Ini Alasan Terbangkan Drone dan Video Komersial di Bromo Ditarif Rp 2 Juta

Ini Alasan Terbangkan Drone dan Video Komersial di Bromo Ditarif Rp 2 Juta

Muhammad Aminudin - detikJatim
Sabtu, 02 Nov 2024 20:20 WIB
Menikmati Sunrise dari Bukit Perahu Bromo
Bukit Perahu Bromo (Foto: Denza Perdana)
Malang -

Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) memberlakukan tarif baru, untuk penerbangan drone dan video komersil. Dalam satu hari penerbangan drone di kawasan Gunung Bromo dan sekitarnya dibanderol Rp 2 juta.

Kepala Bagian Tata Usaha Septi Eka Wardhani Balai Besar TNBTS mengatakan penyesuaian tarif diberlakukan merujuk pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 tahun 2024 tentang jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Dan mulai diberlakukan pada 30 Oktober 2024.

Septi menjelaskan Balai Besar TNBTS sebagai instansi dibawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), wajib menjalankan peraturan tersebut. Apalagi sudah hampir selama 10 tahun tarif masuk ke taman nasional tidak pernah dilakukan penyesuaian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sesuai PP 36 Tahun 2024 memang begitu tarifnya. Kami adalah instansi pemerintah yang menjalankan PP tersebut," ujar Septi kepada detikJatim, Sabtu (2/11/2024).

Septi mengungkapkan bahwa pengelolaan wisata di kawasan TNBTS memang bukan bertujuan menjaring wisatawan sebanyak-banyaknya.

ADVERTISEMENT

Karena itu, pihaknya tak khawatir adanya penyesuaian tarif masuk beserta penerbangan drone dan video komersil akan mempengaruhi animo kunjungan wisatawan ke Gunung Bromo.

"Pengelolaan wisata di TNBTS memang bukan untuk menjaring wisatawan sebanyak-banyaknya. Namanya taman nasional, kawasan konservasi yang dikelola dengan prinsip 3P (Perlindungan, Pengawetan dan Pemanfaatan secara lestari)," ungkapnya.

"Jadi kegiatan wisata hanya sebagian dari pengelolaan taman nasional. Itulah makanya jumlah kunjungan per hari dibatasi dengan kuota," sambungnya.

Pembatasan jumlah kunjungan wisatawan ke TNBTS menjadi langkah strategis dalam menjaga kawasan konservasi. Hal itu juga membedakan kawasan taman nasional dengan obyek wisata lainnya.

"Tujuannya agar kawasan konservasi kami ini tetap lestari. Itulah perbedaan kawasan konservasi dengan tempat wisata lain yang memang dikelola untuk kunjungan wisata sebanyak-banyaknya," tegasnya.

Septi menyebut adanya penyesuaian tarif masuk dan penerbangan drone serta video komersil tak mempengaruhi kunjungan wisatawan ke TNBTS.

"Hari ini jumlah kunjungan wisata di kawasan TNBTS sebanyak 2.712 orang. Artinya dengan tarif baru kunjungan wisata juga tetap penuh kuotanya," sebutnya.

Menurut Septi, jumlah wisatawan sebanyak 2.712 orang terdiri dari wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara. Mayoritas wisawatan mengunjungi kawasan Gunung Bromo.

"Jumlah itu termasuk wisatawan nusantara dan mancanegara. Wisata di TNBTS hanya Bromo dan Semeru. Saat ini, Semeru masih ditutup," pungkasnya.




(mua/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads