Pengamat Pariwisata Desak Inovasi Seiring Naiknya Tiket Masuk Bromo

Pengamat Pariwisata Desak Inovasi Seiring Naiknya Tiket Masuk Bromo

Esti Widiyana - detikJatim
Minggu, 03 Nov 2024 20:50 WIB
Menikmati Sunrise dari Bukit Perahu Bromo
Gunung Bromo (Foto: Denza Perdana/detikJatim)
Surabaya -

Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menentukan tarif baru untuk berwisata ke Gunung Bromo. Penyesuaian tarif ini berlaku mulai 30 Oktober 2024.

Kepala Balai Besar TNBTS Rudijanta Tjahja Nugraha mengatakan, tarif tiket masuk Gunung Bromo diterapkan berbeda untuk wisatawan lokal dan mancanegara. Tiket wisatawan lokal di hari biasa sebesar Rp 54 ribu per orang. Sementara hari libur menjadi Rp 79 ribu per orang.

Sedangkan wisatawan mancanegara, tarifnya ditetapkan sebesar Rp 255 ribu per orang, berlaku untuk hari kerja dan hari libur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Pengamat Pariwisata Ubaya Prita Ayu Kusumawadhany, naiknya tarif tiket masuk juga harus dibarengi dengan inovasi yang dilakukan pemerintah. Selain inovasi juga menjadikan wisatawan lebih berkualitas dalam menjaga wisata alam.

"Wisatawan ini juga perlu melihat inovasi, kebaruan apa yang ditawarkan ke kita, kalau memang kita dibatasi dan perilaku wisatawan difilter, diharapkan mampu punya kesadaran menjaga dan ke arah mau membayar lebih mahal, karena dijaga sedemikian. Inovasi taman Bromo sendiri selalu diinfokan ke masyarakat apa saja peningkatan di sana," kata Prita saat dihubungi detikJatim, Minggu (3/11/2024).

ADVERTISEMENT

Ia berharap, warga lokal yang memiliki jasa naik kuda, kendaraan jeep, kebersihan di Bromo, warung makan, kehijauan, dan lainnya harus terlihat lebih rapi, menarik, tertata dan bisa berdaya saing. Tak hanya untuk wisatawan lokal, tetapi juga mancanegara.

"TNBTS diharapkan menjadi suatu wisatawan diunggulkan di Indonesia dan bisa lebih dikenal di mancanegara. Selama semua inovasi bisa diperlihatkan, maka masyarakat akan lebih memaklumi," jelasnya.

Akan tetapi, bila sudah ada kenaikan tarif namun tidak ada perubahan di Bromo, maka perlu menjadi pertanyaan. Bahkan komplain keras dari wisatawan.

"Tapi kalau gini-gini saja maka perlu komplain keras, ke mana yang kita bayar masuk ke kas negara untuk apa," pungkasnya.




(dpe/fat)


Hide Ads