Gunung Semeru, dengan puncaknya yang dikenal sebagai Mahameru, adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa sekaligus salah satu destinasi pendakian paling populer di Indonesia. Keindahan panorama alam, padang rumput luas, dan pesona danau Ranu Kumbolo menjadikannya impian banyak pendaki.
Jalur pendakian paling populer menuju Semeru adalah melalui Desa Ranu Pani, sebuah desa kecil yang berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Jalur ini dianggap paling aman dan terkelola dengan baik karena sudah dilengkapi pos pemeriksaan resmi dan fasilitas pendukung. Selain itu, sepanjang perjalanan, pendaki akan disuguhi pemandangan yang menakjubkan mulai dari perbukitan hijau, danau alami, hingga sunrise di Mahameru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mencapai Ranu Pani, biasanya pendaki terlebih dahulu memulai perjalanan dari Pasar Tumpang, Malang, sebelum melanjutkan ke titik pendakian.
Berikut rute lengkap pendakian Semeru melalui Pasar Tumpang dan Ranu Pani.
Rute Pendakian Gunung Semeru
Perjalanan pendakian biasanya dimulai dari Pasar Tumpang, Malang. Lokasi ini menjadi titik berkumpul karena menyediakan berbagai fasilitas penting bagi pendaki. Di sini tersedia jeep yang bisa disewa untuk menuju Ranu Pani, toko perlengkapan outdoor, hingga tempat penyewaan tenda, kompor, dan peralatan mendaki lainnya.
Pendaki juga bisa membeli logistik seperti bahan makanan dan gas. Selain itu, di sekitar Pasar Tumpang terdapat klinik tempat membuat Surat Keterangan Sehat yang wajib dilampirkan saat registrasi pendakian. Biayanya cukup terjangkau, sekitar Rp10.000 - Rp15.000.
1. Pasar Tumpang - Ranu Pani
Perjalanan dari Tumpang ke Ranu Pani memakan waktu sekitar 2-3 jam dengan jalur berkelok dan naik-turun. Selama perjalanan menggunakan jeep, pendaki akan melewati sejumlah spot menarik seperti Coban Pelangi, Bukit Teletubbies, dan hamparan perkebunan hijau di lereng pegunungan.
Kini akses jalan menuju Ranu Pani sudah beraspal, sehingga perjalanan terasa lebih nyaman. Ranu Pani sendiri adalah desa terakhir sebelum pendakian dimulai dan sering disebut sebagai "gerbang Semeru."
2. Registrasi dan Briefing di Ranu Pani
![]() |
Setibanya di Ranu Pani, ketua rombongan wajib melapor ke pos registrasi untuk menyerahkan dokumen, seperti fotokopi KTP, bukti pembayaran, dan surat keterangan sehat. Dari proses ini pendaki akan mendapatkan SIMAKSI (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi) yang harus dijaga hingga pendakian selesai.
Selanjutnya, para pendaki akan mengikuti briefing singkat dari relawan TNBTS mengenai aturan pendakian, risiko jalur, dan hal-hal penting lain yang harus diperhatikan. Ranu Pani juga menjadi pos terakhir untuk melengkapi logistik karena terdapat warung makan dan toko perlengkapan outdoor.
3. Ranu Pani - Ranu Kumbolo
![]() |
Pendakian dimulai dari Ranu Pani menuju Pos 1 yang dapat ditempuh dalam 1 jam melewati jalur batu yang cukup rapih. Dari Pos 1 ke Pos 2 jaraknya sekitar 45 menit dengan jalur tanah yang masih relatif landai.
Setiap pos memiliki shelter untuk beristirahat, bahkan ada penjual makanan ringan seperti gorengan dan semangka. Dari Pos 2 menuju Pos 3, jalur sedikit lebih panjang dan menantang dengan pepohonan rapat di sisi kanan-kiri.
Pos 3 sering menjadi tempat favorit karena dari sini pendaki bisa menikmati pemandangan awan yang menghampar luas. Setelah itu, jalur menuju Pos 4 penuh dengan tanjakan curam, tetapi lelah akan terbayar saat keindahan Ranu Kumbolo mulai terlihat di kejauhan.
4. Beristirahat di Ranu Kumbolo
![]() |
Ranu Kumbolo merupakan salah satu destinasi alam paling populer di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Terletak di jalur pendakian menuju puncak Gunung Semeru, danau seluas Β±15 hektare ini berada di ketinggian 2.450 meter di atas permukaan laut dan menjadi lokasi peristirahatan favorit para pendaki.
Airnya yang jernih berwarna hijau kebiruan berpadu indah dengan hamparan langit biru di siang hari, menciptakan panorama yang menenangkan. Saat malam tiba, pesonanya semakin memukau dengan langit bertabur bintang, menghadirkan pengalaman berkemah yang romantis sekaligus tak terlupakan.
Suhu udara di kawasan ini juga sangat dingin, bahkan dapat turun hingga -4Β°C pada malam hari, menjadikan Ranu Kumbolo sebagai salah satu titik terdingin di kawasan TNBTS.
5. Ranu Kumbolo - Cemoro Kandang
![]() |
Dari Ranu Kumbolo, perjalanan berlanjut menuju Cemoro Kandang dengan melewati dua spot ikonik, yakni Tanjakan Cinta dan Oro-oro Ombo. Tanjakan Cinta adalah jalur curam yang letaknya tepat di belakang Ranu Kumbolo.
Jalur ini cukup menantang, namun rasa lelah akan terbayar setelah sampai di atas, karena pemandangan Oro-oro Ombo sudah menanti.
![]() |
Oro-oro Ombo sendiri merupakan padang luas yang ditumbuhi rumput, pepohonan, serta tanaman Verbena brasiliensis yang berwarna ungu cantik namun beracun. Ada dua pilihan jalur untuk melewatinya: turun langsung ke bawah dan berjalan di antara tanaman Verbena, atau mengambil jalur memutar untuk menikmati pemandangan dari atas.
Keduanya akan bertemu di titik yang sama, yaitu Cemoro Kandang. Di lokasi ini terdapat papan informasi mengenai ketinggian dan jarak yang masih harus ditempuh menuju Kalimati, sehingga menjadi titik orientasi penting bagi pendaki.
6. Cemoro Kandang - Jambangan
Setelah melewati padang terbuka, jalur dari Cemoro Kandang menuju Jambangan kembali didominasi hutan dengan pepohonan tinggi dan rapat. Trek ini cenderung menanjak dan cukup menguras tenaga, sehingga banyak pendaki yang berhenti sejenak untuk beristirahat. Meski demikian, kelelahan tersebut akan terbayar begitu tiba di Jambangan.
Jambangan adalah salah satu pos favorit pendaki karena dari sini pemandangan Puncak Semeru mulai terlihat jelas. Sering kali kawah Jonggring Saloko mengeluarkan asap yang membuat suasana semakin dramatis. Momen inilah yang biasanya kembali membangkitkan semangat pendaki, sebab Kalimati-tempat perkemahan berikutnya-sudah semakin dekat.
7. Jambangan Menuju Kalimati
Dilansir situs daily voyagers, perjalanan dari Jambangan menuju Kalimati tergolong cukup menyenangkan karena jalurnya relatif landai dan menurun, sehingga tidak terlalu menguras tenaga. Sepanjang jalur, pendaki akan melewati Shelter Porter yang biasanya menjadi lokasi strategis untuk beristirahat dan mendirikan tenda. Di Kalimati terdapat tanah lapang luas yang sering dijadikan tempat bermalam sebelum melanjutkan perjalanan ke puncak.
Namun, berbeda dengan Ranu Kumbolo yang memiliki sumber air dekat, di Kalimati para pendaki harus menempuh perjalanan sekitar 30 menit menuju Sumber Mani untuk mengambil air. Pengambilan air disarankan hanya sampai pukul 18.00 WIB, sebab area ini juga menjadi sumber minum bagi satwa liar, termasuk macan tutul.
Kalimati tetap menjadi titik penting untuk memulihkan tenaga karena pendakian menuju Mahameru biasanya dimulai sekitar pukul 01.00 dini hari. Waktu istirahat yang cukup di Kalimati akan sangat membantu, mengingat perjalanan menuju puncak memakan waktu sekitar 6-7 jam dengan medan yang lebih berat.
8. Kalimati Menuju Mahameru
![]() |
Masih dirangkum dari situs yangs sama sebelum meninggalkan Kalimati, pastikan kondisi tubuh benar-benar siap. Isi perut secukupnya, kenakan jaket tebal, celana panjang, sarung tangan, gaiter, serta buff untuk melindungi wajah dari debu dan pasir. Setiap pendaki juga diwajibkan membawa minimal 1,5 liter air minum untuk diri sendiri agar tidak merepotkan anggota tim lainnya, mengingat kecepatan mendaki tiap orang berbeda.
Dari Kalimati menuju Kelik, yang merupakan batas vegetasi, perjalanan memakan waktu sekitar dua jam. Setelah melewati Kelik, jalur berubah menjadi pasir dan berbatu dengan kemiringan mencapai 60Β°. Pada titik ini, pendaki tidak lagi terlindungi pepohonan sehingga angin dingin terasa lebih menusuk.
Karakter jalur berpasir membuat pendakian semakin menantang, karena setiap tiga langkah ke atas biasanya diikuti dengan satu langkah turun. Untuk itu, pendaki disarankan menggunakan metode zig-zag agar lebih stabil. Trekking pole juga menjadi perlengkapan wajib karena tidak ada lagi akar atau batang pohon untuk dijadikan pegangan, sementara batu besar yang tampak kokoh bisa saja longsor jika dijadikan tumpuan. Risiko batu jatuh ini sangat berbahaya bagi pendaki di bawah, dan sudah menimbulkan banyak kasus kecelakaan fatal. Selain itu, rasa lelah sering membuat pendaki merasa jalur "tak kunjung sampai", sehingga penting untuk tidak beristirahat terlalu lama, apalagi sampai tertidur, karena bisa membahayakan diri sendiri saat ada peringatan dari pendaki lain di atas. Perlu dicatat, batas aman yang dijamin asuransi pendakian hanya sampai Kalimati. Jika memutuskan untuk melanjutkan ke Mahameru, maka semua risiko, termasuk keselamatan, menjadi tanggung jawab pribadi pendaki.
Demikian detikers rute menuju puncak semeru. Semoga informasi ini membuat detikers lebih siap sebelum berangkat menuju puncak tertinggi di Pulau Jawa.
(ihc/ihc)