Galau nyari tempat buat liburan? Destinasi wisata di Pacitan ini bisa menjadi pilihan untuk weekend. Namanya Pantai Ngiroboyo. Lokasinya berada di Desa Sendang, Kecamatan Donorojo, atau bersebelahan dengan Pantai Klayar.
Konsep 'One Stop Tourism' Pantai Ngiroboyo menawarkan kepada wisatawan dapat menikmati dua fasilitas sekaligus. Yaitu wisata pantai sekaligus susur sungai. Asyik kan?
Untuk menuju Pantai Ngiroboyo, ambil rute Jalan Raya Pacitan-Solo via Kecamatan Punung. Persis di pertigaan samping Masjid Besar Punung, ada rambu ke arah Desa Sendang. Setibanya di pertigaan Kaliaren, ambil jalur lurus hingga mendapati baliho di kanan jalan. Media visual itu sekaligus menjadi penunjuk arah menuju Pantai Ngiroboyo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dibutuhkan sedikit kesabaran saat melintasi jalan pedesaan ini. Mungkin sepeda motor tak masalah, namun bagi wisatawan yang membawa mobil musti berjalan pelan, bahkan acap kali harus berbagi jalan dengan yang lain. Jalanan cukup memadai untuk dilintasi kendaraan kecil dan sedang, namun pada sebagian ruas lapisan aspal tampak mengelupas.
"Sebenarnya wisatawan nggak perlu khawatir juga. Terutama yang membawa kendaraan besar, kami sediakan tempat parkir di sekitar Kaliaren. Selanjutnya untuk menuju Ngiroboyo kami siapkan angkutan shuttle," kata Wildan Nur Swi Harmoko, pengelola Desa Wisata Sendang (Dewi Sendang) yang menaungi Pantai Ngiroboyo, Sabtu (12/10/2024).
detikJatim sendiri memilih moda sepeda motor untuk menuju pantai yang juga merupakan muara Sungai Maron tersebut. Waktu tempuh dari Kota Pacitan hanya sekitar 1 jam. Sesampainya di pintu masuk, pemandangan cantik Samudera Indonesia langsung terlihat jelas.
Sebuah pelataran berlapis paving disiapkan untuk mobil pengunjung. Sementara untuk parkir motor berada di sebelah kirinya. Hawa panas khas musim kemarau yang terasa di sepanjang perjalanan seketika berubah sejuk saat memasuki kawasan pantai.
Empasan angin laut berpadu dengan lindungan pohon cemara udang di sepanjang hamparan pasir membuat kerasan berlama-lama di tempat itu. Deretan tanaman keras tersebut juga memiliki fungsi mitigasi bencana, yaitu sebagai sabuk hijau penahan jika terjadi gempa dan tsunami.
Di sisi lain, pengelola Pantai Ngiroboyo juga menyiapkan lapak khusus bagi pedagang makanan dan minuman. Puluhan kios tampak berjajar mulai dari seberang area parkir di sebelah barat hingga ujung timur, dekat pendaratan perahu di muara sungai. Menunya? Tinggal pilih, semua ada. Tentu saja dengan harga bersahabat.
"Senang banget di sini. Nggak terlalu ramai, jadi bisa dapat ketenangan," ucap Nanda, wisatawan asal Boyolali, Jawa Tengah ditemui detikJatim di lokasi.
Nanda yang baru pertama kali datang mengaku terkesima dengan Ngiroboyo. Nanda cukup beruntung. Saat dirinya bersama rombongan tiba, kondisi ombak cukup bersahabat. Mereka pun dapat bermain di bibir pantai sambil sesekali berswafoto.
Sementara biasanya, saat musim gelombang tinggi, wisatawan tidak diperkenankan bermain di dekat perairan karena alasan keselamatan. "Keren deh pokoknya. Nggak rugi jauh-jauh datang ke sini," ujarnya.
Wisatawan lain bernama Dedy memilih duduk santai di tempat ayunan bersama sang istri. Keduanya ngobrol sembari menikmati kelapa muda. Pasutri itu tampak sesekali mengawasi putranya yang bermain air di pinggir muara. Dedy mengakui secara umum fasilitas yang ada sudah cukup baik. Pekerjaan rumah yang tersisa hanyalah akses jalan.
"Sebenarnya worth it juga sih. Kesabaran saat mau masuk ke kawasan langsung terbayarkan begitu menikmati indahnya Ngiroboyo. Tapi, misalnya akses masuknya diperbaiki tentu wisatawan lebih nyaman lagi," harapnya.
Detikers makin penasaran sama Pantai Ngiroboyo kan? Bikin agendamu sekarang juga. Jadilah saksi keindahan secuil bagian surga yang tersembunyi di Kabupaten Pacitan bernama Pantai Ngiroboyo.
Untuk sekali kedatangan wisatawan hanya butuh merogoh kocek Rp 10 ribu per orang. Malah untuk anak-anak usia 6 tahun ke bawah gratis lho. Nah, sebelum pulang ada baiknya menyempatkan diri menikmati sensasi susur sungai.
Pantai Ngiroboyo merupakan muara dari Sungai Maron yang disebut-sebut Amazon-nya Indonesia. Pastinya sayang banget kalau dilewatkan. Pengelola menyiapkan perahu berkapasitas empat orang dengan jarak tempuh 4 kilometer pulang pergi hanya dengan ongkos Rp 100 ribu.
(irb/iwd)