Hutan Mangrove Pancer Cengkrong di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, merupakan salah satu destinasi wisata alam yang memadukan keindahan ekosistem pesisir dengan nilai edukatif tinggi. Kawasan ini menyajikan pemandangan hutan bakau yang rimbun, jalur jembatan kayu eksotis, serta panorama laut yang menenangkan.
Bagi wisatawan yang ingin berlibur sambil belajar mengenai pentingnya menjaga kelestarian alam, Hutan Mangrove Pancer Cengkrong menjadi pilihan tepat. Suasana hijau, udara segar, dan suara burung di antara pepohonan mangrove menghadirkan pengalaman wisata yang damai dan menyegarkan.
Dikelola Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas), kawasan hutan mangrove seluas sekitar 87 hektare ini berada di Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Letaknya hanya sekitar 500 meter dari pesisir Pantai Cengkrong,dan berhadapan langsung dengan Teluk Prigi yang mengarah ke Samudera Hindia. Berkat posisi geografisnya,tempat ini memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa, menjadikannya salah satu cagar alam penting di pesisir selatan Jawa Timur.
Lokasi dan Jam Operasional
Hutan Mangrove Pancer Cengkrong yang terletak di Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, merupakan destinasi wisata alam yang menarik untuk dikunjungi.
Berjarak sekitar 4 kilometer dari Pantai Prigi, kawasan ini menawarkan panorama hijau yang menyejukkan sekaligus menjadi sarana edukasi tentang pentingnya ekosistem mangrove.
Objek wisata ini buka setiap hari mulai pukul 06.00 hingga 17.00 WIB. Akses menuju lokasi pun terbilang mudah karena jalan sudah beraspal dan dilengkapi dengan petunjuk arah yang memudahkan wisatawan mencapai kawasan hutan mangrove.
- Alamat: Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur (sekitar 4 km dari Pantai Prigi)
- Jam Buka: Setiap hari, pukul 06.00-17.00 WIB
Keanekaragaman dan Daya Tarik Hutan Mangrove
Hutan Mangrove Pancer Cengkrong memiliki lebih dari 25 jenis tanaman bakau, di antaranya Sonneratia alba, Rhizophora apiculata, dan Avicennia alba. Ekosistemnya juga menjadi rumah bagi sekitar 80 jenis ikan, 30 jenis udang, serta 50 jenis burung yang menjadikan kawasan ini sebagai tempat berkembang biak dan berlindung.
![]() |
Salah satu daya tarik utama Hutan Mangrove Pancer Cengkrong adalah Jembatan Galau, jembatan kayu sepanjang 100 meter di atas rimbunnya hutan mangrove. Nama uniknya ternyata bukan berasal dari perasaan, melainkan jenis kayu yang digunakan, yaitu kayu balau, yang dikenal kuat dan tahan lama seperti kayu ulin.
Jembatan ini menjadi spot favorit wisatawan untuk berjalan santai sambil menikmati pemandangan hijau yang menenangkan. Dari atas jembatan, pengunjung juga dapat merasakan semilir angin laut dan keindahan ekosistem mangrove yang terjaga dengan baik, menjadikannya tempat sempurna untuk bersantai maupun berfoto.
![]() |
Di sepanjang jembatan, tersedia beberapa gazebo sederhana yang dapat dimanfaatkan pengunjung untuk beristirahat, menikmati panorama sekitar, atau berswafoto tanpa dikenai biaya tambahan. Suasana tenang berpadu dengan pemandangan hijau membuat area ini terasa begitu nyaman untuk melepas penat.
Tak heran, Hutan Mangrove Pancer Cengkrong kerap dijuluki "Venesia ala Trenggalek", berkat keindahan jalur airnya yang berliku di antara pepohonan bakau serta jembatan kayu yang menambah pesona kawasan wisata ini.
Aktivitas Seru dan Edukatif
![]() |
Selain menikmati panorama alam, pengunjung juga dapat berpartisipasi dalam kegiatan edukasi lingkungan, seperti menanam pohon mangrove sebagai bentuk pelestarian alam.
Kawasan ini kerap dimanfaatkan pelajar dan mahasiswa untuk kegiatan pembelajaran mengenai ekosistem pesisir. Bagi yang ingin pengalaman berbeda, tersedia perahu sewaan di dermaga kecil di tepi Sungai Kalisongo.
![]() |
Wisatawan bisa menyusuri sungai menuju muara yang bermuara langsung ke Pantai Cengkrong. Perjalanan dengan perahu ini memberi pengalaman menakjubkan, dengan pemandangan hutan bakau di kanan kiri, air sungai yang tenang, dan hembusan angin laut yang segar.
Selain itu, pengunjung juga bisa memberi makan burung-burung liar dengan membeli jagung seharga Rp2.000. Aktivitas sederhana ini menjadi kesenangan tersendiri, terutama bagi anak-anak yang ingin berinteraksi langsung dengan alam.
Baik pagi maupun sore hari, kawasan Hutan Mangrove Pancer Cengkrong menyajikan panorama yang menakjubkan. Saat matahari terbit, sinarnya menembus sela-sela pepohonan bakau dan menciptakan nuansa magis yang menenangkan.
Sementara pada sore hari, langit oranye yang berpadu dengan pantulan air laut menciptakan panorama menakjubkan yang sayang untuk dilewatkan. Momen ini menjadi waktu favorit wisatawan untuk mengabadikan keindahan Hutan Mangrove Pancer Cengkrong dalam bidikan kamera.
Dengan keindahan alam yang masih asri, keanekaragaman hayati yang tinggi, serta nilai edukatif yang kuat, kawasan ini layak menjadi destinasi wajib saat berkunjung ke Trenggalek. Tak hanya sebagai tempat rekreasi, Hutan Mangrove Pancer Cengkrong juga menjadi ruang belajar.
(ihc/irb)