Meski Lamongan identik dengan pecel lele dan soto, ternyata kota ini juga menyimpan kekayaan kuliner lain yang tak kalah menggoda. Sejumlah jajanan tradisional Lamongan masih bertahan hingga kini, diwariskan turun-temurun.
Camilan-camilan ini tak hanya menggugah selera, tapi juga menghadirkan cita rasa nostalgia yang lekat dengan kehidupan masyarakat pesisir Jawa Timur. Nah, berikut deretan jajanan tradisional Lamongan yang wajib kamu coba saat berkunjung ke kota ini.
Jajanan Tradisional Lamongan
Selain dua kuliner populernya, Lamongan juga punya beragam jajanan tradisional yang menggugah selera. Perpaduan rasa manis, gurih, dan legit dari bahan-bahan sederhana khas desa menjadikan jajanan ini tak hanya sekadar camilan, tetapi juga bagian dari budaya dan kenangan masa kecil masyarakat Lamongan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Jumbrek
Jumbrek merupakan jajanan tradisonal Lamongan yang mempunyai rasa manis gurih dan tekstur yang lembut. Makanan tradisional ini sudah ada sejak abad ke-15 hingga ke-16.
Dahulu, makanan ini disajikan kepada tamu-tamu penting seperti para wali serta menjadi bagian dari tradisi sedekah bumi sebagai wujud syukur masyarakat Lamongan atas hasil bumi dan keselamatan.
Makanan tradisional berbahan dasar tepung beras ini memiliki cita rasa manis dan tekstur yang lembut. Dibungkus dengan daun siwalan dan dibentuk seperti kerucut panjang.
Salah satu penjual jumbrek yang paling terkenal di Lamongan, yakni Jumbrek Bu Karmini. Berlokasi di daerah Jalan Daendels, Desa Paciran. Berjarak 2,5 km dari sebelah barat Wisata Bahari Lamongan (WBL). Buka setiap hari mulai dari pukul 05.00 hingga 17.00 WIB.
2. Wingko Babat
Wingko menjadi salah satu jajanan tradisional khas Babat, Lamongan. Nama babat sendiri diambil tempat pertama wingko babat dibuat. Mengutip dari dinarpustaka.lamongankab, asal-usul makanan ini berasal dari Tionghoa. Mereka membawa kuliner ini ketika datang ke Lamongan.
Meski tidak diketahui secara pasti tahun kedatangannya. Namun, kedatangan mereka diyakini dari bukti temuan keramik sepanjang aliran sungai Bengawan Solo hingga menuju Lamongan.
Sementara, menurut sumber lain, orang-orang Tionghoa telah berpusat di kawasan Jalan Raya Babat, yakni tepatnya berada di titik persimpangan Bojonegoro, Jombang, Tuban, dan Surabaya.
Mengutip dari Harian Surya, orang Tionghoa yang menekuni usaha pembuatan wingko bernama Loe Lan Ing, yang tempat usahanya berada di 1 km sebelah barat di pertigaan Babat, atau tepatnya di Jalan Raya Babat, No 198 Lamongan.
Hingga kini, makanan berbahan dasar beras ketan itu bisa ditemui di terminal bus, stasiun, dan toko oleh-oleh Lamongan. varian rasanya juga beragam, mulai dari cokelat, keju, durian, nangka, dan kopi.
3. Marning
Marning adalah makanan tradisional Lamongan yang berbahan dasar jagung yang dikeringkan. Makanan ini menjadi cemilan renyah yang cocok dilidah semua orang. Jajanan ini dapat ditemui di pusat oleh-oleh khas Lamongan. Harganya yang terjangkau, membuat pembeli sering memburu jajanan kuliner ini.
4. Jenang Rochis
Jenang rochis menjadi salah satu makanan khas Lamongan. Berbahan dasar santan, garam, dan gula pasir menjadikan jajanan ini memiliki cita rasa manis dan gurih. Dengan taburan wijen yang melimpah, membuat jajanan ini banyak dilirik pembeli. Jajanan tradisional ini banyak dikembangkan di daerah Paciran, Lamongan.
5. Keripik Sunduk
Keripik sunduk merupakan keripik yang terbuat dari ikan sunduk. Ikan ini adalah hasil laut yang melimpah di Lamongan. jenis ikan yang kecil dan lebih banyak tulang menjadikan ikan ini lebih cocok menjadi keripik.
Cita rasanya dikenal mirip ikan tenggiri. Jajanan ini lebih mudah ditemui di kawasan perairan Paciran Lamongan atau di pasar tradisional di Paciran. Harganya sendiri dibanderol mulai dari Rp 20.000
6. Dawet Siwalan
Dawet siwalan menjadi jajanan khas Paciran. Jajanan ini terbuat dari bahan dasar gula siwalan dan isi buah siwalan. Buah siwalan sendiri banyak ditemui di Kecamatan Pasiran Lamongan. Buah ini telah dikenal 1937 di zaman Belanda. Daunnya dulu dipakai sebagai media menulis.
Salah satu rekomendasi dawet siwalan yang terkenal di Lamongan, yakni milik Bu Illayati. Ciri khas yang membedakan dawet siwalan Bu Illayati dengan dawet siwalan lainnya terletak pada gula yang dipakai.
Gula Bu Illayati menggunakan jenis gula siwalan yang dinilai lebih enak. Es dawet ini dapat ditemui di daerah Paciran, dengan harga berkisar Rp 5000 per gelas. Mulai buka dari pukul 09.00-15.00 WIB.
Artikel ini ditulis Eka Fitria Lusiana, peserta magang PRIMA Kemenag di detikcom.
(auh/irb)