tongkat itu muncul api yang hingga kini tidak pernah padam, sehingga dikenal sebagai Api Tak Kunjung Padam.

Api ini disebut abadi karena tidak pernah benar-benar padam. Saat hujan deras, api bisa mati sesaat, tetapi akan menyala kembali begitu hujan berhenti. Fenomena ini ternyata terjadi karena tanah di kawasan itu mengandung belerang yang bereaksi dengan oksigen, sehingga membentuk nyala api terus-menerus.

Selain titik api utama, kawasan Api Tak Kunjung Padam juga memiliki dua lokasi api unik yang dikenal dengan sebutan Apoy Lake (api laki-laki) dan Apoy Bine (api wanita).

Dahulu, di kawasan ini juga terdapat sumber air belerang yang dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit kulit, meski sekarang sudah tidak bisa dimanfaatkan karena pipanya mengalami gangguan.

Lokasi dan Akses Menuju Lokasi

Api Tak Kunjung Padam berada di Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, sebuah fenomena alam yang menarik wisatawan karena api yang terus menyala di permukaan tanah.

Lokasinya cukup dekat dari pusat kota Pamekasan, sekitar 3-4 kilometer atau sekitar 15 menit berkendara, sehingga mudah dijangkau baik menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi lokal.

Jika berangkat dari Alun-alun Pamekasan, rutenya cukup sederhana. Dari alun-alun, ambil arah selatan menyusuri Jl Panglima Sudirman, kemudian lanjut ke Jl Talang Siring atau Jl Trunojoyo.

Ikuti jalan raya sampai mencapai persimpangan menuju Jl Wisata Api Tak Kunjung Padam, di mana lokasi objek wisata berada di sisi kanan jalan. Selama perjalanan, jalan umumnya sudah beraspal dan bisa dilalui mobil maupun motor.

Akses menuju lokasi cukup fleksibel. Kendaraan pribadi, sepeda motor, maupun angkutan lokal bisa sampai area parkir, yang tersedia di dekat lokasi. Fenomena api ini paling menarik saat sore atau malam hari, karena warna api yang menyala lebih kontras.

Pengunjung dianjurkan tetap menjaga jarak dari titik api, mengikuti arahan pengelola, dan berhati-hati terhadap gas belerang yang muncul dari tanah. Api Tak Kunjung Padam menjadi destinasi yang pas untuk wisata alam unik, sekaligus pengalaman edukatif tentang fenomena geologi di Madura.

Harga Tiket dan Jam Operasional

Harga tiket masuk Api Tak Kunjung Padam di Pamekasan tergolong sangat terjangkau, yaitu 5.000 per orang. Pengunjung juga dikenakan tarif parkir Rp 2.000 untuk kendaraan roda dua dan Rp 5.000 untuk kendaraan roda empat.

Lokasi wisata ini buka 24 jam, sehingga pengunjung dapat datang kapan saja. Namun, agar pengalaman lebih memukau, disarankan berkunjung pada malam hari, saat nyala api terlihat lebih jelas dan memberikan pemandangan yang menakjubkan.

Keunikan Wisata Api Tak Kunjung Padam

Mengutip dari jurnal "Kajian Etnofisika Kearifan Lokal Api Tak Kunjung Padam di Kabupaten Pamekasan", keunikan wisata ini terletak pada sumber api yang terus menyala dari belerang. Fenoma ini terjadi disebabkan adanya interaksi antara belerang dengan udara yang mengandung oksigen.

Bau khas belerang sering kali tercium di sekitar area wisata. Destinasi ini menawarkan berbagai pengalaman unik bagi pengunjung yang ingin melihat langsung api yang terus menyala.

Penting untuk memperhatikan dan mengikuti aturan keselamatan yang ditetapkan oleh pihak wisata serta memperhatikan intruksi dan peringatan yang ada. sebab, gas belerang dapat berbahaya bagi kesehatan apabila terpapar dalam jumlah yang cukup tinggi.

Selain menyaksikan keajaiban Api Tak Kunjung Padam, wisatawan juga bisa memanjakan lidah dengan oleh-oleh khas Pulau Madura. Beberapa di antaranya adalah keripik tette yang renyah, rujak Madura dengan rasa segar dan pedas, serta rengginang khas Madura yang gurih dan cocok dijadikan camilan perjalanan.

Artikel ini ditulis Eka Fitria Lusiana, peserta magang PRIMA Kemenag di detikcom.




(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads