Masjid An Nahdla berdiri di Desa Sumberjo, Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro, berdiri di atas lahan 2,9 hektare. Masjid yang akan dijadikan ikon baru dan wisata religi di kawasan barat Bojonegoro, perbatasan Ngawi, ini, baru dibuka 27 Desember 2024.
Meski belum diresmikan, namun masjid berlantai marmer yang berkonsep Jawa dan Timur Tengah ini, sudah didatangi ribuan umat muslim. Masjid ini masih digunakan salat 5 waktu usai dibuka.
Pantauan detikJatim, membeludaknya masyarakat untuk berkunjung dan salat terlihat hingga malam hari. Mereka juga menikmati kemewahan bangunan masjid tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka yang datang, tampak selalu menikmati setiap sudut ruang bangunan yang dikemas secara apik Dinas Cipta Karya Pemkab Bojonegoro. Setiap ornamen dalam bangunan masjid ini semua mempunyai makna arti dan filosofi.
![]() |
"Bangunan yang ada di komplek masjid ini semua memiliki makna dan filosofinya. Jadi semua sesuai dengan konsep yang telah direncanakan," jelas Kabid Tata Bangunan Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Cipta Karya Bojonegoro Beny Kurniawan saat dikonfirmasi detikJatim, Jumat (3/1/2025).
Dia menjelaskan masjid ini diilhami dari bintang dan bulan sabit yang sudah melekat dalam nafas yang kental dalam keislaman. Selain itu perpaduan garis lengkung karakter bulan berpadu dengan garis zig-zag dari karakter bintang sehingga menimbulkan suatu gerak dinamis dan terkesan berani.
Diiringi aliran dan gemricik air serta perpaduan taman yang anggun, membuat kesempurnaan konsep Masjid Wisata Religi Bojonegoro.
"Karena masjid ini dibuat di Bojonegoro maka timbul warna masjid perpaduan dilebur klasik timur tengah dengan klasik Jawa yaitu Aljaferia Andalusia & Gebyok Jawa. Menjadi warna dan corak tersendiri ditambah lagi bentuk yang unik, Masjid ini bulat dan ini jarang orang berani mendesain perpaduan antara bulat dan zig-zag di lokasi yang berbukit dan ekstrem," tambahnya.
Sementara filosofi masjid ini adalah orang-orang terpilih/derajat yang tinggi. Karena itu di ruangan tersebut hanya bisa diisi maximal 99 jemaah, serta pancuran air untuk bersuci/keran wudhu juga dibuat 99 dan ruang parkir di masjid ini-pun dibuat hanya bisa menampung 99 mobil yang bermakna Asmaul Husna.
![]() |
Dan bulan yang bundar, memiliki cahaya lembut yang teduh terkesan merangkul para jemaah yang hadir. Sedangkn gemricik dan semburan air yang ada menandakan sumber kehidupan yang dinamis dan membuat sejuk.
Adapun perpaduan taman membuat kaya akan oxygen dan keindahan secara visual yang alami membuat orang lebih khusyuk dan tidak mengantuk dalam beribadah karna penuhnya oxygen
Masjid ini, jelas dia, dibikin 3 level. Level 1 Iman, level 2 Islam, level 3 lkhsan. Menuju masjid harus melalui 5 kelompok trap. Trap pertama 2, trap kedua 4, yang ketiga 4, yang keempat 3, yang kelima 4. 5 Trap ini menggambarkan 17 rakaat dalam 1 hari. Subuh, zuhur, ashar, magrib dan isya.
Dari halaman selasar menuju masjid utama, ada 9 pancuran air keliling, yang menggambarkan Wali Songo, dikuatkan dengan masjid utama memiliki 9 tiang yang menggambarkan Soko Gahu atau motor Islam utama masuknya ke Jawa yang dibawa 9 wali.
Pintu masuk areal masjid & pintu utama masjid berjumlah 4 menunjukkan mazab yang dianut Ahlusunnah Wal Jamaah 4 mazhab yaitu Syafi'i, Maliki, Hambali, Hanafi. Dikuatkan juga dengan kubah utama yang diapit 4 kubah anak yang menyimpulkan bergabungnya 4 mazhab menjadi 1 walaupun ada perbedaan.
Ada 5 kubah utama di Masjid An Nahdla ini. Yakni menggambarkan rukun Islam. 4 Kubah di masjid utama menggambarkan 4 mazhab. Kubah selasar berjumlah 25 menggambarkan Nabi & Rasul-Nya yang diimani Ahlusunah Wal Jamaah.
Di depan gerbang selasar yang kubahnya dibuat sengaja berbeda yaitu menggambarkan keagungan Nabi Muhammad SAW dari 25 Nabi dan Rasul yang ada.
(dpe/iwd)