Gili Iyang, Pulau Kaya Oksigen di Sumenep dengan Sejuta Fakta Menarik

Gili Iyang, Pulau Kaya Oksigen di Sumenep dengan Sejuta Fakta Menarik

Mira Rachmalia - detikJatim
Selasa, 30 Sep 2025 11:00 WIB
Gili Iyang Nelayan
Gili Iyang Foto: Andhika Lingga Putera
Surabaya -

Pulau Madura memiliki destinasi wisata unik yang semakin populer, yaitu Pulau Gili Iyang. Pulau kecil yang berada di Kabupaten Sumenep ini dijuluki sebagai "Pulau Oksigen" karena kadar oksigennya yang jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata daerah lain di Indonesia.

Tak heran, Gili Iyang sering dikunjungi wisatawan yang mencari suasana tenang, sekaligus udara sehat untuk menunjang kebugaran tubuh. Selain itu, Gili Iyang juga memiliki daya tarik lain yang membuatnya semakin istimewa. Apa saja itu?

Fakta Menarik Gili Iyang Sumenep

Pulau ini dikenal dengan penduduknya yang berumur panjang, bahkan sebagian di antaranya ada yang mencapai usia lebih dari 100 tahun. Keindahan pantai, gua alami, hingga batuan purba juga menjadi magnet wisata yang tidak boleh dilewatkan. Mari mengenal lebih dekat fakta menarik tentang Gili Iyang berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Kadar Oksigen Gili Iyang

Penelitian yang dilakukan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) pada tahun 2005 mencatat bahwa kadar oksigen di Gili Iyang mencapai 20,9% pada siang hari, dan lebih dari 21% pada malam hari.

Angka ini jauh di atas rata-rata kadar oksigen di daerah lain yang berkisar 18-19%. Tidak heran jika pulau ini sering disebut sebagai destinasi wisata kesehatan, terutama bagi penderita penyakit pernapasan atau mereka yang ingin merasakan udara segar alami.

ADVERTISEMENT

Dengan luas sekitar 9,15 kilometer persegi, Gili Iyang dihuni sekitar 7.000 jiwa yang sebagian besar bermukim di dua desa, yakni Bancamara dan Banraas. Suasana kehidupan di sini masih sangat asri, jauh dari polusi, dan erat dengan kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun.

Iyang Wisata OksigenPenduduk di Gili Iyang Foto: Andhika Lingga Putera

2. Penduduk Gili Iyang Berumur Panjang

Mengutip Instagram Jatimpemprov, salah satu hal yang membuat Gili Iyang menarik perhatian adalah banyaknya penduduk berusia lanjut yang masih sehat dan aktif. Ada banyak fakto penyebabnya.

Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) bekerja sama dengan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) menyebutkan faktor penyebab umur panjang penduduk Gili Iyang meliputi:

  • Kualitas udara dengan oksigen tinggi.
  • Pola hidup sehat dengan aktivitas fisik rutin dan konsumsi makanan bergizi.
  • Lingkungan bersih serta jauh dari polusi.
  • Kehidupan sosial yang harmonis sehingga mental masyarakat lebih stabil.

Di pulau ini, tercatat ada 42 lansia berusia di atas 70 tahun, dengan delapan orang di antaranya sudah melewati usia 100 tahun. Data ini menjadi bukti nyata gaya hidup sederhana berpadu dengan kualitas udara yang baik memberikan dampak luar biasa pada kesehatan masyarakat.

3. Statistik Usia Penduduk Lansia Gili Iyang

Keunikan Gili Iyang tak hanya terletak pada kadar oksigennya yang tinggi, tetapi pada catatan usia penduduknya. Dari data yang dihimpun, terdapat 42 lansia yang masih bertahan hidup dengan usia rata-rata di atas 80 tahun, bahkan beberapa di antaranya mencapai lebih dari satu abad.

  • 5 orang berusia 78-79 tahun.
  • 12 orang berusia 88-89 tahun.
  • 17 orang berusia 98-99 tahun.
  • 8 orang berusia di atas 100 tahun.

Fenomena ini membuat Gili Iyang dijuluki sebagai "Pulau Panjang Umur". Tidak hanya menarik perhatian wisatawan, tetapi juga menjadi lokasi penelitian para ahli kesehatan dan lingkungan.

Daya Tarik Wisata di Gili Iyang

Selain kaya oksigen dan cerita panjang umur penduduknya, Gili Iyang juga menawarkan destinasi wisata yang sayang untuk dilewatkan pengunjung. Beberapa di antaranya sebagai berikut.

1. Teluk Kalompang

Objek Wisata di Gili IyangTeluk Kalompang, Salah Satu Objek Wisata di Gili Iyang Foto: Jadesta Kemenparekraf

Teluk ini menyuguhkan panorama laut biru dengan air yang jernih. Keindahannya cocok dinikmati sambil berperahu atau sekadar duduk santai di tepi pantai.

2. Goa Mahakarya

Objek Wisata di Gili IyangGoa Mahakarya Objek Wisata di Gili Iyang Foto: Jadesta Kemenparekraf

Goa Mahakarya menyuguhkan pesona alam bawah tanah yang menakjubkan. Di dalamnya, pengunjung bisa melihat stalaktit dan stalagmit dengan bentuk unik, termasuk batu alir dan batu bercahaya yang terbentuk dari proses endapan mineral selama jutaan hingga miliaran tahun.

Keindahan alami ini membuat suasana gua terasa magis dan penuh daya tarik. Secara geografis, Goa Maha Karya terletak di Desa Banraas, Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep, tepatnya sekitar 3 km dari tepi Pantai Gili Iyang di bagian timur Pulau Madura.

Dengan luas sekitar 800 meter persegi, gua ini memiliki tujuh ruangan yang bisa dijelajahi, masing-masing menawarkan pengalaman berbeda bagi para pengunjung yang suka berpetualang.

3. Pantai Ropet

Objek Wisata di Gili IyangPantai Ropet, Objek Wisata di Gili Iyang Foto: Jadesta Kemenparekraf

Pantai Ropet menjadi salah satu daya tarik utama di Gili Iyang dengan ciri khas batu karang yang melengkung ke dalam menyerupai teluk alami. Pemandangan ini memberikan kesan eksotis sekaligus menenangkan bagi siapa pun yang berkunjung.

Pantai ini juga dikelilingi tebing-tebing tinggi yang berpadu dengan air laut jernih. Saking beningnya, wisatawan bisa melihat terumbu karang di bawah permukaan laut dengan mata telanjang.

Selain bermain air, pengunjung bisa duduk santai di gazebo yang tersedia di sepanjang pantai. Dari sini, panorama lautan luas dan garis pantai yang bisa dinikmati dengan lebih leluasa. Menurut ulasan wisatawan, Pantai Ropet bahkan disebut sebagai salah satu spot terbaik untuk menyaksikan matahari terbit di Gili Iyang.

4. Batu Cangga

Salah satu lokasi wisata populer di Gili Iyang SumenepBatu Cangga, lokasi wisata populer di Gili Iyang Sumenep Foto: Indonesia.go.id

Batu Cangga adalah objek wisata alam unik yang berada di bawah bukit karst di utara Gili Iyang, Desa Bancamara. Lokasi ini menawarkan pemandangan tebing menawan yang langsung menghadap ke Laut Jawa.

Untuk mencapainya, pengunjung harus melewati jalur menantang dengan titian bambu sederhana sepanjang 30 meter, cukup curam dan licin saat musim hujan, sehingga perjalanan menuju Batu Cangga menjadi pengalaman tersendiri bagi pecinta petualangan.

Sesampainya di lokasi, pengunjung akan disuguhi panorama spektakuler. Dari tebing setinggi lebih dari 100 meter, suara deburan ombak terdengar jelas, berpadu dengan hembusan angin laut yang kencang.

Batu Cangga juga membentuk rongga alami menyerupai lorong sepanjang 200 meter dengan dinding melengkung mirip gulungan ombak, serta pilar batu besar yang seakan menyangga bagian dalam gua, menambah kesan dramatis pada tempat ini.

Secara geologis, Batu Cangga diduga terbentuk dari letusan gunung purba bawah laut sekitar 50 juta tahun lalu, disusul abrasi laut yang terus terjadi hingga kini. Inilah yang membentuk susunan batuan andesit, tufa, dan breksi. Bagi wisatawan disarankan memakai alas kaki bersol karet dan membawa perbekalan sendiri.




(ihc/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads